04: Popularity

120 74 37
                                    

This story contains adult content, please be a wise reader and enjoy it!

"Biar ku pakai yang ini saja," Jane menyingkirkan sepatu hak tinggi yang diberikan kepadanya. Kakinya baru saja pulih, ia memilih untuk mengenakan sesuatu yang nyaman sementara waktu. Perempuan yang menjadi penata busana di depannya hanya mengangguk, ia pergi keluar meninggalkan Jane sendirian di ruang tunggu.

Perempuan bersantai sejenak karena acara akan dimulai beberapa menit lagi. Ia merapikan rambut dan memeriksa riasan di wajahnya. Setelah semua terlihat sempurna, ia mengambil ponsel untuk sekedar memeriksa media sosialnya. Pihak acara bilang, ada satu lagi bintang tamu selain dirinya. Seorang anggota dari grup band terkenal yang sama-sama sedang naik daun. Namun, Jane sama sekali tidak tahu siapa orang itu.

Saat ia baru saja hendak memeriksa poster acara, pintu ruangan terbuka dan menampilkan sosok pria jangkung dengan paras rupawannya. Jane terdiam melihat pria itu. Ia merasa tidak asing dengan sosok tampan yang sedang mengenakan setelan jas hitamnya. Dua kancing kemeja teratas yang terbuka membuat pria itu terlihat seperti sosok pria matang idaman para wanita.

Berbeda dengan Jane, pria itu seperti sudah tahu bahwa ia akan bertemu dengan Jane hari ini. "Hai," sapa pria itu dengan mengulas senyum manis. "Apa kabar? Apakah kakimu sudah sembuh?"

Janevive terkejut dengan penuturan pria itu. Bahkan ia tahu bahwa kaki Jane baru saja pulih. "Easton," pria itu mengulurkan tangannya.

Jane menerima jabatan tangan pria itu, "Janevive. Have we met each other before?"

"You broke into my room while drunk two weeks ago."

Jane ber-oh-ria. Ia menertawakan kebodohannya yang tidak mengenali sosok pria yang mengantarkan dirinya ke kamar saat ia mabuk berat. "Ah, terima kasih ya, aku tidak tahu bagaimana jadinya jika kau tidak memungutku," canda Jane.

Easton pun ikut tertawa, "siapa sangka, ternyata aku memungut seorang supermodel."

Jane tersenyum malu mendengar candaan Easton, "siapa sangka, ternyata yang menolongku ada seorang anggota grup terkenal?"

Easton pun ikut tertawa, "lalu, bagaimana keadaan kakimu?"

Jane menunduk, ia sedikit memperlihatkan perban yang masih melekat di kakinya. "Sudah dalam masa pemulihan, tapi aku masih tidak bisa melakukan kegiatan yang terlalu berat."

"Aku sendiri merasa ngilu, kau terjatuh dari sepatu setinggi itu."

"Bahkan aku bisa berlari dengan sepatu setinggi itu," Jane mengakhiri kalimatnya dengan sedikit kekehan. "Omong-omong, kemejamu..."

"Bagaimana aku bisa mengambilnya jika nomor yang kau berikan adalah nomor untuk urusan kerjasama?" Easton menyodorkan ponselnya ke arah Jane.

Lagi-lagi Jane hanya tertawa, ia mengambil ponsel itu dan mengetikkan nomor pribadinya di sana. "Aku tidak bisa memberikan nomor pribadi kepada orang asing."

"Aku tahu," Easton menerima ponselnya kembali. Sejenak setelah nomor Janevive tersimpan, ia segera mengirim pesan ke perempuan itu.

"I got you," ucap Jane setelah membuka notifikasi di ponselnya.

"Thanks," Easton berucap lagi. "Sudah sejak kapan kau berkarir di dunia modeling?"

"Sejakㅡ" Jane belum menyelesaikan ucapannya saat seorang pria memanggil mereka untuk masuk. Rupanya acara akan segera dimulai.

Keduanya berjalan mengikuti pria itu. Easton menawarkan tangannya untuk membantu Jane. Ia bahkan menerangi jalanan yang remang-remang dan memegangi Jane sampai mereka naik ke atas tangga menuju panggung.

WINESOUL: JANEASTONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang