PROLOG

9.2K 518 52
                                    

Masih seperti biasanya hari-hari yang dijalani oleh gadis remaja berkacamata dengan wajah polosnya yang selalu mendapat bullyan. Rasanya ia sudah jengkel sekali dengan semua perlakuan murid-murid di sekolah tersebut.

Ia hanya ingin belajar, menuntut ilmu hingga meraih cita-citanya dengan tenang. Tapi kenapa ia selalu saja diremehkan seperti ini?

"Huuu cupu"

"Orang kayak lo ga pantes tau sekolah disini!"

"Modal beasiswa aja bangga"

"Ga mampu mah ga mampu aja haha"

"Pulang sana bantuin orang tua lo cari uang aja mendingan biar ga hidup susah"

"Upss, ga punya orang tua ya? Kasiannn"

Puk

Puk

Begitulah cacian yang diterima Christy dengan lemparan gumpalan kertas yang mengenai badannya. Christy bukannya tidak berani melawan, hanya saja rasanya percuma jika melawan mereka.

Christy ibarat tikus kecil yang ada diantara raja hutan yang bisa kapan saja dijadikan mangsa oleh mereka. Power yang mereka miliki sangat mempengaruhi kehidupannya. Christy tidak ingin mengambil resiko tersebut. Biarlah semua itu ia terima, toh setelah lulus ia pasti bisa bebas.

Christy hanya perlu bersabar saja. Ia selalu yakin dengan pepatah, semua akan indah pada waktunya.

Beralih ke belahan dunia lain. Terdapat satu keluarga yang tengah mempacking beberapa barang mereka ke dalam koper.

"Maaf ya ci, kita pindahnya dadakan gini" Ujar sang ibunda sambil membantu anaknya memasukkan baju ke dalam koper besar.

"Gapapa ma. Aku juga kan baru kenaikan kelas jadi masih ga ketinggalan pelajaran kalau pindah sekolah" Balas sang anak dengan senyum khasnya.

"Yasudah, mama mau ke papa dulu ya"

"Okee. Makasih ma"

Setelah kepergian sang ibunda, gadis remaja tersebut menutup kopernya yang sudah penuh.

"Huftt selesai juga"

Ia menjatuhkan badannya keatas kasur dan menutup mata. "Kira-kira di Jakarta nanti kayak apa ya?" Monolognya.

"Ga sabar bakal tinggal disana. Dulu waktu tinggal di Jakarta aku masih kecil banget jadi gabisa inget apa-apa" Lanjutnya yang sudah membuka matanya kembali.

Gadis remaja yang akan pindah ke kota Jakarta itu bernama Alana Shani Mackenzie atau biasa dipanggil Shani. Ia baru saja naik ke kelas 12 SMA di negara Korea. Namun, tiba-tiba saja papanya harus mengurus perusahaan yang di Jakarta sampai waktu yang belum ditentukan.

~~~

Jam istirahat telah tiba. Ketika semua orang berhamburan menuju kantin, lapangan, bahkan taman, lain halnya dengan Christy.

Ia justru pergi ke perpustakaan yang jarang sekali murid-murid datangi. Mungkin hanya ada satu atau dua orang saja yang ada disana.

Christy sama sekali tidak membaca buku di perpustakaan tersebut. Ia lebih suka menggambar diatas sketchbook yang selalu ia bawa kemana-mana.

Tangannya bergerak membentuk wajah seseorang yang muncul di kepalanya.

"Eh?" Celetuk Christy dengan nada pelan saat melihat hasil sketsa yang ia buat.

Ia menggaruk pelipisnya sambil berucap dalam hati. 'Kaka ini siapa ya? Hm.. belakangan ini aku suka ketemu dia di mimpi. Aneh banget'

Setelah bel masuk berbunyi, Christy langsung beranjak menuju kelasnya. Karna melamun memikirkan sosok yang ia gambar tadi, tak sengaja ia menabrak seorang kaka kelas.

THOSE EYES [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang