Kirana terus berlari, melewati gang-gang sempit yang penuh bayang-bayang. Meski napasnya mulai terengah-engah, namun ia tak memedulikannya sama sekali. Langkahnya justru semakin cepat, seolah sedang mencoba melarikan diri dari sesuatu yang telah membuatnya begitu terkejut.
Setelah berlari tanpa henti, akhirnya Kirana tiba di sebuah taman terpencil, tersembunyi di balik bangunan-bangunan tua. Taman itu begitu tenang, seakan menjadi oasis di tengah keramaian kota. Suara gemericik air dari air mancur kecil yang berada di tengah-tengah taman mengalun lembut, menyatu dengan aroma bunga-bunga yang menyegarkan.
Kirana perlahan berjalan menuju bangku kayu di bawah pohon rindang dan duduk di sana. Jantungnya masih berdetak kencang, namun perlahan-lahan ia mulai merasa lebih tenang. Ia membiarkan dirinya tenggelam dalam suasana yang damai, mencoba menata kembali pikirannya yang kusut.
"Apa yang sebenarnya terjadi? Apa yang diinginkan Tuhan dariku?" gumam Kirana pelan, seolah mencari jawaban dari angin yang berembus lembut di sekelilingnya. Sorot matanya yang sayu menerawang jauh, pikirannya melayang, membayangkan sosok perempuan yang ditemuinya beberapa saat yang lalu.
Gelombang perasaan yang campur aduk menerjang Kirana dengan hebat. Kehadiran gadis yang wajahnya menyerupai Sandra menimbulkan kebingungan dan kelemahan yang sulit dijelaskan. Rasa cemas dan ketidakpastian memenuhi pikirannya, menyisakan pertanyaan yang terus berputar: siapa sebenarnya gadis itu, dan mengapa takdir mempertemukannya dengan seseorang yang begitu mirip dengan Sandra, sosok yang selama ini telah ia pendam dalam ingatannya?
Kenangan tentang Sandra melintas di benaknya, kilatan-kilatan bayangan yang tak terhindarkan. Meski gadis itu terlihat begitu mirip, seperti pinang dibelah dua, Kirana tahu dalam hatinya bahwa dia bukan Sandra. Keyakinan itu begitu kuat, namun tetap saja, kehadiran gadis tersebut meruntuhkan tembok pertahanan yang telah ia bangun selama ini. Pertemuan itu mengguncang hatinya, membawa kembali perasaan yang selama ini ia coba lupakan.
Saat itu, taman menjadi saksi bisu dari perasaan rindu yang terpendam di dalam hati Kirana. Angin sepoi-sepoi menyapu daun-daun yang telah rapuh di ranting pohon. Kirana menghela napas panjang, mencoba meredakan gelombang emosinya yang bergelora.
KAMU SEDANG MEMBACA
SELENOPHILE (ON GOING)
Fantasía{ TERINSPIRASI BOLEH, PLAGIAT JANGAN YAA! } === TINGGALKAN JEJAK DI KOMEN, JIKA MAU VOTE & FEEDBACK ^_^ === #1 Selenophile (per November 2024) **** Kirana, seorang gadis dengan trauma besar akibat kecelakaan yang menghantamnya saat masih kecil, tern...