About Celeste's Life

7 1 0
                                    

"In a life full of hope, even the smallest steps feel like Giant lepas forward"

-Fragments Of Me-

🌹🌹

Celeste Liora Emarielle, atau yang lebih akrab dipanggil Riel, menatap kosong ke luar jendela kamarnya yang kecil. Langit di luar sudah gelap, Riel duduk di tepi tempat tidurnya, kedua kakinya menggantung, sementara tangan-tangannya yang kecil menggenggam selembar foto yang sudah usang.

Di dalam foto itu, ada Riel yang masih anak-anak, tertawa lebar sambil digendong ayahnya. Di sebelahnya, berdiri ibunya dengan senyum lembut, dan kakaknya laki-lakinya, yang waktu itu masih sangat muda, menatap ke kamera dengan tatapan dingin yang sama seperti sekarang.

Foto itu seperti cermin yang memantulkan masa lalu yang tampak begitu jauh. Sebuah masa yang terlihat hangat dan utuh, namun kini terasa seperti memori dari kehidupan lain.

Riel menatap foto itu dengan perasaan campur aduk. Ia menyesap udara dingin malam yang masuk dari celah jendela, mencoba menenangkan pikirannya yang berisik. Tidak ada lagi tawa riang seperti di foto itu.

Keluarganya sudah lama tidak harmonis. Percakapan jarang terjadi, dan kalaupun ada, hanya sekedar basa-basi. Ayahnya sibuk dengan hidupnya sendiri, Ibunya lebih sering tenggelam dalam dunia yang entah apa, dan kakaknya, bahkan hampir tidak pernah terlihat di rumah.

Baginya, hidup adalah serangkaian teka-teki yang rumit, dan ia tak punya petunjuk untuk menyelesaikannya. Setiap pagi, ia bangun dengan harapan bisa menemukan sedikit saja alasan untuk tersenyum, tetapi sering kali, harapan itu hanya berakhir dengan kekecewaan yang sama.

Sejak kecil, ia terbiasa menyimpan perasaan sendiri. Ketika teman-temannya punya seseorang untuk bercerita, Riel terbiasa menulis semua emosinya di buku harian yang kini sudah penuh dengan coretan-coretan rapi, halaman demi halaman.

Riel, dengan rambut hitam pendek yang dibiarkan tergerai dan pakaian tidur yang nyaman, terlihat jauh lebih muda dari usia sebenarnya. Di balik mata cokelatnya yang dalam, terdapat kisah-kisah yang jarang terungkap-cerita tentang perjuangan dan kesendirian yang sering kali tersembunyi dari pandangan orang lain.

Setiap hari, ia berusaha untuk menampilkan sosok yang kuat dan mandiri, tetapi malam ini, semua topeng yang dikenakannya terasa semakin berat.

Sebagai seorang mahasiswi yang tengah menempuh pendidikan tinggi, Riel menghadapi rutinitas harian yang padat-kelas, tugas, organisasi, dan ujian. Namun, di luar kesibukan itu, ia merasa terasing dan dikelilingi oleh bayang-bayang kesepian. Meskipun ia memiliki teman dan keluarga, ada jarak emosional yang sulit dijembatani.

Malam semakin larut. Riel meletakkan foto itu di meja samping tempat tidur, lalu merebahkan tubuhnya yang lelah di atas kasur. Ia menarik selimut hingga ke dagu, mencoba menghangatkan dirinya dari udara dingin yang menyelinap masuk. Di tengah keheningan malam, suara-suara pikirannya mulai berbisik lagi, mengingatkan tentang segala yang belum terselesaikan, tentang harapan-harapan yang tidak pernah jadi kenyataan.

Riel memejamkan mata, mencoba untuk tidur. Namun, seperti malam-malam sebelumnya, pikirannya berlari liar. Ia tahu, perjalanan hidupnya tidak akan pernah mudah. Tetapi di balik setiap ketidakpastian, ia masih berharap ada secercah harapan yang bisa ia temukan.

Ia tahu, di suatu tempat di dalam dirinya, ada kekuatan yang belum pernah ia sadari. Dan untuk malam ini, itu sudah cukup.

🦋🦋
Next

Don't forget to vote and comment

Thank You

NOTE: CERITA INI DIBUAT HANYA FIKTIF BELAKA. JIKA ADA KESAMAAN NAMA, TEMPAT, DAN KEJADIAN. MAKA ITU HANYA KEBETULAN DAN TIDAK ADA UNSUR KESENGAJAAN

Fragments Of MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang