Shella tanpa banyak penolakan langsung masuk keruang ganti untuk menanggalkan dressnya dan menggantinya dengan setelan yang pria itu pilihkan untuknya- sebuah kemben crop putih yang dipadukan dengan celana jeans super pendek, ia cukup terkejut, meskipun sudah biasa mengenakan pakaian seksi seperti ini Shella tetap merasa malu saat mengenakannya didepan laki-laki asing untuk pemotretan ini.
Nana masih mempersiapkan pemotretannya, dari kamera hingga lightning ia sendiri yang menyiapkan, ini bukan hal istimewa baginya sebab sebelum ayahnya melantiknya menjadi seorang CEO ia adalah photografer yang ayahnya pekerjakan diperusahaan ini, jadi saat ia yang menjadi CEO ia ingin dirinya sendiri yang akan memilah dan memilih calom model yang pas untuk bernanung dibawah agensinya ia sendiri yang akan menentukan.
Gadis muda itu keluar dengan setelan yang ia berikan, membuatnya sedikit melongo sebelum mengarakannya pada ruang putih yang sudah ia persiapkan, "relax aja ya, anggep aja sekarang kamu model besar, kamu bebas bergaya sesuka kamu."
Meskipun Shella mengangguk namun Nana tau gadis itu masih cukup canggung padanya bahkan terlihat tidak nyaman mengenakan pakain seperti ini. Sepanjang pemotretan Nana terus dibuat salah fokus degan lekuk tubuh Shella yang begitu sempurna, belum lagi payuadara besar yang terus memberontak ingin keluar dari kemben yang gadis itu kenakan.
"Lebih luwes lagi, Shell," ucap Nana memperingati, "jadi diri kamu sendiri, iya.. oke bagus, lagi."
Gadis itu kelihatannya sudah mendapatkan kepercayaan dirinya secara penuh, terlihat dari tatapan mata dan gayanya yang tidak malu-malu, bahkan kin Shella berani menggerai rambutnya kebelakang membiarkan belahan payudaranya terekpose begitu saja didepan mata Nana, tanpa ragu gadis itu berbaring diatas lantas pemotretan memberikan pose-pose yang sedikit dewasa dan propokatif, wajah imutnya bahkan terlihat seksi sekarang,, mata sayu dan bibir merah muda itu benar benar membuat kontolnya tegang tanpa ia rencanakan.
"Oke, good Shella!" ucapnya penuh semangat sebelum membantu gadis itu beridiri.
Nana menarik dua kursi dibelakangnya memperlihatkan pada hgadis itu hasil dari pemotretannya barusan, namun ia terus terusan dibuat gagal fokus dengan patudara bulat gadis ini.
"Bapak puas dengan hasilnya? " tanya Shella exited.
Pria itu menelan salivanya kasar, "cukup puas," jawaban itu jelas membuat Shella kembali pesimis.
"Tapi tadi kata bapak bagus kan?"
"Memang, tapi kita harus melakukan satu tes lagi untuk memastikannya, apakah kamu layak atau tidak menjadi model besar."
"Saya layak, sangat layak, kasih saya tes berapa banyakpun bakal saya buktikan kalau saya layak."
Nana terkekeh melihat Shella yang mulai terbiasa dengannya tanpa malu-malu, lantas ia tersenyum miring dan menarik Shella untuk duduk diatas pangkuannya membuat gadis itu terkejut hingga menahan nafasnya sendiri, bingung apa yang akan dilakukan CEO muda ini padanya.
"Kamu yakin mau jadi model besar di agnesi saya?" Shella mengangguk, "yakin mau lakukan apapun untuk itu?"
KELANJUTANNYA ADA DI TRAKTEER YA, ADA VIDEONYA JGA!
KAMU SEDANG MEMBACA
Darkness Think Fangirl - NC-21++ (NCT ot-23)
FanfictionORIGINAL FICTION! cerita ini hanya fiksi belaka. Saya harap pembaca bisa lebih bijak dalam menanggapi cerita ini. Sekiranya ada yang merasa terganggu mohon untuk tidak membuka work ini. ⚠️Member NCT hanya visualisasi ⚠️Mature ⚠️21++ ⚠️No children
