🌹 9 ~ Tiara Pulang 🌹

240 75 31
                                    

HAPPY READING

***

"Aku akan menjadikan kamu satu-satunya di hidupku itu janjiku untukmu suamiku, walau hanya mendapatkan rasa sakit darimu mas raden."

Nadira Safa Apriliani

"Aku begitu kejam terhadap istri hamba sehingga membuat hidupku di selimuti oleh rasa bersalah dan dipenuhi dengan kata menyesal telah menyia-nyiakan sosok istri sepertimu nadira."

Raden Arsen Dirgantara

***


06.00 WIB.

Nadira sudah terbangun dari tidurnya, semalam Nadira tidak bisa tidur dengan nyenyak, karena dirinya semalam tidur hanya pakai alas karpet doang, hari ini juga pacar dari sang suami pulang, jadi ada sedikit rasa bahagia bisa kembali ke kamar kesayangannya, iya walaupun tidak satu kamar dengan suaminya.

"Astaghfirullah badan aku terasa sakit semua," batin Nadira yang kini sedang berada di dapur, ia memberikan rasa sakitnya itu menghilangkan sendiri.

"Pagi non Dira," sapa Bibi Rumi ke Nadira.

"Pagi Bibi," balas Nadira membalas sapaan dari Bibi Rumi.

"Gimana dengan kondisi non Dira, apa kepalanya masih sakit," tanya Bibi Rumi menayangkan kondisi sang majikan.

"Alhamdulilah udah sembuh bi, semalem juga aku lepas perbannya," balas Nadira.

"Syukurlah bibi seneng dengernya non, jangan terluka lagi iya non, Bibi sedih kalau liat non terluka kaya kemarin," ucap Bibi Rumi.

"Iya bi insyaallah," balas Nadira.

"Tapi aku juga nggak tau nanti, apakah mas Raden tidak akan melukai aku lagi atau malah melukai lebih dari ini," batin Nadira bergulat dengan pikirannya.

"Non masak apa hari ini?" tanya Bibi Rumi mengalihkan topik supaya majikannya ini tidak murung dan sedih.

"Nasi goreng!! untuk mas Raden bi," balas Nadira.

"Pasti ini enak banget non, dari bau aja udah enak, membuat bibi pengin langsung makan," ucap Bibi Rumi memuji masakan buatan Nadira.

"Bibi ini bisa aja bikin aku salting," balas Nadira.

"Alhamdulilah udah selesai, bi bantuin bawa makanan ini ke ruang tamu, Dira mau manggil mas Raden dulu," ucap Nadira.

"Siap non silahkan," balas Bibi Rumi.

***

Di ruang tamu Raden malah lagi enak-enakan sambil kaki di angkat di atas meja sambil nonton tv, kepribadian seseorang Raden terbalik karena Nadira istirnya ini malah ia jadikan sebagai pembantu di rumahnya sedangkan pacarnya di jadikan ratu olehnya.

"Ih!! aku kangen banget sama pacar aku," batin Raden merindukan kekasihnya yang tadi pagi sudah pamit pulang kepadanya.

"Aku malas sekali kalau cewe kampung itu di rumah ini," gerutu Raden.

Suara langkah kaki terdengar di telinga Raden, ia sudah bisa tebak pasti cewe kampung itu lagi.

"Selamat pagi, mas Raden," ucap Nadira dengan tersenyum ke arah suaminya.

Kehadiran Yang Tak Di Anggap Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang