Saat ini aku sedang menempuh bangku perkuliahan di salah satu universitas swasta. Kehidupan pertemananku di kampus bisa dikatakan sangatlah berbeda pada umumnya. Awalnya aku tahu apa itu seks tapi tidak pernah terpikir olehku untuk melakukan hal tersebut jika tidak didasari hubungan yang sah di mata agama maupun hukum negera. Hingga suatu hari temanku mulai bercerita tentang kehidupannya terutama kehidupan seksnya.
Mulai dari saat itu aku mengenal apa itu seks dengan lebih, tidak sekedar pada pengetahuan yang dasar saja. Dan tanpa sadar mulai membayangkan melakukan hal tersebut dengan seseorang yang ku sebut ayah.
"Eh..eh.. tahu gak sih semalam aku baru saja menyerahkan keperawananku", ucap salah satu temanku Clarissa yang memulai pembicaraan kami dengan cerita yang tentu saja mengejutkan semuanya.
Kami memandang Clarissa dengan sangat terkejut. Bagaimana bisa dia menceritakan ini dengan sangat santai sekali, pikirku.
"Anjing Cla. Kamu gila ya. Kok bisa sampai pecah perawan? Gak habis pikir eh", Bella menyahut omongan Clarissa setelah mencapai kesadaran dari keterkejutannya. Aku beserta dua temannya yang lain Alin dan Rere mengangguk bersama menyetujui pertanyaan Bella.
Sambil tertawa pelan dan menutup mulutnya dengan sebelah tangan Clarissa menjawab pertanyaan Bella. "Ya bisa hahahaha...kalau aku cerita kalian jangan potong ya. Memang agak gila sih tapi gimana ya, udah terlanjur juga", balas Clarissa.
"Oke kita gak akan potong ceritanya. Tapi harus detail ya. Jangan sepenggal doang ceritanya", celetuk Alin menyetujui ucapan Clarissa sebelumnya.
Clarissa mulai menceritakan bagaimana awal mula sampai dia kehilangan keperawanannya.
Flashback
Lantunan musik yang berdentum dengan sangat keras dan bau minuman keras yang sangat menyengat di salah satu club malam membuat Clarissa tidak menghentikan kegiatannya yang saat ini sedang berada di dance floor dengan meliukkan tubuhnya dengan gaya yang erotis itu luntur.
Justru saat ini Clarissa merasa bahwa inilah yang sedang dibutuhkan olehnya. Terlalu dikekang oleh sang paman yang posesif membuat Clarissa ingin merasakan kebebasan. Dengan alasan ingin kerja kelompok dan menginap di rumah teman saat ijin pada pamannya tersebut meskipun awalnya tidak disetujui, maka di sinilah Clarissa berada saat ini.
Tanpa disadari oleh Clarissa, saat ini ada seseorang yang sedang menatapnya dengan tajam sekaligus lapar dan tangan yang terkepal saat melihat Clarissa meliuk-liukkan badannya dengan gaya yang erotis. Pria tersebut tidak menyangka bahwa Clarissa akan membohonginya dengan alasan ingin belajar dan kerja kelompok, tapi nyatanya berada di club malam bahkan dengan gaun yang jelas menampakkan lekuk tubuhnya yang menggoda.
Sial. Berani sekali gadis ini membohongiku. Tak akan aku lepaskan. Akan ku hukum anak nakal itu agar tidak berani membangkang. Batin si pria sambil menyeringai.
"Cla, ayuk pulang. Kamu gila ya, udah cukup Cla. Lagian udah malam banget ini, ayuk balik", ucap Ara sambil menarik paksa Clarissa untuk segera turun dari dance floor dan segera pulang ke rumah.
Clarissa menolak ajakan Ara dan menyentakkan tangan Ara yang menarik paksa dirinya untuk berhenti. "Aku masih mau di sini. Kalau kamu mau pulang duluan gak masalah kok. Kamu tahukan aku jarang-jarang bahkan hampir gak pernah kayak gini. Dan mumpung ada kesempatan aku gak mau menyianyiakan. Kamu duluan aja", ucap Clarissa menolak Ara untuk pulang.
Clarissa berbalik meninggalkan Ara tanpa melihat sekitarnya hingga dia menabrak seseorang yang saat ini berdiri di depannya dengan tatapan dan alapar menatap gadis di depannya.
Dug...
Clarissa berhenti secara tiba-tiba. Mengangkat kepalanya menatap siapa gerangan yang telah ditabrak olehnya.
Deg
Deg
Deg
"U...ncle Lucas", ucap Clarissa dengan lirih begitu menyadari orang yang ditabraknya adalah orang yang sangat dihindari oleh dirinya saat ini.
Clarissa merasa bahwa saat ini dia pasti sedang menghayal mengingat kondisinya saat ini tengah mabuk. Clarissa menyentuh pria tersebut. Mengelus wajahnya dengan gerakan erotis hingga menyentuh dada pria tersebut. Kekar dan tampan. Itulah yang dipikir oleh Clarissa saat menyentuh pria tersebut.
"Mirip uncle Lucas, ganteng dan kekar. Hehehe", kekeh Clarissa lirih. Tangannya semakin liar menyentuh pria tersebut.
"Uncle ini mirip orang yang aku suka, hehehe. Uncle tidur sama ku yukk. Hahahaha", ucap Clarissa semakin menjadi dan tidak terkontrol. Clarissa menggoda pria tersebut dengan sangat intens. Merabanya sampai ke perut sixpack nya bahkan mendekatkan wajahnya pada dada bidang tersebut sambil menghirup aroma memabukkan yang dimiliki pria tersebut. Menciumnya berulang kali.
bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
ELICIT
RomanceKhusus untuk 18+!!! Sangat tidak disarankan bagi yang masih di bawah umur. Apapun yang terjadi di luar tanggung jawab penulis. Selamat membaca