𖦹 new circle

201 25 7
                                    

•••

。☆✼★━━━━━━━━━━━━★✼☆。

•••

✷        ·
  ˚ * .
     *   * ⋆   .
·    ⋆     ˚ ˚    ✦
  ⋆ ·   *
     ⋆ ✧    ·   ✧ ✵
  · ✵

。☆✼★━━━━━━━━━━━━★✼☆。

•••

Saat Gita dan Eli sedang tenggelam dalam percakapan yang sarat emosi itu, tiba-tiba terdengar suara keras yang mengejutkan mereka berdua. "Dor!" Sebuah suara ceria menggema di sekitar mereka, membuat Gita dan Eli yang spontan terkejut dan menoleh ke arah asal suara.

Dari balik pohon yang tak jauh dari tempat mereka duduk, seorang gadis muncul dengan senyum lebar di wajahnya. Rambut coklatnya tergerai bergelombang, dan ia mengenakan kacamata bulat besar yang menambah kesan intelektual sekaligus imut. Wajahnya khas oriental, dengan kulit putih pucat dan mata yang berbinar-binar penuh semangat. Penampilannya yang energik dan ceria membuat suasana yang tadinya penuh emosi menjadi sedikit lebih ringan.

Gita dan Eli saling bertukar pandang, keduanya sama-sama bingung dan heran. Mereka sama sekali tidak mengenal gadis ini. Namun, gadis itu tampaknya tidak merasa canggung atau ragu sedikitpun. Dengan cepat, ia melangkah mendekati mereka dan menyapa dengan suara ceria, "Halo, eh salah orang sebenarnya, tapi halo."

Gita dan Eli hanya bisa saling bertatapan dengan kebingungan yang jelas terlihat di wajah mereka. Tanpa perlu berkata apa-apa, keduanya sudah bisa merasakan pertanyaan yang sama terpancar dari tatapan satu sama lain: "Siapa dia? Dan kenapa dia tiba-tiba muncul?"

Dengan bahasa tubuh yang tampak jelas, Eli sedikit mengangkat bahu, memberi isyarat bahwa dia sama sekali tidak tahu siapa gadis ini. Gita hanya bisa mengerutkan kening, jelas terganggu oleh kehadiran yang tiba-tiba dan tidak terduga ini.

Gadis itu, tampaknya menyadari kebingungan mereka, namun tetap dengan ceria ia melanjutkan, "Maaf ya, aku kira kalian temen-temen aku, tapi ternyata salah orang. Tapi kalau kalian nggak keberatan, kita bisa jadi temen sekarang, kan?" katanya dengan senyum lebar yang tampaknya tidak pernah pudar.

Eli, dengan kepribadiannya yang ekstrovert dan ramah, segera mengambil alih situasi. Meskipun kehadiran gadis itu tiba-tiba dan tak terduga, Eli tahu bagaimana caranya membuat suasana menjadi lebih santai. Ia tersenyum hangat, berusaha mencairkan kebingungan yang mungkin dirasakan oleh Gita.

"Iya dong, kita bisa jadi teman!" kata Eli dengan antusias. Ia memperkenalkan dirinya dan Gita, meskipun masih sedikit heran dengan kejadian ini. "Aku Eli, dan ini Gita," katanya sambil mengarahkan tangannya ke Gita yang masih terlihat sedikit canggung.

Gita hanya mengangguk pelan saat diperkenalkan oleh Eli, senyum tipis tersungging di bibirnya meski rasa tidak nyaman masih menyelimuti. Dia tidak terbiasa dengan interaksi yang tiba-tiba dan spontan seperti ini, berbeda dengan Eli yang bisa dengan mudah beradaptasi dengan situasi apapun. Namun, Gita berusaha untuk tetap bersikap sopan, meski hatinya ingin menghindari percakapan lebih lanjut.

Gadis yang baru saja muncul itu tampak senang dengan sambutan Eli. "Aku Dey, nama asliku Dhea, tapi teman-teman biasanya panggil aku Dey," katanya dengan senyum lebar yang tulus. Ia tidak ragu untuk langsung duduk di samping Eli dan Gita, merasa seolah-olah mereka sudah saling kenal sejak lama. Penampilannya yang ceria dan penuh energi benar-benar kontras dengan Gita yang lebih pendiam dan cenderung menghindari perhatian.

LATCHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang