Galang terus berjalan mondar mandir di Lorong Rumah Sakit. Tino dan Tobi yang sejak tadi memperhatikan Galang jadi pusing sendiri.
Ya, yang membawa Nayla ke Rumah Sakit adalah Galang, Tobi, dan Tino. Karna selebihnya, harus kembali melanjutkan belajar di Sekolah.
"Eh, Lang! Duduk dulu, napa! Pusing gue liat lo mondar mandir kayak cacing kepanasan." Ujar Tino kesal.
Mendengar itu, Galang menurut. Ya, mungkin ia harus sedikit lebih tenang. Lagi pula Nayla sudah ditangani oleh dokter di dalam sana. Galang menghela nafas. Semoga Nayla baik-baik saja.
"Eh, Lang! Lo gak kabarin nyokap sama bokap lo, gitu? Mereka kan juga harus tau."
Mendengar usulan Tobi itu, Galang berpikir sejenak. Ia pun mengangguk setelah mengambil keputusan. Dengan segera ia beranjak dan menghubungi Mamskynya.
"Kenapa My Handsome Boy?"
Galang sedikit meringis. Kenapa Mamskynya harus menggunakan julukan itu sekarang, sih? Kan malu jadinya. Apalagi ia melihat Tino dan Tobi tengah menahan tawa.
"Aduh Mamsky. Jangan manggil gitu dulu, dong! Kan Galang malu." Bukannya memberitahu soal Nayla, Galang malah mengeluhkan soal itu.
"Why sih My Sweety Handsome? Kan You anaknya Mamsky. Kenapa mesti Shy Shy begitu?"
"Tapi masalahnya ada temen Galang disini. Masa dipanggilnya gitu?"
"Iya, iya. Jadi, kenapa You Calling Calling Mamsky, hmm?"
Diam-diam Galang menepuk jidat. Jadinya ia lupa untuk memberi kabar soal Nayla, kan?
"Itu,–" Galang bingung mau bagaimana mengatakannya pada Mamskynya? Kalau Mamsky panik gimana?
"Lang! What Happen to You? You jangan bikin Mamsky Worry, ya!"
"Itu, anu–hmm– ah–"
Tino dan Tobi menepuk jidat. Kenapa Galang jadi kelibet gitu, sih?
"Ah-eh-oh, ah-eh-oh. You mau ngomong apa, sih?"
"Nayla masuk Rumah Sakit." Ucap Galang secepat mungkin seperti orang nge-rap.
Galang bingung. Kenapa tak ada respon dari Mamskynya? 1 detik, 2 detik, 3 detik. Ada apa dengan Mamskynya?
"Mam?"
"What!!!"
Segera Galang menjauhkan teleponnya dari telinganya. Mamskynya ini kalo teriak gak bilang-bilang. Kan telinganya jadi berdengung.
"Gimana ceritanya My Beautiful Nayla bisa masuk Hospital, Lang?"
"Panjang ceritanya, Mamsky!"
"Pendekkin."
Galang mendengus kesal, "Ah! Pokoknya Mamsky dateng aja kesini. Nanti Galang Share lokasinya."
"Iya, iya. Mamsky capcus!"
Setelah mengatakan itu, Galang memutuskan sambungan teleponnya. Bicara dengan Mamskynya memang butuh energi. Galang pun kembali duduk di kursi tunggu bersama Tino dan Tobi.
***
Mata dari gadis yang diperban itu pun mulai terbuka perlahan. Ia masih mengerjap-ngerjap menyesuaikan cahaya yang masuk ke retinanya. Begitu pandangannya jelas. Ia menyadari dimana keberadaannya. Yakni di Rumah Sakit. Ya, dia adalah Nayla yang baru sadarkan diri.
Samar-samar Nayla melihat pemuda yang tertidur disamping kanannya dengan kepala terlengkup di kasur brangkarnya. Pemuda itu masih memakai seragam Sekolah. Dari perawakannya saja Nayla sudah hafal. Itu adalah Galang. Diam-diam Nayla tersenyum. Cuma Galang laki-laki yang paling perhatian padanya daripada siapapun. Perlahan Nayla mengelus rambut hitam Galang. Ia beruntung memiliki Galang dalam hidupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Immortal Creature (GGS Fanfiction My Version)
FanfictionGanteng Ganteng Serigala Fanfiction (My Version) Ketika makhluk Immortal hidup berdampingan dengan manusia. Galang dan Nayla adalah dua orang sahabat yang merupakan manusia biasa. Keduanya dekat bahkan saling membutuhkan. Namun, semuanya berubah ke...