Bab 38. Siapa Dia?

2.7K 349 44
                                    


Hanya  dirimu yang bisa mengakhiri apa yang sudah kamu mulai 

"Kata-kata yang kamu ucapkan masih terus terngiang sampai saat ini" ucap seseorang. Sambil menatap layar laptopnya. "Sudah lama aku memulainya, tapi aku belum sanggup untuk mengakhirinya" Lelaki itu menghela nafas. "Waktu terus berjalan, tapi hatiku terperangkap di masa lalu. Segala upaya telah aku lakukan tapi takdir selalu melawanku, takpernah sedikitpun dia berpihak padaku"

"Masih teringat jelas saat itu, di bawah pohon Sakura. Tempat pertama kita bertemu dan berpisah. Dengan terseyum kamu mematahkan hatiku! Basmalla Nigysta"

***

Suasana Bandara yang ramai semakin riuh dengan terjadinya sebuah insiden. Dua orang lelaki babak belur di hajar Nio. Mereka sedang tak beruntung karena salah memilih mangsa. 

Mereka menggoda dengan agresif istri sang ketua dan teman-temannya.

"Heh! lo masih beruntung gue yang hajar kalau dia yang turun tangan bisa habis!" ucap Nio sambil menunjuk sang Rakha yang berdiri di hadapan mereka dengan tangan bersedekap. Mala yang berada di sampingnya berusaha untuk menahan sang singa agar tak muncul.

"Kalian ga tau apa kita lagi badmood!" cerocos Aden. "udah buru-buru packing, sampai ngebut eh taunya berangkatnya sore!"

"Lo curhat Den?" tanya NAufal.

"Masih dongkol gue! gara-gara itu sempak gue ketinggalan!"

Hahaha

Suara tawa pecah mendengar penuturan anggota Zero yang paling gembul itu. Tak terkecuali dua pria yang baru saja dihajar Nio,

Tak tak

Nio menitak kepala keduanya, "Kenapa kalian ketawa ha? MAu dihajar lagi?" 

Seketika mereka menghentikan tawanya. "Ampun bang!"

"Udah ya Kha! biarin mereka pergi!" Mala mulai merayu suaminya. 

Rakha akhirnya luluh dan meminta Nio melepaskan mereka. 

"Gue sebenarnya malu tau! pergi rombongan bareng mereka!" bisik Adara pada Afan. Sambil menunjuk para naggota Zero dengan matanya. 

"Sama beb!" jawaban Afan diluar dugaan. "Gue juga malu sama temen-temen gue sendiri, terutama dua curut tuh! biang masalah!" (kalian tahu kan siapa yang dimaksud Afan?)

Semua tampak bahagi dengan perjalanan piknik mereka kali ini. Mesi bukan yang pertama. Tapi keindahan Pulau Dewata tak pernah bosan untuk dijadikan obejek wisata. Ada satu orang yang tampak murung dan menghela nafas berkali-kali sambil menatap ke luar jendela.

Andai kamu ada di sini Vi! batin Eby.

Mereka sudah berada di dalam pesawat saat ini. Meski tak menyewa jet pribadi tapi Rakha memesan kursi Vip untuknya dan teman-temannya.

Sedari tadi Rakha tampak diam. Tak seperti biasanya. 

"Sayang! kamu masih marah pada dua orang tadi?' tanya Mala sambil bergelayut manja di lengan sang suami.  Rakha menggeleng.

"Terus kenapa diem aja?" MAla menatap suaminya yang tak menoleh sama sekali. "Apa gara-gara stalker itu?"

"Jangan diingetin lagi sayang!" tangan Rakha terlihat mengepal.

"Tapi kan sudah kamu bereskan Kha, semua foto dan videonya sudah kamu hapus!" jelas Mala. Memang tadi sebelum berangkat ada sebuah kejadian yang membuat dirinya sedikit syock, tapi Rakha sudha membereskannya. Dan itu membuatnya sedikir tenang. Tapi ternyata, di dalam hati, suaminya masih memendam jengkel.

'MALA'ikat Tak BersayapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang