Menghentikan keheningan, Medina menghembuskan nafas kasar saat menyadari ia seolah berada diambang batas kewarasaan,
Pikiran nya terus memutar kembali pertemuan nya dengan Dalton Menzel kemarinPria tua itu memutuskan bahwa, ia akan berhadapan dengan Nathan Menzel, satu-satunya Menzel yang belum pernah ia temui batang hidung nya dimanapun, entah, media, kantor pusat atau apapun itu
Dalton menyembunyikan keturunan nya yang satu itu dengan baik, anak laki-laki yang digadang-gadang akan menapaki tempat Dalton saat pria itu pensiun
Banyak kabar berhembus tentang Nathan Menzel, tapi tidak satupun diketaui kebenaran nya, yang jelas, Dalton menyembunyikan Nathan dengan baik, menghindar dari hiruk piruk gila nya kehidupan bisnis, sehingga para pesaing bisnis nya tidak bisa melakukan ancaman apapun yang dapat melukai pewaris tahta miliknya
Kemudian, ketidaktahuan nya terhadap Nathan Edward Menzel itulah, yang membuat Medina terus-terusan menerka tentang sosok seperti apakah Nathan Menzel, apakah ia sama gila nya dengan Dalton Menzel? she have no idea.
Melirik jam kecil yang berada di atas meja kerjanya, Medina refleks berdiri saat jarum jam tsb menunjukan hampir pukul 10 pagi, ia buru-buru melirik Lift yang berada didepan ruangan Dalton Menzel, itu menunjukan panah kearah atas, artinya seseorang sedang menuju ke kesana
Menelan ludah, Medina mengambil langkah menuju pintu lift, berdiri disana dengan keringat dingin yang berjejer sebesar biji jagung
Apakah, itu Nathan Edward Menzel?
Medina bertanya dalam hati, meremas tangan nya yang berkeringat, gugup setengah mati.
Jika itu adalah Nathan Menzel, maka hari ini akan jadi pertemuan pertama mereka sebelum akhirnya sah menjadi rekan kerja, yang Medina harap, akan solid.
**
Menarik nafas panjang,
Medina bersusah payah memberikan senyum terbaiknya begitu pintu Lift terbuka, ia hampir kehilangan kontrol saat matanya bertemu pandang dengan sepasang bola mata coklat terang yang menatapnya sendu namun juga tajam dari arah dalam LiftItu pria dewasa yang matang, berdiri dengan setelan jas formal berwarna navy, berserta dalaman kemeja putih bersih, ia tidak memakai dasi, dua kancing atasnya dibiarkan terbuka
Rambutnya disisir rapih kebelakang dan ia memelihara rambut-rambut halus disekitar rahang dan dagu.
Pria itu berdiri tenang dengan satu tangan yang ia masukan kedalam saku, tatapan nya meneliti Medina dari ujung kepala hingga ujung kaki, kemudian berhenti kembali pada sepasang mata hijau safir milik MedinaMereka bertatapan persekian detik, hening dan entah mengapa, membuat suasana disekitar mereka menjadi terasa panas.
Medina sejujurnya, tidak percaya Nathan Edward Menzel begitu jauh dari bayangan anak laki-laki yang ia pikirkan
Berdeham, Nathan mengambil langkah keluar dari lift, pria itu berhenti tepat didepan Medina, berjarak satu ruas kaki dari gadis itu "Saya, Nathan Menzel" ucapnya dengan logat kaku yang ketara, jelas, ia tidak terbiasa menggunakan bahasa indonesia
Nathan Menzel membasahi bibir nya, ia menatap Medina "Bisa tolong antar saya ke ruangan, Dalton Menzel?"
KAMU SEDANG MEMBACA
After, you.
Любовные романыLet's meet Nathan Edward Menzel, dont fall for him, or he's gonna fall harder than you ever imagine