Chapter 6

118 16 0
                                    

Beberapa chapter sebelumnya aku masih bingung mau pake kamu atau kau untuk panggilan Laura ke Alaric dan sebaliknya

Sekarang aku putusin buat pake kau aja deh

Jangan lupa tab bintangnya:)

****

Waktu berjalan dengan cepat, tak terasa sudah sebulan lamanya Laura berpura-pura menjadi Permaisuri Kekaisaran Adelphine. Menjadi wanita paling terhormat dengan segala tuntutan yang harus dipatuhi membuatnya menjadi stres dalam jangka waktu tiga minggu saja.

Pasalnya selama tiga minggu kemarin, Laura disibukkan dengan berbagai hal yang harus wanita itu pelajari. Dari sejarah Kekaisaran Adelphine yang sangat panjang dan rumit, tata krama yang sangat memuakkan, lalu dansa yang sangat melelelahkan jiwa raganya, dan masih banyak lagi lainnya.

Tetapi dalam seminggu terakhir ini, kegiatan sehari-hari Laura hanya bangun tidur dilanjut sarapan bersama sang kaisar, lalu siangnya dia biasanya akan menikmati teh hijau di taman kaca. Seperti yang sedang dia lakukan saat ini.

Oh, ya, sesekali Laura juga menyiram atau memotong bunga yang tumbuh di taman untuk dimasukin ke vas di kamarnya saking tidak ada yang bisa lakukan. Memang sih hari-hari pertama memang sangat menyenangkan bisa berleha-leha sepanjang hari, tapi lama-kelamaan wanita itu menjadi bosan.

Laura ingin melakukan sesuatu, apapun itu yang penting bisa mengatasi rasa bosannya. Mungkin ini efek samping dari menjadi budak korporat bertahun-tahun, Laura menjadi tidak bisa berdiam sebentar saja.

Uhhh, jariku gatel pingin ngetik keyboard lagi, batin Laura mengeluh sambil mulutnya menyesap teh hijau di cangkirnya.

Masih dengan cangkir di tangannya, Laura menolehkan kepalanya menghadap belakang. Tak jauh dari tempatnya duduk--mungkin hanya berjarak 3 langkah--terdapat 4 wanita dan 3 pria yang berdiri tegak bak patung.

Tatapan matanya tertuju pada pria paling tinggi dan tampan di antara ketiga pria. Pria itu adalah Hugo Zephyr, ketua pasukan ksatria hitam, yang sebulan belakangan ini merangkap menjadi pengawal pribadi Laura, sang permaisuri palsu Kekaisaran Adelphine.

"Hugo."

"Ya, Yang Mulia."

"Aku bosan. Apa tidak ada sesuatu yang bisa aku lakukan?"

"Yang Mulia tidak perlu melakukan apapun lagi. Semua sudah diurus oleh Baginda Kaisar. Silahkan nikmati waktu Anda dengan nyaman, Yang Mulia."

Bahu Laura meluruh lesu. Nyaman sih nyaman tapi apa para manusia disini tidak mengerti dirinya bosan dan butuh kegiatan. Apapun itu tak masalah asalkan bukan menyiram tanaman. Kegiatan itu tidak sesuai dengan kepribadiannya yang selalu berkerja keras.

"Ngomong-ngomong soal kaisar, sekarang dia sedang ada dimana?"

"Biasanya di sore hari Baginda Kaisar berada di tempat latihan, Yang Mulia."

"Tempat latihan?"

Layaknya lampu menyala yang muncul di atas kepala, Laura tiba-tiba mendapatkan ide untuk mengatasi kebosanannya.

"Antarkan aku kesana!"

"Tidak bisa, Yang Mulia. Disana penuh dengan debu dan bau keringat. Lebih baik Yang Mulia pergi kembali ke kamar saja. Lagipula sekarang sudah sore, sebentar lagi waktu makan malam. Anda bisa bertemu dengan Baginda Kaisar nanti."

Become A Queen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang