Chapter 40: Forbidden Love Thingy

64 4 0
                                    

Pagi ini bukanlah kali pertama bagi Valerie untuk bangun di samping Ryke dan berkesempatan untuk menikmati pemandangan di hadapannya, tetapi rasanya ia tidak akan pernah bosan dan menolak jika mendapat suguhan Ryke sebagai pemandangan setiap paginya.

Valerie tidak dapat menahan dirinya untuk tidak mendekatkan dirinya pada pria itu, sehingga saat itu juga ia memeluk tubuh Ryke dengan cukup erat sampai pria itu terbangun dari tidurnya.

Mendengar suara tawa kecil dari Ryke telah berhasil menghilangkan sisa-sisa dari semalam yang membuat kepalanya pusing, ditambah lagi kini Ryke membalas pelukannya.

Tidak lupa juga Ryke memberikan ciuman di puncak kepala wanitanya itu, pipi, dan juga bibirnya secara singkat.

  "Good morning, Ryke."

  "Good morning, Valerie."

Valerie terkekeh.

  "Bagaimana kondisimu sekarang?" tanya Ryke setelah membuka matanya dan sekarang saling berhadapan dengan Valerie.

  "Aku tidak tahu. Baik-baik saja mungkin," jawabnya sambil tersenyum. "Memangnya apa yang terjadi?"

  "Kau tidak ingat?" tanya Ryke lagi.

  "Selain terlalu banyak mengonsumsi alkohol bersama rekanku, Jassim Fahd, untuk menghindari percakapan? Tidak ada," bohongnya. Sebenarnya Valerie ingat apa yang terjadi semalam. Walau samar-samar, tapi ia ingat apa yang hendak Jassim lakukan. "Oh! Dan bagaimana aku bisa bersama denganmu disini?"

Ryke mengerutkan dahinya. Dari matanya, Valerie menunjukkan bahwa ia merasa sedih dan juga marah, seakan ia mengingat apa yang terjadi semalam. Tetapi nyatanya, Valerie tidak mengingatnya.

Apa mungkin ia tidak mengingat sedikit pun dari kejadian malam itu?

Namun, ia tidak ingin mengungkit masalah semalam lagi dengan Valerie dan mungkin memang sebaiknya Valerie melupakan apa yang menimpanya semalam.

  "Ryke?" panggilan itu menyadarkan pria itu kembali.

  "Ya, aku menemuimu di lorong bersama lelaki itu... tidak sadarkan diri," jawab Ryke yang tidak sepenuhnya bohong. "Efek wine yang kalian berdua minum semalam."

Kini gantian Valerie yang mengerutkan dahinya.

  "Aku tidak menyebut minuman apa yang aku minum semalam, Ryke. Bagaimana kau tahu itu wine?"

Dammit.

Pada detik pertama Ryke bingung harus menjawab apa, tetapi ia ingat kalau ada noda anggur pada pakaian yang dipakai Valerie semalam. Jadi, Ryke memakai alasan tersebut.

  "Ada nodanya," jawab Ryke singkat.

  "Oh." Valerie menganggukkan kepalanya. "Maaf, kau harus melihatku tidak sadarkan diri dengan Jassim semalam. Dan juga, maaf aku tidak memberitahu kepadamu kalau aku bertemu dengannya."

Ryke menaruh telapak tangannya pada pipi Valerie yang sedikit kemerahan dan mengelusnya.

  "Aku juga, karena tidak langsung mengabarimu setibanya aku disini," ujar Ryke.

"Tidak masalah bagiku," kata Valerie. Ia memberikan kecupan pada bibir Ryke sebelum melanjutkan perkataannya. "Yang terpenting bagiku adalah sekarang kau disini, Ryke. Bersama denganku."

Irresistible Sight | Irresistible Series #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang