Menara Vylion, sebuah tempat megah yang terletak di tengah gurun pasir. Bangunan yang katanya menjadi tempat di mana seluruh buku mengenai rahasia dunia itu, meskipun pada faktanya tidak ada satupun buku yang berada di sana.
Berdasarkan petunjuk yang telah mereka dapatkan dari catatan kuno, mereka akan menemukan sebuah rune di tempat tersebut.
Sebuah rune yang sangat rapuh namun kuat di saat bersamaan, yang senantiasa menjaga keseimbangan dunia. Dengan adanya rune itu, dunia mereka dapat terlindung dari dunia luar.
Tentu saja, dengan begitu mereka harus melindungi rune tersebut dari pihak Ragnarok yang senantiasa haus akan kekuatan dan kekuasaan.
Di saat mereka ingin mengecek bangunan tersebut untuk kesekian kalinya, mereka terkejut sebab portal yang berada tepat di atas bangunan tersebut nampak semakin besar dan seakan mulai menelan kembali bangunan tersebut.
Bangunan yang mungkin terdiri atas belasan lantai tersebut dihubungkan dengan tangga melingkar pada bagian tengah bangunan, lantai tertingginya saja bahkan sudah menyentuh awan.
Belum juga mereka menginjakkan kaki di lantai paling atas, tiba-tiba mereka berpindah ke suatu tempat yang berbatasan langsung dengan dinding tidak kasat mata yang membatasi dunia mereka.
Dan ya, mereka bertemu dengan Ragnarok di sana. Ubi hadir di sana sembari menggenggam kapak kebanggaannya, di belakangnya terdapat empat sosok bertopeng hitam.
Dengan itu, pertempuran di antara keduanya pun akhirnya pecah.
Bertarung dalam nama besar Asgard, sebuah kehormatan yang diletakkan di bahu mereka. Dengan gagahnya, para ksatria dengan zirah biru itu melawan seluruh anggota Ragnarok bersama anggota Aliansi lainnya.
Maji yang berduel senjata legendaris dengan Ubi, sebuah pertarungan yang sudah di luar batas manusia.
Dewi ternyata malam itu berpihak kepada mereka, Ubi akhirnya berhasil dikalahkan dan senjata itu jatuh ke tangan Aliansi. Dengan penuh rasa gembira, Noya selaku pemimpin dari Aliansi pun mengundang mereka semua ke Eclipse untuk berpesta.
Maka malam itu, semua tong berisi anggur dan bir dikeluarkan dari ruang penyimpanan bawah tanah. Babi-babi dipanggang dan dihidangkan, tidak lupa pula di sana terdapat kentang tumbuk dan buah-buahan.
"Bersulang atas kemenangan kita!"
"Bersulang atas kemenangan kita!"
Tentu saja, Kaguwir dan Anna tidak ikut minum-minuman beralkohol mengingat keduanya masih di bawah umur.
Malam itu benar-benar meriah, dimana semua orang nampak bahagia, tentu saja tidak terkecuali Kirman dan Megi.
"Hei, bocah. Jangan terlalu banyak minum, ya," ujar Kirman dengan nada meledek, Megi pun berdecak sebelum meminum gelas bir miliknya.
"Kau juga sama, Pak Tua," balas Megi kemudian. "Omong-omong, kau sudah coba makanannya? Itu sangat lezat."
"Oh ya? Belum, aku belum mencobanya. Memang siapa yang memasaknya?" tanya Kirman sebelum kembali menenggak minumannya.
"Seingatku, Ajul yang memasaknya. Aku kira dirinya hanya hebat di medan perang, namun ternyata dirinya sama hebatnya saat memasak," ujar Megi. Dirinya kemudian memotong potongan daging yang berada di piringnya, kemudian menawarkan potongan daging tersebut kepada Kirman.
Kirman pun membuka mulutnya tanda menerima penawaran dari pemuda itu, yang tentu saja Megi segera menyuapi pria itu dengan potongan daging yang ia tawarkan sebelumnya. "Bagaimana menurutmu?"
"Ya, aku harus akui daging ini rasanya lezat." Kirman pun terkekeh. "Nampaknya setelah ini aku harus meminta Ajul untuk mengajariku cara memasak."
"Memangnya kau tidak bisa memasak?" tanya Megi heran. "Seingatku, kau sering memasak dan rasanya juga sangat lezat."
"Tapi tidak seenak ini," balas Kirman. "Kapan-kapan kau harus menemaniku ke Baldurs untuk menemui Ajul, Megi. Aku memaksa."
Megi hanya menghela napas sebelum mengangguk pasrah, dirinya memilih untuk tidak berdebat dengan pria manis itu. Entah atas dasar apa dirinya tiba-tiba bersemangat untuk memasak, dirinya juga tidak tahu.
"Kalau kau masih menginginkan daging panggang, aku akan memotongnya lagi untukmu," ujar Megi, Kirman pun menggeleng.
"Tidak usah, aku akan memotongnya sendiri," tolak Kirman, namun Megi langsung menarik lengan pria itu hingga dirinya kembali duduk di kursinya.
"Kau mau kemana? Aku sudah bilang padamu, aku yang akan memotongnya untukmu." Tanpa ada niatan untuk mendengar protes dari pria itu, dirinya pun segera menghampiri Ajul yang duduk menyilangkan kaki di sebelah buffet makanan.
"Kau datang untuk menambah daging?" tanya Ajul sembari menyerngit saat melihat pemuda itu berjalan mendekatinya, dirinya kemudian kembali meminum minumannya.
Megi pun menggeleng. "Tidak juga, aku datang untuk mengambil porsi daging milik Kirman. Kau duduk saja dan nikmati waktumu sendiri, tidak usah membantuku."
Ajul pun terkekeh. "Baguslah, kau tidak menggangu waktuku. Namun tolong potong daging itu dengan rapi, Megi. Aku tidak suka jika daging itu sampai hancur."
"Iya-iya, kenapa kau sama cerewetnya dengan Kirman dalam masalah potongan makanan?" gerutu Megi sembari memotong daging babi panggang itu dengan hati-hati, sama seperti yang diminta oleh Ajul. "Omong-omong, Kirman tadi bilang kepadaku dia ingin memintamu untuk mengajarinya cara memasak babi panggang."
Ajul pun menatap pemuda berambut coklat itu bingung. "Memang benar aku yang memasak semua babi ini, tapi kenapa tiba-tiba sekali?"
"Mana aku tahu," balas Megi, dirinya kemudian menyimpan kembali posisi pisau yang ia digunakan untuk memotong daging tersebut ke tempatnya. "Lebih baik kau bertanya langsung kepada Kirman."
Megi kemudian kembali ke tempatnya bersama Kirman sambil membawa sepiring daging. "Makanlah, aku mengambilkanmu porsi yang cukup besar."
Kedua netra biru Kirman pun nampak berbinar melihat potongan daging yang terlihat sangat menggiurkan tersebut. "Terima kasih, Megi!"
Di saat anggota Aliansi lain asyik minum, Megi sendiri memilih untuk diam dan mengawasi Kirman. Dirinya berhenti minum di gelas ke dua, berbeda dengan Kirman yang masih terus minum meskipun sudah hampir mencapai gelas ke lima.
"Kau kenapa berhenti? Bir ini lezat, kau tahu?" tanya Kirman, wajahnya sudah mulai memerah sebab alkohol. Tangannya tiba-tiba menyentuh pipi pemuda itu. "Omong-omong, kenapa tiba-tiba kau terlihat semakin tampan?"
Mendengar pernyataan tidak terduga dari Kirman, wajah Megi pun merona. Dirinya kemudian menggenggam tangan yang menyentuh pipinya itu. "Aku rasa lima gelas sudah cukup untukmu, Kirman. Ayo kita kembali ke Asgard sekarang."
"Gendong aku."
Tentu saja Megi langsung menyetujuinya tanpa pikir panjang, dirinya akan melakukan apapun demi pria itu. Saat Kirman telah naik ke bahunya, dirinya kemudian menggenggam tangan pria itu. "Pegangan kepadaku dengan erat dan berusahalah untuk tetap sadar, Kirman. Aku tidak mau ada hal buruk yang terjadi kepadamu sebelum kita tiba di Asgard."
T. B. C.
Jika di AZAZEL part 12, Ajul dipaksa sama Maji. Maka di sini Megi suka rela nganterin Kirman. Iya emang, ak tidak kreatif 😌
KOMENTAR DAN VOTE LAH OYYY
So don't forget to vote, spam comments, follow, and share if you like this story!

KAMU SEDANG MEMBACA
KLANDESTIN [Completed]
FanfictionMain cast : Megi (Megane) BxB area! Brutal Legends Universe! Tidak perlu pengakuan dari semesta untuk menyatukan dua insan, cukup keduanya yang mengetahui sebesar apa asmara yang bergejolak di dalam relung hati mereka. Dari hina menjadi terhormat, b...