"Thanks ya seungminn. Gue pulang dulu. " Lambaian tangan menjadi penanda hyunjin akan kembali kekediamannya. Duduk di boncengan motor jisung dan membela jalanan busan yang untungnya tak macet.
"Di depan ada pasar kuliner, mau kesana dulu? " Pasar kuliner adalah tempat yang paling hyunjin sukai setelah pantai, namun karena kini otaknya sedang merisaukan satu orang di rumahnya yang tadi bilang lapar, maka dari itu hyunjin menelan keinginan nya untuk kesana hari ini. Tak apa masih ada hari-hari esok.
Sepanjang perjalanan pulang ini terasa berbeda, jika tadi berangkat hyunjin yang akan mendominasi suara diantara keduanya, maka sekarang jisung yang mendominasi.
Pertanyaan-pertanyaan tak berhenti terucap dari mulut jisung yang mana malah semakin memecah kepala hyunjin rasanya. Jujur hyunjin tidak bisa fokus, fokusnya berada pada jeongin dirumah dan hyunjin sendiri juga tidak tau kenapa fokusnya berada disana dan jisung tidak bodoh untuk tak mengetahui hal itu.
Jisung tau, dan dia kesal tentu saja. Gas motornya ditarik lebih dalam, membawa motornya yang tadi melaju dengan kecepatan sedang menjadi cepat.
"Makasih ya ji udah nganterin. " Senyum masih terpatri diwajah hyunjin, masih indah juga untuk dipandangi jisung.
"Iya sama-sama. " Tangannya dibawa mengusak pelan pucuk kepala hyunjin. Kebiasaan sepertinya, semua anggota tubuh jisung akan bergerak otomatis jika bersama hyunjin.
"Masuk gih, udah malem. Gue pulang dulu. " Benar, sekarang jarum jam sudah menyentuh angka 8 yang itu berarti sudah 4 jam lamanya sejak jam pulang sekolah yang berarti selama itu juga jeongin menunggunya untuk makan (mungkin).
"Hati-hati ya ji. " Anggukan diterima, lantas setelah jisung telah hilang dari hadapannya, hyunjin bergegas masuk kedalam rumah.
"Hyunjin pulang. " Sepi, tidak ada sahutan dari jeongin. Kaki hyunjin dibawa melangkah kearah dapur, refleks saja siapa tau jeongin ada disana. Namun tidak, dapur dalam keadaan kosong, pun tidak ada bekas piring kotor yang menandakan jeongin telah makan. Maka kakinya kembali dibawa melangkah menuju lantai atas, ke kamarnya sendiri.
"AAA!! " Hyunjin memundurkan satu langkahnya karena kaget. Bagaimana tidak, ketika pintu kamarnya terbuka yang hyunjin lihat pertama kali adalah jeongin yang berbaring menyandar di kasur dengan cahaya dari handphone yang menyinari wajah jeongin sedangkan disekitarnya gelap.
"Lo ngapain ada disini?! " Setelah menyalakan lampu kamarnya, hyunjin bertanya sambil mengambil langkah mendekat pada adiknya yang masih asik dengan handphone.
"Laper." Ditanya apa jawabnya apa, emang dasar.
"Bentar gue ganti baju dulu. " Mandi bisa nanti saja, kasihan jeongin jika harus disuruh menunggu lagi. Tanpa basa basi hyunjin mengambil baju dan celana yang sekiranya nyaman untuk dipakai lalu bergegas kekamar mandi. Sedangkan jeongin hanya menatap diam pintu kamar mandi yang telah ditutup.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.