cw// kissing
— ☁️ —
Antara percaya dan tidak percaya semasa Gemini hidup dikehidupan pertamanya, orang selalu mengatakan jika setelah mati akan ada 2 pilihan kehidupan yang ditentukan berdasarkan kerumitan perasaan yang belum tuntas selama mereka hidup. Pertama, kesempatan hidup kedua pada dunia baru saat tingkat kerumitan hati. Kedua, yaitu menguap menjadi buih yang tandanya kehidupan mereka telah selesai dan tidak memiliki penyesalan apapun.
Kehidupan yang baru itu mereka sebut, Dunia Awan. Orang menggambarkan dunia tersebut penuh dengan kebahagiaan, karena ibarat menebus hal-hal buruk yang dialami selama kehidupan pertama.
Gemini kira itu bualan belaka, namun kini ia tengah terduduk pada bantalan empuk di sebuah ruangan serba putih, cahaya terang menusuk penglihatannya membuatnya merasa pusing karena dunia menjadi begitu terang. Matanya mengerjap menyesuaikan cahaya yang masuk, kemudian melirik tubuhnya yang terbalut baju dan celana panjang berwarna putih pula. "Aku hidup lagi?"
Setelah beberapa waktu menyesuaikan diri, Gemini menyadari kini tubuhnya terasa sangat ringan. Serbuk merah muda yang terlihat sangat cantik menyelimuti sela-sela jemari tangan dan kakinya, membuatnya tidak berhenti mengaguminya. Rasanya sangat berbeda tidak seperti kehidupan pertamanya yang begitu gelap. Ia tidak terlalu mengingat detail apa yang ia alami selama hidup, namun perasaan sakit yang ditimbulkan masih terasa sangat basah.
Kemudian dinding yang berada di hadapan Gemini terbuka dengan lebar, angin berhembus pelan menyibak lembut rambut hitam legam miliknya, rasa hangat menyelimuti tubuhnya ketika alunan angin membelai lembut lengannya yang tidak tertutupi oleh kain. Bersamaan dengan itu, langkah kaki yang terdengar tegas membuat manik terang milik Gemini terpusat mengikuti pijakan kaki yang semakin mendekat kearahnya. Wajah yang ternyata milik seorang pria yang semula tertutup cahaya terang kini mulai tampak jelas bersinar hingga memberikan sengatan listrik kecil pada aliran darahnya saat lengkungan bibir yang tertarik keatas tersebut menarik perhatiannya.
"Selamat datang di Dunia Awan, Gemini."
Suara tegasnya membuat Gemini terpikat. Berulang-ulang ucapan selamat itu terputar di kepalanya bagai kaset rusak. Matanya membola sempurna ketika wajah pria tersebut berjarak sangat dekat dengan dirinya. Rambut coklat terang yang hampir menutupi matanya yang bersinar, dan tahi lalat yang terlihat begitu indah diatas kulit putih bersihnya.
"Hei, aku Fourth. Aku ditugaskan untuk menjemputmu dan mengenalkanmu dengan Dunia Awan." ucap Fourth dengan tangan yang menepuk rambut Gemini perlahan. Waktu seakan berhenti berjalan saat kedua mata mereka bertemu, memberikan efek kembang api yang begitu meriah dalam hati mereka.
Fourth menjauhkan tubuhnya kemudian berdiri dan menjulurkan tangannya di hadapan Gemini. Ia terkekeh saat melihat Gemini yang linglung, teringat dirinya juga merasakan hal yang sama saat pertama kali datang disini.
Waktu itu Fourth ingat, sebelum ia terbangun di tempat yang serba putih ini, dirinya tengah menangis dengan keras hingga kelelahan di samping makam ibunya yang masih basah. Fourth sama sekali tidak mengira dirinya akan mati dan kembali hidup di dunia kedua ini. Itu sudah berlalu sekitar 1 tahun waktu Dunia Awan, atau sekitar 100 tahun hidup di bumi. Waktu berlalu begitu cepat tanpa disadari.
Tidak ada siang dan malam seperti kehidupan di bumi. Langit akan terus berwarna merah muda keunguan setiap harinya, cahaya terang selalu menemani kegiatan Dunia Awan yang tidak pernah sepi, riuh manusia yang bercengkrama hingga berpesta selalu menjadi teman.
Gemini menyambut uluran tangan Fourth, tubuhnya yang ringan terangkat membuat serbuk merah mudanya terbang berkilauan mengelilinginya. "A-Aku Gemini. Terima kasih atas bantuannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Above the Sky (FourthGemini)
FanfictionDunia Awan merupakan tempat kehidupan baru manusia yang masih memiliki kerumitan hati setelah waktu di bumi telah habis. Gemini yang baru saja datang dipertemukan dengan Fourth di atas awan untuk mengurai kerumitan yang ada dalam hati mereka. onesho...