Jangan dibaca aja, tolong tinggalkan jejaknya. Apalagi sampai jadi silent reader. Pelit amat, tinggal klik ikon bintang aja gak akan memakan waktu selama satu menit.
Terima kasih🙏
❄️❄️❄️💦💦💦❄️❄️❄️
Lantas Meen menarik tengkuk Pin dan mendaratkan bibirnya pada bibir ranum Pin di saat tangannya yang tadi masih saling bertautan dengan jemari tangan Pin. Mereka berciuman, bukan ciuman liar walaupun Meen sangat ingin. Itu ciuman yang lembut dan saling mengimbangi. Meen tidak ingin Pin merasa terintimidasi dan takut, dia ingin Pin nyaman lalu candu dengan ciumannya.
Meen duduk di meja kerjanya, pandangannya terus-menerus terpaku pada layar komputer, di mana laporan yang seharusnya sudah selesai kini malah dipenuhi dengan kesalahan ketik akibat pikirannya yang kacau akibat merindu. Meen kembali mencoba fokus, tetapi bayangan tentang Pin terus menghantui benaknya, membuatnya sulit untuk berkonsentrasi.
Lantas dia menarik nafas panjang, berusaha menenangkan pikirannya yang kacau. Namun, seberapa keras pun dia mencoba, bayangan omega manis itu terus muncul, membuatnya semakin sulit untuk bekerja.
"Fokus, Meen. Kau harus menyelesaikan ini." Dia menepuk pipinya lalu kembali mencoba fokus dengan pekerjaan.
Hal ini tidak akan terjadi jika Pin mengizinkannya tuk menelepon dan menemuinya. Sehari setelah dia melamar Pin, Noname datang menemui Meen tuk jangan menghubungi Pin dan menemuinya sampai Pin sendiri yang menghubungi Meen. Dan ini sudah sepuluh hari semenjak dia melamar Pin.
Satu jam kemudian dia menoleh, keningnya mengernyit melihat Tita berjalan santai masuk ke ruangannya. Dia tersenyum sensual melihat Meen yang segera membuang muka dan kembali fokus pada layar komputernya.
"Meen, apa kabar? Lama tidak bertemu!" Wanita cantik itu tersenyum lebar, suaranya ceria dan akrab.
Meen hanya bisa menatap wanita itu dengan datar, ingin dia usir tapi itu tidak mungkin. Semenjak hubungannya dengan wanita ini berakhir, wanita ini selalu mengadu kepada mamanya jika Meen mengusir dan mengabaikannya. Dan berurusan dengan mamanya itu sangat merepotkan.
Tanpa menunggu persetujuan, wanita cantik itu langsung duduk di atas meja Meen, menyilangkan kaki jenjangnya dengan santai.
"Kamu terlihat lebih tampan semenjak terakhir kali kita bertemu. Sejak kembali dari Luna Akademi, kamu benar-benar berubah." Ucap dia benar-benar tidak tahu malu.
Meen berusaha menutupi rasa tidak nyamannya, tetapi matanya tetap waspada, mencari tahu apa sebenarnya yang diinginkan Tita darinya.
"Banyak hal yang memang berubah, Tita. Tapi itu bukan urusanmu sekarang, bukan? Jadi, apa tujuanmu datang ke sini? Aku tidak punya waktu banyak." Ucap Meen dengan nada dingin. Reaksi Meen itu lantas membuat Tita terkejut, seperti baru melihat sisi lain dari Meen yang sebenarnya.
"Meen ku yang tampan, lihat. Sekarang kamu bersikap sangat dingin, dahulu kamu begitu hangat dan sangat menyayangiku, bahkan kamu bahkan selalu mengabulkan apapun permintaanku. Tak pernah sekalipun kamu berkata kasar padaku, tapi kenapa sekarang kamu begini? Kesalahan apa yang telah aku lakukan kepadamu." Sepertinya dia sudah lupa mengenai kejadian dia menghina Meen waktu itu. Kejadian yang membuat Meen membatalkan perjodohannya namun Engfa tetap bersikeras mempertahankannya bahkan akan mempercepat proses pernikahan mereka.
"Semua orang bisa berubah Tita, tergantung situasinya."
"Okay, aku paham kamu marah padaku. Dan aku sudah minta maaf untuk itu, oke! Please, izinkan aku memulai dari awal lagi denganmu."
"Sudah terlambat, aku sudah tidak peduli denganmu dan aku tak mau lagi berurusan denganmu."
Tita tersenyum tipis, seolah-olah menikmati situasi ini. Dia tidak langsung menjawab, melainkan membiarkan keheningan menggantung di udara untuk beberapa saat.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Abyss : PerthSanta - The End
FanfictionPerth Tanapon X Santa Pongsapak : Enigma X Alpha ⏩Ghostship Area☠️ ⏩Area dewasa 🔞🔞🔞 ⏩️ABO's Story ⏩MPreg Area ☠️ ⏩Typo dan kata yang hilang bertebaran 🙏 Finish : 25 Oktober 2024