12th. Beauty of the Light

206 26 2
                                    

Jika Nando ditanya apa alasan dia menyukai Caca, Nando akan lama memikirkan jawabannya. Namun, ada satu hal yang pasti. Caca itu benar-benar cahaya yang membuat Nando bangkit dari kesedihannya. Meski ini akan terdengar dramatis, tapi Nando tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi padanya jika Caca tidak bekerja di TSL.

Lanjut S-2 di Inggris? Memang sih sampulnya melanjutkan pendidikan, tapi jika Nando benar-benar pergi dalam keadaan masih seberantakan itu memikirkan Shannon, tidak akan ada yang bisa menjamin dia pulang mendapat gelar magister. Bahkan mungkin saja melanjutkan S-2 hanyalah tameng agar dia bisa melarikan diri lalu hidup tidak beres di sana. Who knows, kan? Apalagi tampangnya menjual dan orang tuanya kaya raya.

Niatnya yang buruk itu pada akhirnya gagal karena seorang Carlise. Nando akhirnya kembali pada jalan yang benar dan sadar bahwa selama ini dia sangat berlebihan. Gara-gara patah hati, dia sampai melupakan bagaimana perasaan orang tuanya jika sampai dia memutuskan untuk memberontak.

Caca juga sudah tahu bagaimana Nando di masa lalu pasca putus dengan Shannon karena cewek itu selalu bertanya detail pada Nando. Meski agak malu, Nando selalu mengatakan yang sejujurnya. Dari situ Caca semakin yakin bahwa Nando benar-benar mencintainya.

Dulu, Nando kira, dia tidak akan bisa lepas dari Shannon selamanya, tapi ternyata dia salah. Hanya dengan melihat Caca senyum atau tertawa, Nando lupa dengan rasa sakitnya. Ada sebuah magnet yang membuat Nando tidak bisa melepaskan pandangan dari cewek yang berusia dua tahun di bawahnya itu. Hawa di ruangan pun jadi sangat menyenangkan jika ada Caca di dalamnya.

Namun, Nando ini hanya sangar di tampilan luarnya saja. Dia tipe pencemburu yang andal menutupi rasa cemburunya. Lantas ketika hanya berdua, cowok itu akan menghela napas berkali-kali untuk menunjukkan rasa tidak sukanya karena cemburu. Seperti halnya kali ini.

Nando mengajak Caca ikut reuni teman sekelasnya saat kuliah. Cowok itu awalnya nggak pengen pergi, tapi Caca bilang mau menemaninya. Akhirnya mereka pergi berdua. Namun, karena tiba-tiba mama dan Conrad datang berkunjung ke kosannya tanpa kabar-kabar dulu, Caca tidak jadi ikut Nando.

Nando yang sudah terlanjur menyetujui untuk mentraktir teman-temannya all you can eat nggak mungkin kan tiba-tiba membatalkan dan nggak datang. Meski berat hati, akhirnya dia datang ke reuni sendirian.

Tapi saat mobilnya baru saja parkir, dia mendapat pesan dari Caca.

My Light:
Kakkk, mama ternyata cuma mampir doang. Ini beliau dah balik lagi sama Conrad. Kakak dah berangkat?

Nando tertawa sarkas. Tahu gitu dia tadi sabaran dikit biar nggak datang soloan. Nando menghentikan kakinya saat pesan Caca kembali masuk.

My Light:
Apa aku perlu nyusul? Belum mulai, kan?

Nando langsung menelepon cewek itu.

"Kak Nando nggak bales ih."

Nando terkekeh. "Aku baru mau masuk restoran ini. Kamu yakin mau ikut?"

"Pengen ikut. Siapa tahu dapat kenalan baru juga hihi."

"Yaudah, aku jemput lagi ya."

"Eh, nggak usah."

"Lah, kenapa?"

"Aku naik taksi aja. Kakak tunggu di situ. Jangan masuk dulu soalnya aku malu kalau masuk tanpa Kak Nando. Pokoknya Kak Nando harus nungguin aku ya awas kalau ditinggal. Oke?"

Nando tertawa gemas. "Iya iya, aku bakal nunggu kamu di mobil. Pangeran ini dengan senang hati akan menunggu Tuan Puterinya."

Di seberang, Caca tertawa ngakak. "OKEDEH."

Coloring the Shadow | YJ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang