A Long Sad Night

65 14 4
                                    

[ Disclaimer ]
÷ TW‼️ : Violent scenes, attempted murder, suicidal tendencies. Please be wise ÷

------

"If I die, will all these problems be solved?"

- Nakamura Yukio -

------


Setelah memastikan bahwa Todoroki baik-baik saja, Yukio memutuskan untuk kembali ke kediamannya yang tidak jauh dari markas pusat Kuryu. Seperti tebakan Todoroki, ia memang melarikan diri dari penjara bawah tanah siang ini. Selain karena tahu bahwa Todoroki dan anak-anak Oya sempat dalam bahaya, alasan lain mengapa dirinya memaksa untuk adalah keadaan kakaknya.

Yah, kakak laki-lakinya yang sekarang sedang berada di dalam ruang tahanan.

Kurosaki Kagami, satu-satunya pewaris yang akan menggantikan kakeknya. Namun, pemuda itu harus mendekam di penjara karena memberontak perintah sang kakek.

Yukio sebenarnya juga tidak paham mengenai logika kakeknya, mengapa hanya karena membela ibu mereka, sang kakak harus mendekam lebih dari setahun di dalam sana? Membuatnya nyaris gila karena penyiksaan fisik dan batin ini yang pemuda itu alami.

Yukio kini berlari, menyelinap diantara penjaga sambil sesekali melumpuhkan para penjaga yang berusaha berisik. Entah mengapa dorongan dalam dirinya untuk memberontak terasa lebih kuat.

Tepat di depan sebuah pintu terakhir yang menghubungkannya dengan ruang penyiksaan, Yukio berdiri. Ia menghela napas panjang, mencoba memantapkan diri untuk memasuki ruangan itu.

'Tidak ada waktu, Yukio. Lakukan atau pergi.'

Yukio menatap datar pintu itu, lalu melesatkan sebuah tendangan keras hingga menimbulkan keributan. Pintu yang dikunci dari dalam itu terbuka, menampilkan wajah-wajah terkejut yang melihatnya layaknya hantu. Ada sekitar dua puluh pria dewasa di ruangan itu, menjaga sebuah sel yang berisikan seorang pemuda yang tengah meringkuk kecil di dalam sana.

Kepalan tangan Yukio mengerat. Matanya lantas menyorot penuh kebencian pada manusia-manusia yang menjadi bawahan kakeknya.

"Yukio-sama, apa yang anda lakukan disini?" Tanya salah satu orang disana.

Gadis yang ditanya sama sekali tidak menjawab. Ia hanya memandang dingin, menguarkan aura tajam yang menyesakkan. Terasa persis seperti sang kakek, Kurosaki Kimitatsu jika sedang mengamuk. Meski benci mengakuinya, Yukio memang benar-benar cucu pria tua itu.

Salah satu pria yang melihat tatapan gadis itu segera menggeleng. Ia tahu jelas sebrutal apa nona-nya jika sudah marah pada sesuatu.

"Nona, jangan mencoba untuk membebaskannya atau nyawa anda dalam bahaya," Ucap Pria itu, setengah mengancam.

Seolah tidak mempedulikan itu semua, Yukio segera meluncur dengan cepat, melayangkan sebuah tendangan telak yang mengenai wajah si pria. Gadis itu dipenuhi kemarahan, terbukti dengan urat-urat tipis yang muncul di tengah sekeliling kepalanya.

Amarahnya yang tertahan seolah meledak, siap menghancurkan apapun.

Tanpa menunggu, para penjaga lain mulai mengerubungi Yukio layaknya semut yang kelaparan, memberikan pukulan dan tendangan pada tubuh kecil itu. Namun layaknya keturunan Kuryu lainnya, Yukio tentu tidak bisa diremehkan. Gadis itu mampu menangkis sebagian besar serangan yang ditujukan padanya.

Begitu mendapat celah, Yukio segera membuka blokade yang sebelumnya mengurungnya dengan sebuah tendangan yang mengincar area dada lawan, membuat tiga pria menabrak sel dengan keras dan pingsan seketika.

Love in Silence - Todoroki Yosuke Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang