Step Daddy 1

71K 200 7
                                    

HELLOOOOO!!!

Ini awalnya oneshoot aja, tapi kemungkinan bakal jadi cerpen ya hehee.... 

HAPPY READING!!! 

***

Namaku Ara. Umurku genap 18 tahun. Namun, kata orang aku masih terlihat seperti remaja 14 tahun yang belum mengerti dunia.

Pasalnya, banyak yang bilang kalau aku ini polos nyerempet bego. Terbiasa menjadi anak satu-satunya dan sudah kehilangan sosok daddy sejak kecil, membuatku jarang bahkan tidak pernah berhubungan dengan lawan jenis secara intens.

Mommy yang merawat ku sejak sedari sekolah dasar juga selalu menyekolahkanku di sekolah asrama putri. Semakin membuat intensitas hubungan ku dengan lawan jenis semakin menipis.

Namun, kepolosanku berubah setelah Mommy membawa sosok laki-laki berumur pertengahan 40 tahun ke rumah.

Om Bara.

Yang tak lama lagi akan menjadi sosok pengganti daddy untukku kata Mommy. Sosok yang tidak pernah aku rasakan kasih sayangnya sejak kecil.

Mommy juga bilang, bahwa Om Bara akan tinggal bersama kami sampai hari pernikahan tiba. Aku yang terbiasa menuruti setiap perintah Mommy pun hanya mengangguk saja. Tidak tahu juga harus memberi respon bagaimana.

Sekalipun aku merasakan perasaan aneh setiap kali Om Bara menatapku. Aku tak bisa mengartikan tatapannya itu. Namun, bulu kuduk ku selalu merinding acap kali kedua mata kami bertemu.

Aku bahkan pernah bertanya pada Mommy, apakah Om Bara tidak menyukai ku karena tatapan matanya yang tak bisa diartikan. Namun, Mommy menjawab itu hanya ilusi dan perasaan ku saja.

Setelah percakapan tersebut, aku tak pernah lagi bertanya-tanya tentang Om Bara. Ditambah aku yang disibukkan dengan ujian-ujian kelulusan, membuatku dengan segera melupakan tatapan gelap yang selalu Om Bara berikan.

Hari demi hari, bulan berganti bulan. Tak terasa, Om Bara sudah tinggal di rumah ini selama tiga bulan.

Dan selama tiga bulan ini juga aku merasakan hal aneh pada tubuhku terjadi setiap malam.

Aku selalu merasa bahwa saat aku tidur, ada seseorang yang selalu masuk kamarku dan melakukan sesuatu terhadapku. Seperti, mengelus kedua kakiku atau mengelus perut rataku.

Setiap malam, gerakan yang ku rasakan di tubuhku semakin intens. Aku bahkan pernah merasakan bahwa payudaraku seperti di remas remas oleh tangan seseorang. Lalu bagian intim ku juga dielus elus.

Awalnya aku berpikir bahwa itu semua mimpi semata. Pasalnya, aku pernah belajar di sekolah bahwa sesekali kita sebagai remaja akan bermimpi hal-hal aneh.

Walau sejujurnya aku tidak tahu apakah yang ku rasakan tiga bulan terakhir ini adalah mimpi aneh yang sering dikatakan guruku dan bahkan teman-temanku.

Ditambah, tiga bulan ke belakang aku benar-benar disibukkan dengan ujian sekolah yang membuat kepalaku mau meledak. Jadi, aku tak berpikir negatif tentang apa yang ku rasakan setiap malam.

Aku selalu berpikir bahwa mungkin itu Mommy yang selalu masuk ke kamarku. Mungkin karena ia tahu aku sedang sibuk, sehingga Mommy selalu masuk ke kamarku setiap malam secara diam-diam.

Memberikan ku elusan kasih sayang pada tubuhku yang lelah.

"Good night, Mom..." Ujarku setelah kami bertiga sampai di rumah.

"Emmm.. good night, daddy." Lirihku sambil mencuri-curi pandang pada sosok lelaki dewasa yang mengenakan kemeja putih panjang.

Hari ini adalah hari pernikahan Mommy dan Om Bara - yang kini harus ku panggil Daddy.

Step DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang