6

648 46 6
                                    

"Akh! Sssh.. " Pekikan samar terdengar dirungu jeongin ketika dia melewati kamar hyunjin. Ragu-ragu jeongin memutuskan untuk masuk kekamar hyunjin.

"Butuh bantuan? " Tubuh hyunjin berjengkit kaget ketika suara jeongin masuk kedalam rungunya. Tangannya refleks menutupi tubuh bagian atasnya yang telanjang.

"Kenapa ngga ketuk pintu dulu? " Jeongin memandang heran pada hyunjin yang melindungi tubuhnya dengan tangan yang tentunya tidak berguna.

"Sini gue olesin. " Salep ditangan hyunjin telah berpindah tempat ditangan jeongin. Tubuh hyunjin yang awalnya berhadapan dengan jeongin, dibalik menjadi memunggungi.

"Aw.. pelan-pelan. " Jeongin tak merespon namun gerakannya berubah menjadi lebih lembut, ditambah tiupan-tiupan halus yang mulai menerpa punggung polos hyunjin.

"Gue ngga tau kenapa lo ngelakuin ini, tapi thanks, tapi gue juga mau bilang kalau lo bodoh dan jangan sok peduli sama gue. " Hyunjin takjub sebenarnya, ini adalah kalimat terpanjang yang pernah jeongin keluarkan untuknya. Abaikan maksud kalimat itu yang agak menyakitinya, setidaknya jeongin berbicara panjang padanya.

"Gue ngga sok perduli je. Kalau lo lupa gue ini kakak lo. Udah tugas gue buat ngelin-

"AKH!!! " Kaki hyunjin sampai goyah saking perih dan sakitnya yang dia rasa. Jeongin baru saja menekan luka lebamnya dengan kuat, sengaja agar hyunjin tak bisa melanjutkan omongannya.

"Lo bukan kakak gue dan selamanya akan begitu. " Setelah mengucapkan itu, jeongin melempar salep yang ia gunakan untuk mmgobati hyunjin ke lantai lalu pergi meninggalkan kamar hyunjin begitu saja.

"Bocah ngga ada adab. " Hati hyunjin sakit sebenarnya, tapi prinsipnya adalah semuanya akan berubah ketika telah terbiasa. Hyunjin masih yakin, suatu hari nanti jeongin akan menerimanya sebagai kakak, menerima akan perubahan keluarganya

 Hyunjin masih yakin, suatu hari nanti jeongin akan menerimanya sebagai kakak, menerima akan perubahan keluarganya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yoo hyunjin!! "

"Anjir sakit han jisung!! " Hyunjin berteriak nyaring, tubuhnya cepat-cepat menghindar dari tangan jisung yang merangkul punggungnya.

"Eh? Kenapa? " Jisung jelas bingung karena dia tidak merasa melakukan kekerasan pada hyunjin tapi mengapa pemuda disebelahnya ini kesakitan.

"Habis kegebuk bapak nya dia. " Seungmin menyahuti sembari menyeret kedua temannya itu untuk kembali berjalan.

"Digebuk? Kok bisa? Ayah baru lo jahat ya?! "

Plak

"Aduhh anjir lo ngapain seungmin, sakit!! " Jisung menggerutu tepat di depan muka seungmin yang tadi menampar mulutnya.

"Ya lagian lo berisik dan over analisis. "

"Ya namanya juga ngga tau. " Hyunjin hanya menggeleng-geleng kan kepalanya melihat tingkah kedua temannya ini.

"Lo mau makan apa hyun? Biar gue beliin. "

"Gue mau ayam goreng. " Itu bukan hyunjin yang menjawab, melainkan jisung yang sekarang dengan semangat langsung ngacir mencari tempat duduk, sebelum seungmin menyemprotnya dengan ocehan-ocehannya.

Step Brother - HyunjeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang