Pukul tujuh pagi mendekati delapan, Chindy baru selesai ibadah dari gereja yang sering ia kunjungi. Walaupun kesibukannya sering menghantui, ia tidak pernah lupa akan ibadahnya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Terbangun di sofa ruang tamu rumah Kinar sehabis tidur beberapa menit, ia merentangkan keduanya tangannya. Malam tadi sehabis mereka mengambil motor Kinar, Chindy sudah tak ada tenaga sekedar untuk membereskan kamar kedua milik Kinar.
Kinar sempat bilang kalau kamar keduanya itu berisikan lemari bajunya dan beberapa barang, terdapat 1 buah kasur kecil disana. Harusnya Chindy membersihkan kamar itu, namun kantuk pada matanya sudah menyerang begitu kuat. Dan sekarang ia baru bangun dari tidurnya yang tak di sengaja.
Ponsel yang Chindy letakkan di atas meja berdering, nama kontak di panggilan itu membuat Chindy tersenyum di pagi hari. Badannya ia dudukan secara tegap, tanpa ragu mengangkat panggilan telepon itu.
"Halo, sayang? Aku tadi ke kosan kamu tapi kayaknya kamu belum bangun-bangun juga ya? Padahal aku mau ngajakin kamu joging bareng."
Chindy menyipitkan matanya sesaat. Ah, ia lupa memberitahu Kala dengan kejadian yang menimpa dirinya tadi malam.
"Kal. Aku ngga di kosan."
"Loh, terus dimana?"
"Aku di rumah Kinar."
"Kenapa bisa? Kamu nginep disana? Ngapain?"
Pertanyaan beruntun dari Kala membuatnya terkikik geli, merasa lucu atas ke khawatiran Kala pada dirinya. Chindy berdiri seraya membuka gorden rumah Kinar, cahaya dari matahari di luar mulai masuk ke dalam.
"Malem tadi kosan aku hampir kemalingan tau."
"HAHHH!!?? KOK BISAAA?? GIMANA CERITANYA??"
Suara Kala begitu keras di telinganya. Chindy sedikit menjauhkan ponselnya beberapa cm. Chindy kembali menceritakan kejadian malam tadi secara detail, tak ada yang ia lewatkan satu pun hingga ke rumah Kinar ia ceritakan juga.
"Ih sumpah, itu kalonya udah ketemu orangnya gebukin aja sampe bonyok. Parah banget sampe mau malingin kosan kamu, kayak ngga ada tempat lain aja."
"Iya nih, jahat banget," Langkah kaki Chindy berhenti di depan pintu kamar Kinar. Sepertinya Kinar dan Clara belum terbangun dari tidurnya. Chindy kembali melangkah ke kamar kedua milik Kinar, "Kamu udah selesai jogingnya?"
"Belum sih. Ini aku lagi santai di taman deket kosan kamu, makanya tadi aku sempet mampir kesana."
"Sama siapa?"
"Sendiri."
"Kok sendiri? Temen kamu mana?"
"Pada mager katanya, yaudah aku sendiri aja jogingnya."
Chindy berlalu ke kamar mandi sembari membawa ponselnya, ia mencuci wajahnya yang cukup kotor.
"Kamu bawa motor ngga?" Tanya Chindy di sela-sela dirinya menggosok sabun pada wajahnya.
"Ngga lah. Kan aku joging. Dari rumah sampe ke kosan kamu full jalan kaki doang."
"Nanti kalo udah selesai aku jemput ya."
"Ngga papa emang?"
"Gapapa, cantik."
"Okedeh. Kamu mendingan mandi dan.. Jangan lupa sarapan, oke?"
"Aku udah selesai mandi kok. Sarapannya aja yang belum."
"Yaudah kalo gitu jangan lupa sarapan ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
11 MIPA 3
Fiksi Remaja[Cerita di deskripsi nyambung ke chapter 1] Pernah gak sih kamu naksir sama kakak kelas yang ngambil jurusan MIPA dan ternyata ada pelajaran matematika lanjut? Otomatis dia pinter matematika dong? Jelas. Ini tentang Kala yang naksir sama kakak kelas...