F A K T A

285 22 13
                                    

Dokter Sean

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dokter Sean

Meski udah nikah sama Rensta,
dia tetap lanjutin karir nya yang udah membesarkan namanya selama ini
tanpa melupakan kewajibannya menjadi pasangan si Tuan Muda.

Meski udah nikah sama Rensta, dia tetap lanjutin karir nya yang udah membesarkan namanya selama ini tanpa melupakan kewajibannya menjadi pasangan si Tuan Muda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rensta Rehatta

Si jenius keuangan.
Setelah nikahin Dokter Sean sebelum lulus kuliah, akhirnya doi dapat gelar sarjana juga.
Dan kerja di perusahaan Mama Allina sebagai Direktur Keuangan.

Sebenarnya sih nggak kerja juga Rensta duitnya tetep banyak, pewaris tunggal punya.
Tapi tetap aja dia kerja karena harga diri seorang suami adalah bekerja.

INI ADALAH  E N D L E S S  SEASON 2

****************
VOTE


"Maafkan Papa Rensta.."
Sosok laki-laki paruh baya itu tertunduk lesu saat berhadapan dengan putra nya sendiri karena sebuah kesalahan yang tidak di sengaja.

Entah hilang kemana wibawa nya kali ini, karena biasanya dia terkenal dengan seseorang yang memiliki reputasi tinggi dan wajib di hormati.

"Papa punya alasan tersendiri kenapa meninggalkan Mama mu dan juga kamu_"

"Apapun alasannya itu sama sekali tidak bisa dibenarkan, bagaimana bisa anda meninggalkan anak dan istri disaat mereka saja membutuhkan sosok kepala keluarga_

__dan apa anda tau rasanya tumbuh tanpa sosok Ayah?"

Rensta dengan tatapan tajamnya seolah mengintimidasi seseorang yang duduk di depannya ini, hatinya panas luar biasa saat tau rumah nya di datangi oleh laki-laki yang mengaku sebagai Ayah nya.
sempat menghubungi sang Mama dan mengirimi beberapa texs pesan namun nihil, tidak ada balasan apapun dari nya. apa berarti ini semua adalah fakta?

Sean yang sejak tadi duduk di samping Rensta terus mengusap tangannya pelan, berharap suami nya tidak terbawa emosi.

Sebenarnya ada satu cara untuk membuktikan dan meyakinkan suaminya bahwa laki-laki di hadapannya ini benar Ayah nya atau bukan. tapi apa mungkin?

"Papa hanya kecewa dengan pilihan Mama mu saat itu, dia lebih memilih meneruskan karier nya di banding menjadi istri yang baik duduk manis di rumah. bukan malah menjadi artis bahkan menjadi salah satu anggota Mafia berbahaya, dia mencari apa?"

"Apa maksud nya?"

"Tanyakan saja soal ini pada Mama mu, Rensta.. jika saya bukan Ayah mu wanita itu pasti datang dan memaki saya karena sudah melakukan hal konyol, tapi apa sekarang? sejak setelah pernikahan mu selesai dia sama sekali tidak datang kan? itu berarti dia meng-iyakan semua ini"

Laki-laki itu mendekat lalu bersimpuh di hadapan Rensta membuat Sean membulatkan mata nya tidak percaya.
bagaimana bisa orangtua memohon pada anaknya sampai sebegini nya? mengapa tidak melakukan cara lain untuk mencari pengakuan? tes DNA misal nya, tapi Sean tidak berani mengutarakan pendapat karena ini bukan ranah nya untuk berbicara, cukup temani Rensta dan menjadi penguat di setiap saat.

"Saya ini adalah Papa mu, memang saya sangat salah karena terlambat untuk mengakui semua nya_

__Tapi Rensta.. diam-diam saya selalu mengawasi kamu dimanapun kamu melangkah. Papa mohon maafkan kebodohan Papa selama ini, tolong berikan Papa kesempatan untuk membuktikan dan membayar semua waktu karena meninggalkan kamu nak.." Tatapan nya sarat dengan kesedihan karena sejak tadi Rensta hanya diam dan menatap kosong kesudut ruangan.

Sean bisa menebak, jika psikis suami nya pasti terguncang karena mendapat fakta se- besar ini apalagi Mama nya sulit di hubungi menambah keyakinan jika semua yang di beberkan oleh laki-laki ini adalah kebenaran.
meski ada beberapa kejanggalan menurutnya, agak sedikit aneh perihal istri nya yang memilih melanjutkan karir ke artisannya. menurut Sean itu adalah masalah sepele tidak seharusnya sang suami pergi meninggalkan keluarga hingga ber tahun-tahun lama nya.

"Saya butuh waktu"

"Papa akan menunggu selama apapun itu nak.. asalkan kamu masih meng-izinkan Papa untuk selalu mengunjungi kamu"

"Terserah"
Rensta bangkit dengan di bantu Sean yang memegangi lengan nya karena sejak tadi ia terlihat lemas dan beberapa kali memijat keningnya.

Namun rasa terkejutnya tidak selesai sampai di situ, karena hampir saja Rensta ambruk karena melihat Raphael berdiri di belakangnya tengah menggenggam sebuah kado ber-ukuran besar, seperti hadiah pernikahan.

bukan kado ataupun kehadiran nya yang membuat Rensta kaget, tapi outfit Papa dengan Raphael yang terkesan sama dan seperti sepasang.
dengan wajah yang sudah pias Rensta menatap Papa nya meminta sebuah penjelasan, seperti siapa dan apa hubungan kalian?

"Oh.. Rensta kenalkan ini Raphael calon istri Papa_

__Raphael kenalkan ini Rensta putraku dan Sean menantu keluarga kami"

Baik Rensta maupun Sean sama terkejutnya, bahkan kado yang Raphael genggam jatuh begitu saja saat melihat pemuda yang ia cintai selama ini ternyata anak dari calon suaminya.
pikirnya, takdir macam apa ini? kenapa harus Rensta?
dari banyak nya manusia kenapa Rensta yang di takdirkan menjadi anak tirinya?

"Rensta.. kamu pasti nggak asing kan sama Raphael? dia itu Dosen di kampus tempat kamu belajar, sepertinya kalian sering bertemu kan?_

__Setelah kita menjadi keluarga kamu nggak harus repot-repot mencari guru untuk melanjutkan studi mu, tanyakan saja pada Raphael, dia sangat pintar sama seperti kamu"

Sean refleks memegangi Rensta yang langsung terduduk lemas karena kembali di hujani fakta seperti ini, melihat tangan suami nya bergetar membuat Sean menatap khawatir, ia takut kesehatannya kembali drop karena sejak pernikahan mereka berdua Rensta kerap kali sulit tidur dan selalu mengeluh sakit kepala.

"Rensta!_

__kenapa nak? ada apa? kamu sedang sakit?" baik Papa maupun Raphael sama-sama mendekat ketika menyaksikan pemuda putih itu terduduk lemas dengan wajah pucat.

Raphael jadi merasa bersalah karena sudah berani masuk sebelum di perintahkan calon suami nya.
tapi mau bagaimana lagi? ia bosan karena sudah menunggu ber jam-jam di dalam mobil tanpa melakukan apapun. Lagi pula jika Raphael tau kalau ternyata Rensta adalah calon anak tiri nya, ia tidak akan masuk begitu saja bahkan jauh lebih baik pemuda itu tidak tau sama sekali perihal hubungannya dengan sang Papa.

tapi semua nya sudah terjadi, baik dirinya dan Rensta sudah mengetahui fakta yang ada.
justru yang ia pikirkan sekarang adalah bagaimana cara nya menghadapi Rensta dan juga Sean, dia tidak mau jika nantinya dituduh balas dendam dengan menikahi kepala keluarga itu.

"Rensta.. Sayang.. hei are you okay? jangan kayak gini, semua nya akan baik-baik aja.."
Sean terus mengusap punggung suami nya pelan sekedar memberikan kekuatan agar dia tau apapun keadaanya saat ini pasti akan ada jalan keluarnya, namun yang terjadi justru tubuh Rensta semakin memberat hingga akhirnya kesadaran pemuda itu terenggut perlahan.

"RENSTA!"

Semua yang ada di ruangan itu spontan memanggil Rensta yang terlihat sudah tidak sadar di dalam dekapan Dokter Sean.
tubuh nya begitu dingin karena saturasi oksigen nya rendah akibat rasa syok berlebih, bagaimana tidak? dia menerima dua kenyataan besar sekaligus dalam satu hari.





TBC.

THE STORY OF US Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang