CERITA DENGAN GENRE THRILLER, MISTERI, DAN DARK ROMANCE.
PERINGATAN: BANYAK SEKALI ADEGAN KEKERASAN, UMPATAN KASAR, ADEGAN BERDARAH, DAN LAIN SEBAGAINYA. DIHARAPKAN UNTUK PEMBACA BISA BERTINDAK BIJAK DALAM MENERIMA INFORMASI. PEMBACA DIHARAPKAN BERUMUR 17 TAHUN KE ATAS DEMI KENYAMANAN MASING-MASING.
CERITA INI HANYALAH FIKSI BELAKA, SAMA SEKALI TIDAK BERHUBUNGAN DENGAN APA PUN.
SERI KEDUA DARI BOOK MAYARA.
||• EPISODE 09 •||
..
.
Mereka menikmati jajanan di samping pepohonan, berada tak jauh dari taman sekolah. Karena Reinan tahu bahwa Zayyan tak terlalu nyaman jika berada di antara kerumunan massa, maka dari itulah dia mengajaknya ke sana. Reinan juga ingin sesekali membicarakan sesuatu terkait tujuan awal mereka.
"Kayaknya kamu butuh banyak waktu buat adaptasi ya?" tanya Reinan sembari meminum es teh. Memandangi Zayyan yang berada di hadapannya.
Zayyan terdiam, tak langsung menjawab. Tampak sibuk menikmati makanannya. "Mungkin. Kamu nggak perlu khawatir soal itu, Rei. Aku bisa mengatasi ini kok."
Reinan mengerutkan keningnya sejenak, sedikit memiringkan kepala. Dia merasa ragu dengan jawaban yang disampaikan oleh Zayyan. "Mau nggak khawatir tapi ekspresi mukamu begitu banget, aku malah jadi kasihan tau. Hhh, aku juga heran deh, emangnya selama hidup kamu nggak pernah keluar rumah sama sekali apa? Masa nggak punya kemampuan basa-basi sedikit sih?"
"Keluar rumah sering, tapi aku nggak pernah ngajak ngobrol sama orang asing. Aku bukan kamu yang suka basa-basi ke orang lain dengan mudah. Menurutku, bicara sama orang lain itu membuang waktu jadi--"
"Nah itu, itu dia masalahnya." Secepat kilat Reinan memotong, akhirnya menemukan kata-kata yang pas untuk memberikan Zayyan perbandingan. Anak itu sama sekali tak memiliki kemampuan bersosialisasi sedikitpun. Bahkan secuil saja tidak punya. Itu terlalu berlebihan untuk disebut sebagai manusia.
"Kamu selalu menganggap orang lain itu membuang waktu dan merepotkan. Kalau anggapanmu begitu terus, mau sampai kiamat pun kamu nggak akan pernah bisa buat bergaul sama orang lain. Manusia itu makhluk sosial yang saling membutuhkan, kamu nggak bisa hidup dengan asumsi begitu. Ayolah, ubah pemikiran sesatmu itu," ucap Reinan menjelaskan.
Dia kembali meminum es tehnya, perlahan mendongak menatap langit yang cukup mendung. "Aku paham sih kalau kamu nggak pernah diajarkan untuk berbicara dengan orang lain. Kalau dibandingkan denganku sih, tentu aja sangat berbeda. Dari kecil, aku selalu menghadiri acara-acara perkumpulan. Mungkin supaya kamu bisa belajar, kamu harus ikut ke perkumpulan. Misal kayak organisasi atau kegiatan ekskul di sekolah, itu lumayan ampuh loh."
KAMU SEDANG MEMBACA
Malam yang Mengintai [ END ]
Misterio / Suspenso|| ORIGINAL STORY || =| SERI KEDUA. SEQUEL DARI BOOK MAYARA |= °°Antara hitam dan putih°° Mahardika Zayyan, dia memiliki sorot mata tajam yang mengerikan. Tubuh yang tidak besar, tapi terlihat sangat kuat. Dikaruniai sepasang iris mata yang hitam le...