~~~~~~~~~~
Mobil Drian kini terparkir di Jakarta Golf Club yang merupakan tempat bermain golf terkenal di kota Jakarta.
Violetta mengerinyit kebingungan begitu turun dari mobil Drian. "Ini tempat orang main golf?" tanya Violetta dengan celingukan.
"Iya kak," jawab Drian dengan senyuman simpul.
Kemudian, Drian merangkul Violetta untuk mengajaknya masuk lobby clubhouse. "Yuk, kak."
Kening Violetta mengerinyit. "Hah, ikut kemana?"
Drian menarik pergelangan tangan Violetta. "Udah, ikut aja." Drian menggiring Violetta berjalan menuju lapangan golf.
Violetta pun terbelalak bingung begitu Drian mengajaknya hingga ke lapangan golf. "Dri? Ini kita mau ngapain? Mau main golf???"
"Betul, Kak Vio ku." Drian mengibas rambut Violetta. "Sebagai refreshing kita sebelum menghadapi Ujian Semester di Senin besok, gue ajak lo main golf bareng-bareng." Drian tersenyum lebar.
"What? Yang bener lo, Dri? Gila deh lo. Dipikir main golf itu kayak mau main odong-odong? Yang tinggal ngerogoh uang receh doang? Haduh," ringis Violetta sambil memijat keningnya.
Drian tertawa geli. "Lo gak usah pikirin buat biayanya, kak. Gue kan udah ada member disini."
"Tapi kan sama aja, main golf itu gak murah, Drian. Lo tuh kenapa sih harus rela mati-matian bayarin gue juga? Gue kan jadi gak enak sama lo," ringis Violetta dengan perasaan tak enakkan.
Drian menepuk bahu Violetta dan berbisik ke telinga Violetta dengan nada enteng. "Udah santai aja, kakak gak perlu bayar. Lagian juga keluarganya sepupu gue kok yang punya golf club ini. Gue tadi udah bilangin sama tante gue."
Violetta tersentak. "Anjir, ternyata lo punya keluarga kaya tujuh turunan juga ya. Beda mah kalo gabutnya orang kaya, mainnya ke lapangan golf. Sedangkan gue, apa boleh buat? Mainnya ke Donatku, itupun kadang cuma mesen donat gula salju sekalian numpang WiFi gratis. Gue tuh justru serem banget kalo main sama anak sultan gini. Hiii..." Violetta bergidik.
Drian tertawa puas mendengar comelan Violetta yang menggemaskan. "Gak apa dong, sesekali kita bikin momen berkesan kayak gini. Kapan lagi coba? Apalagi main golf kan juga termasuk olahraga, biar makin sehat."
Drian semakin mendekat ke sebelah Violetta kemudian mencolek pipi kanannya. "Biar gak sekedar ngemil mulu." Pipi Violetta memerah.
Violetta langsung termanyun dan memasang ekspresi jutek. "Iyaaa bawel."
"Ya udah sekarang lo ganti dulu tuh seragamnya, kak. Masa iya lo mau main golf pake seragam sekolah. Kan gak lucu."
Violetta mengangguk lalu bergegas ke tenda kecil sebelah lobby belakang clubhouse. Mereka hanya butuh waktu dua menit untuk mengganti pakaian dan mempersiapkan semua atribut untuk bermain golf nya.
"Lo udah sering main golf ya?" tanya Violetta sambil memakai topinya.
"Gue sendiri aja udah sekian lama gak main golf. Terakhir kali gue main golf tuh pas setelah kelulusan SMP," jawab Drian sambil merangkul tempat tongkat golf.
"Oh gitu. Gue aja seumur hidup belum pernah yang namanya main golf. Jadi gue mana tau apapun soal ini," kata Violetta sambil termanyun.
"Tenang, sayang...kan ada gue yang bakal ngajarin nanti. Gue nih udah profesional loh main golf," ujar Drian dengan nada kepedean.
Violetta menaikkan bibir kiri atasnya dan berdeham. "Pede banget."
"Ya udah, yuk naik ke mobil golf sekarang," ajak Drian.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Look Back of Violetta
JugendliteraturMenceritakan tentang kisah Violetta Averine (Vio), si gadis anggun yang lugu, cerdas, dan tangguh yang saat ini sudah memasuki tahun terakhir di masa-masa sekolahnya di SMA Madeleine. Kecantikannya mampu meluluhkan seorang adik kelasnya, Vicario yan...