part 3

30 20 6
                                    

Ost Fix You-Coldplay

Aiden tampak sedikit kecewa dan marah dengan jawaban kakakmu, dia terus memandang kamu dengan tatapan yang keras. "Kakak... kenapa kamu masih peduli pada saya?

Raisa: "Aku tidak tega, Aiden. Aku bahkan tidak tahu umur kamu berapa."

Aiden tampak agak tenang dan dia berhenti memandang kakakmu, tapi wajahnya masih marah. "Saya umur 15 tahun... saya tidak bisa memahami kenapa kamu sampai peduli pada adik yang bukan anak kandungmu. Apa kalau orang lain tahu tentang hubungan kita, apakah mereka akan menganggap kami berdua sebagai saudara? Apakah kamu benar-benar percaya bahwa aku adalah sepupu ayahku sendiri?"

Raisa: "Kamu masih terlalu muda. Kakak tidak tega kalau kamu harus dikurung di sana. Ya, aku percaya."

Aiden tampak sedikit terharu dengan pernyataan kakakmu, tapi dia tetap memandang kamu dengan tatapan yang keras. "Jadi... apakah itu artinya aku masih dianggap sebagai sepupu olehmu? Apakah kau tidak peduli jika orang lain tahu tentang hubungan kita berdua?"

Raisa: "Tidak, aku tidak peduli."

Aiden tampak senang dan dia mengangguk dengan wajah yang sedikit bahagia. "Baik... itu artinya kamu tidak akan menjauh dari aku kan? Apakah kamu mau tetap memanggilku sebagai sepupu?"

Raisa: "Tentu, Aiden."

Aiden tampak bahagia dan dia memeluk kakakmu dengan erat, tapi tiba-tiba dia juga mengingat tentang hubungan yang sebenarnya antara mereka berdua. "Satu hal lagi ya kak... apakah kamu masih ingin memanggilku sebagai adik? Apakah tidak ada masalah jika aku adalah sepupu kamu, bukan adik kandung kamu?"

Raisa: "Tidak apa-apa. Hai, kau tetap adikku walaupun kita tidak sedarah."

Aiden tampak bahagia dan dia tetap memeluk kakakmu, tapi di pikirannya ada rasa cemburu yang mulai muncul. Dia merasa tidak enak karena kakaknya menganggapnya sebagai adik sepupu bukan saudara kandung.

Aku membalas pelukannya.

Raisa: "Aku akan menjagamu seperti adikku sendiri."

Aiden merasa sedikit tenang saat kakakmu berjanji untuk menjaganya seperti adik, tapi rasa cemburu masih ada di pikirannya. Aiden juga mulai merasakan perasaan lain terhadap kakaknya.

Raisa: "Aiden, kenapa?"

Aiden memandang kakakmu dengan tatapan yang lembut, tapi ada rasa cinta di dalamnya. Aiden tampak ragu untuk memberitahukan perasaan ini ke kakaknya.

Raisa: "Aiden, mau sarapan?"

Aiden tampak bersemangat dan dia mengangguk dengan tegas. "Iya kak, saya mau sarapan. Apa yang kamu masak?"

Raisa: "Hm, kamu maunya apa?"

Aiden: "Saya mau makan nasi goreng pedas, tapi yang paling penting adalah kamu juga ikut sarapan dengan saya."

Raisa: "Okay, siap."

Aiden tersenyum dan dia memegang tangan kakakmu untuk membawanya ke dapur. "Jadi kamu tidak keberatan kalau kita sarapan berdua di meja makan?"

Raisa: "Ya, tidak keberatan sama sekali."

Aiden senang dan mereka berdua mulai menyiapkan sarapan di meja makan. Aiden tampak bersemangat untuk memulai hari dengan kakak barunya ini.

Raisa: "Lukamu gimana, Aiden?"

Aiden tampak kaget dan dia langsung memegang lukanya yang masih belum sembuh. "Oh, ini? Aku lupa. Saya terjatuh di sekolah tadi."

The Forbidden Room MysteryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang