bab 3🦋

19 6 1
                                    

Hari ini adalah hari yang panas terik-nya matahari membuat semua orang berkeringat.
di tambah lagi X IPAS 2 selepas istirahat pelajaran olahraga. Mara sepertinya merasakan pusing dan tidak enak badan pada hari ini untuk melakukan kegiatan olahraga.

Jam pulang sekolah sudah berbunyi sejak sepuluh menit yang lalu.
Mara sedang berada di perpustakaan, tadi Mara di suruh oleh teman kelasnya bernama Ria untuk mencari dokumen sekolah yang berada di kardus di perpustakaan, itu pun katanya perintah dari guru
Pikir Mara benar ia di perintah untuk mencari dokumen itu tetapi siapa sangka saat Mara sudah masuk ke dalam perpustakaan ia di kunciin oleh Ria entah apa maksudnya.

Mara menggedor-gedor pintu tidak ada orang di luar.
Mara pun menelepon Agam tetapi susah di hubungi, tadi Agam pun lagi sibuk dengan rapat-nya karena dia adalah osis dari SMA ARCANTRA 1 dia X IPAS 1.
bisa-bisa dia pulang belakangan Dari Mara.

Tidak ada orang yang lewat di perpustakaan karena perpustakaan tidak dekat dengan kelas, perpustakaan berada di samping sekolah.
satpam di sana pun hanya menjaga di luar perpustakaan-nya tersebut.

Pikir Agam Mara sudah pulang benar saja saat Agam keluar dari sekolah, itu sepi ia pun sempat melirik ke arah gedung perpustakaan samping sekolah-nya.

Hingga malam hari pun tiba
Sekitar jam 7 pas

Agam yang sudah sedari tadi pulang ia sedang mengecas handphone-nya karena tadi saat di sekolah handphone-nya lowbat. jadi Agam tidak memegang ponselnya.

10 menit berlalu mungkin baterai handphone Agam sudah lumayan penuh, Agam pun mengambil handphone-nya lalu ia melihat notifikasi dari whatsapp missed- call dan spam dari Mara banyak. sontak melihat pesan serta panggilan itu Agam langsung balik menelepon Mara.

Mara di perpustakaan tidak ada yang tahu, bahkan penjaga-nya hanya mengunci pintu bagian luarnya saja tidak di lorong dalamnya. Mara dari tadi menangis dan meminta tolong
Sekarang baterai Mara yang sekarat saat sekarat, di saat itu pun Agam menelepon balik lalu Mara pun mengangkat-nya. Setelah mendengar Mara terkunci Agam pun bergegas ke sekolah lagi untuk menjemput Mara.
Benar saja gerbang sekolah itu sudah di tutup dan terdapat satpam di depan sekolah, Agam meminta masuk dan menjelaskan situasinya satpamnya pun ikut membantu Agam. Agam berjalan bersama pak satpam itu ke arah perpustakaan benar saja Mara sedang berada di sana, terlihat Mara yang duduk di belakang pintu. melihat Agam Mara pun langsung memeluk Agam karena ketakutan sendiri di dalam ruangan.

Masalah telah selesai Mara pun di antarkan pulang oleh Agam. sampai di rumah benar saja Kakek-Nenek Mara sangat khawatir kepada cucunya. nampak-nya saat Agam mengantar Mara, Kakek Mara sudah mengenal Agam di karenakan papahnya Agam dekat dengan Kakeknya Mara dulu di perumahan ini, lagi pula Agam dan Mara hanya berbeda komplek. jadi wajar kalo Agam dan Mara baru terlihat dekat.

(Di sisi lain, Agam dirumah)
Setelah mengantar Mara
agam melihat ponselnya berdering karena ada yang meneleponnya lalu dia pun mengangkatnya.

"Apa kabar Sa?"

"Baik, gua." berat suara lelaki dari telepon Agam tersebut.

"Btw kapan pulang, ngomong ngomong gimana disana?"

" Ya, masih seperti biasa belum bisa balik bokap juga masih ada kerjaan kayanya sampai kuliah gua di Australia Gam."

"Btw om David dan Tante Girya, gimana kabarnya Gam?"

"Alhamdulilah baik, Sa gimana dengan Om Kavin?"

"Baik juga alhamdulilah."

"Btw lu masih takut kucing, seorang Sagara Faresta Aakash ga takut kucing emang bener."

MARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang