BEST EVER FRIEND

50 17 0
                                    

Giselle Uchinaga [aespa] & Na Jaemin [NCT DREAM]
•••

Dari kecil hingga sampai saat ini, Giselle hanya dekat dengan tiga orang. Kedua orang tuanya dan Jaemin, sahabat baiknya.

Karena rumah mereka yang bersebelahan, keduanya sering menghabiskan banyak waktu bersama. Mulai dari belajar, bermain, bersepeda, mengerjakan pekerjaan rumah, bahkan mandi bersama.

Ya, mandi bersama.

Walau memalukan tapi Giselle ingat dengan jelas, ia pernah mandi bersama Jaemin ketika berumur tiga sampai lima tahunan.

Keduanya sudah seperti saudara tanpa ikatan darah. Semua yang terjadi dalam kehidupan Giselle sudah pasti diketahui oleh Jaemin. Jaemin akan melindungi Giselle saat orang lain mengucilkannya. Jaemin akan menghiburnya saat Giselle merasa sedih. Jaemin sudah seperti Kakak laki-laki yang tidak pernah Giselle miliki.

Hanya saja saat memasuki usia dua belas tahun, Giselle mulai merasakan perasaan asing yang membuatnya tidak nyaman.

Gadis itu merasa Jaemin berubah menjadi sosok pria di matanya, bukan hanya teman masa kecil. Ia sadar ketika jantungnya berdebar saat melihat senyuman pemuda itu.

Saat Jaemin berdekatan dengan gadis lain, Giselle akan merasa sedih dan mulai membanding-bandingkan dirinya dengan gadis tersebut.

Perasaannya terus berkembang pesat hingga sekarang. Segalanya sudah berubah bagi Giselle walau mungkin Jaemin tidak merasakan perasaan apapun. Seperti saat ini, Jaemin masuk ke kamarnya untuk membangunkan Giselle seperti pagi-pagi sebelumnya.

"Jijel, bangun... Kau tidak lihat ini sudah jam berapa? Aku tidak mau kita terlambat lagi." Ujar Jaemin sambil mengguncang tubuh Giselle, sesekali mencubit pipi gadis itu dengan pelan.

"Uhh, Jaemin berisik! Aku masih mengantuk, lima menit lagi." Giselle bergumam lalu berusaha memindahkan tangan sahabatnya yang terasa menganggu.

Jaemin berdecak kesal. Setiap pagi ia harus melewati cobaan membangunkan putri tidur satu ini, "Bangun atau aku tinggal. Kau mau berangkat naik bus?" Ancam Jaemin sembari menyeringai.

Sontak saja Giselle membuka matanya dengan kesal, "Dasar! Kalau aku boleh naik mobil sendiri, aku juga tidak akan pergi bersamamu." Rajuk Giselle kesal walau sebenarnya ia setengah berbohong.

Tentu saja Giselle senang bisa berangkat dan pulang bersama Jaemin. Bahkan ketika orang tuanya menawari Giselle sebuah mobil saat memasuki usia legal, ia menolaknya dengan alasan takut menyetir sendiri.

"Kau harusnya merasa terhormat bisa satu mobil bersama pria paling tampan di sekolah." Ucap Jaemin seraya menaikkan alisnya menggoda Giselle, lalu terbahak saat Giselle mencibir dan mengutuk dirinya.

"Sudah cepat mandi. Aku juga harus menjemput Karina sehabis ini." Jaemin menarik tangan Giselle dan merapikan rambut gadis itu.

Rasanya Giselle gatal ingin bertanya siapa itu Karina, namun ia hanya bisa menelan kembali rasa penasarannya bulat-bulat. Giselle tidak seberani itu untuk patah hati ketika mendengar jawaban Jaemin nanti.

"Jaem, lain kali kau tidak boleh masuk kamar seorang gadis dengan sembarangan."

Jaemin menatap Giselle geli, "Kamar gadis mana yang berantakan seperti ini, Jijel? Sepertinya kamarku jauh lebih rapi." Ledeknya.

"Lagipula kau sudah seperti Adikku, harusnya tidak masalah kan?" Lanjutnya.

Jaemin salah besar.

Jelas hal ini menjadi masalah karena semakin hari Giselle semakin merasa tidak bisa mengontrol perasaannya. Apalagi ketika ia duduk berhadapan dengan pria yang disukainya di atas ranjang. Hanya berdua.

Best Ever Friend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang