Ortiz tiba di kafe dengan helm masih terpasang di kepalanya. Dia baru saja memarkir motornya di tempat yang biasa, merasakan angin sore yang sejuk menyambutnya begitu dia turun dari kendaraan. Mengenakan jaket hitam tipis yang melindunginya dari angin dingin, Ortiz berjalan masuk ke kafe dengan ransel di punggungnya, yang berisi drum listrik miliknya.
Sore itu, langit berubah warna menjadi oranye kemerahan, memberikan nuansa hangat yang kontras dengan kesejukan udara. Jalanan yang tadi dilewatinya tampak ramai dengan aktivitas orang-orang yang pulang dari kerja, anak-anak yang baru saja selesai bermain, dan pengendara lain yang juga menikmati suasana sore hari.
Sesampainya di kafe, Ortiz bisa melihat dari kejauhan teman-temannya sudah berkumpul di dalam. Suara riuh rendah percakapan mereka bercampur dengan suara alat musik yang sedang disetel. Kafe itu terletak agak di pinggir kota, dikelilingi oleh kebun kecil dengan bunga-bunga yang bermekaran, menambah suasana sejuk yang menenangkan.
"Heh, Ortiz! Lama banget, bro," sapa Dika, gitaris band mereka, sambil mengangkat tangannya.
Ortiz tersenyum dan melambaikan tangan. "Macet tadi, sorry."
Ia meletakkan ranselnya di samping set drum yang sudah disediakan, lalu dengan cekatan mengeluarkan drum listriknya. Setelah memastikan semuanya terpasang dengan benar, ia duduk di bangku dan mulai menyetel suara drum sesuai dengan yang ia inginkan.
Sore itu, mereka akan berlatih membawakan "Kupu-Kupu" dari Tiara Andini. Sebuah lagu yang baru mereka pilih, penuh dengan melodi yang halus dan ritme yang menenangkan, tetapi tetap memiliki sentuhan emosi yang mendalam. Ortiz menyiapkan diri, menyesuaikan tempo dan volume, memastikan setiap dentuman drum terdengar sesuai dengan irama yang diinginkan.
Ketika mereka mulai bermain, Ortiz membiarkan jemarinya memukul drum dengan lembut, mengikuti alunan melodi yang dimainkan oleh teman-temannya. Suara drum listrik yang ia mainkan terdengar jernih, menyatu dengan instrumen lainnya. Lagu "Kupu-Kupu" mengalir lembut, membawa perasaan hangat dan nostalgia, seperti perjalanan kupu-kupu yang baru saja keluar dari kepompongnya, siap menjelajah dunia dengan sayapnya yang baru.
Ortiz menutup mata sejenak, membiarkan perasaannya tenggelam dalam irama. Setiap ketukan drum, setiap nada yang dihasilkan, membuatnya semakin larut dalam lagu itu. Lagu ini memang bukan sekadar melodi baginya; ini adalah cara untuk mengekspresikan perasaannya, perasaan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata.
Latihan berlanjut dengan intensitas yang makin meningkat, tetapi tetap terasa natural. Teman-temannya mengikuti dengan seksama, membangun harmoni yang sempurna. Ortiz merasakan koneksi yang kuat di antara mereka, seolah-olah mereka semua terhubung melalui musik yang mereka mainkan.
Menjelang akhir lagu, matahari sudah hampir tenggelam sepenuhnya, menyisakan langit dengan warna ungu pekat yang indah. Mereka berhenti sejenak, memberi ruang untuk menarik napas dan merasakan kepuasan setelah memainkan lagu tersebut dengan baik.
"Bagus, bro! Kita udah siap buat perform besok," ujar Nara, bassist mereka, sambil tersenyum puas.
Ortiz mengangguk sambil menyeka keringat di dahinya. "Ya, aku rasa kita sudah dapat feel-nya. Ini akan jadi perform yang keren."
Setelah latihan selesai, mereka duduk di teras kafe, menikmati angin malam yang semakin dingin. Cangkir-cangkir kopi yang mulai mendingin di tangan mereka tidak mengurangi hangatnya percakapan. Mereka bercanda tentang hal-hal sepele, tetapi setiap tawa yang keluar terasa akrab dan menguatkan ikatan mereka sebagai sebuah band.
Ketika malam mulai larut, Ortiz kembali memasukkan drum listriknya ke dalam ransel. Ia berdiri, menatap teman-temannya sejenak sebelum akhirnya berpamitan. Malam ini, meskipun sederhana, terasa begitu bermakna. Musik, teman-teman, dan sore yang berubah menjadi malam, semuanya bersatu dalam kenangan yang manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Something In The Air
Novela Juvenil"Hanya udara yang tahu bagaimana cinta kita bertaut." Apa yang salah jika tergila-gila dengan cinta pada pandangan pertama dan dia adalah kakak tirimu? Orang tua Ortiz dan Krisan hendak menikah, mereka secara tidak langsung terikat sebagai Adik dan...