Chapter 2 || pengumuman hasil ujian
Sekarang adalah hari pengumuman untuk kelas 6 yang telah melakukan ujian sekolah seminggu yang lalu. Rahma dan Aulia memasuki kerumunan untuk melihat mading sekolah. Tepat berada di depan mading, mereka segera mencari nama mereka masing-masing. Aulia berada di peringkat pertama yang sudah jelas ia lulus dengan nilai yang hampir sempurna. Kemudian Aulia mencari nama Rahma, dan ternyata temannya ini berada di peringkat 5 yang dimana ia masuk 10 besar.
Aulia menatap Rahma dengan senyum lebarnya. "Wahhh, kamu ada di peringkat 5, selamat yaa"
"Makasih, padahal kamu jauh lebih besar dari aku loh, selamat Aul"
Aulia mengangguk. "Makasih juga, Ra"
"Aul, kamu berangkat ke pondoknya kapan?"
"Lusa"
"Ihh kok cepet banget," ucapnya dengan mengerucutkan mulutnya dan menyilangkan kedua tangannya kedepan.
"Iya, soalnya kata Ayah sekalian liburan dulu ke rumah nenek," Aulia menggantungkan kalimatnya sejenak. "Maaf ya Ra" katanya dengan wajah yang ditekuk.
"E-eh gak papa kok, aku tadi cuman bercanda," Rahma mengangkat tangannya lalu membuat pose dia jari dengan bibir yang melengkung.
••••••••••
"BUNDAAA"
Suara nyaring tersebut bergema di seluruh ruangan sehingga membuat seseorang yang sedang bersantai tersebut terkejut karena teriakan yang berasal dari ruang tamu.
Rina-Bunda Rahma, menoleh kearah suara dan melihat putrinya yang berlari kearahnya dengan pakaian yang memakai merah putih dan di punggungnya terdapat tas yang ia gendong. Itu adalah suara Rahma yang baru pulang sekolah.
Rahma duduk disebelah Rina. "Bunda...." sapanya disertai senyum manis yang ia tampilkan.
"Pulang sekolah bukannya salam malah teriak-teriak," ucap Rina dengan mencubit hidung Rahma secara gemas.
"Aws Bunda," ringisnya. "Hehehe, maaf. Assalamu'alaikum Bunda sayang," salamnya yang terlambat dengan memeluk Rina.
"Waalaikumsalam. Nah gitu kalau pulang sekolah tuh salam dulu terus jangan teriak-teriak Bunda kaget loh tadi"
"Hehehe iya Bunda maaf"
Rina menggeleng-gelengkan kepalanya. "Yaudah sana ganti baju dulu"
Rahma menggelengkan kepalanya. "Bunda gak ngucapin selamat ke aku?"
Rina mengerutkan keningnya. "Selamat?"
"Ish Bunda pasti lupa," ucap Rahma dengan bibir yang mengerucut. "Kan sekarang pembagian lapor dan hasil ujian, tauu...."
"Oiya, maaf ya Bunda lupa. Gimana-gimana hasilnya, pasti masuk sepuluh besar dong anak Bunda, yakan?"
Rahma mengangguk. "Aku diperingkat 5,"
"Wahh, selamat, pinter banget anak Bunda," uacp Rina. "Tapi, kenapa mukanya ditekuk gitu?"
"Bunda gak marah ke aku?"
"Marah kenapa? Kan kamu enggak ngelakuinnya kesalahan"
"Kan aku cuman diperingkat lima bukan masuk tiga besar. Engga kayak kakak yang selalu masuk tiga besar"
"Kamu sama kakak kamu memang sama-sama anak Bunda sama Ayah tapi gak bukan berarti kamu harus sama seperti kakak kamu. Mungkin iya, kakak kamu selalu dapat peringkat tiga besar, namun sebelumnya kakak kamu juga pernah kok gak diperingkat tiga. Tapi, dia tidak pantang menyerah, dia terus belajar sampai akhirnya bisa masuk peringkat pertama. Kamu juga bisa kok masuk peringkat pertama. Mungkin, untuk sekarang belum waktunya kamu berada diperingkat pertama,bisa jadi nanti setelah kamu masuk SMP atau SMA, pasti bisa selagi kamu terus belajar dan berusaha. Satu lagi, Bunda ataupun Ayah tidak akan memaksa kalian berdua untuk berada diposisi peringkat tiga besar. Yang Ayah sama Bunda harapkan dari kalian itu, kalian paham dengan materi yang diajarkan oleh guru kalian. Supaya ilmu yang kalian dapatkan itu bermanfaat suatu saat nanti "
KAMU SEDANG MEMBACA
I Have A Crush On You (Masa Lalu Pemenangnya)
Teen FictionSaat pertama kali aku melihatnya, duniaku seakan terkunci. Bayang-bayang dirinya selalu berputar di kepalaku, aku sudah mencoba untuk menepisnya. Namum ternyata, aku kalah dengan pikiranku sendiri. Tetapi ternyata, semua angan-angan ku, semua keing...