RANDER || PART 09 Hari keempat

61 5 1
                                    

Happy Reading.

•••

Anggota inti DERGLANER yang berjalan di koridor SMA Lentera, dengan Rander yang berjalan dengan 2 kancing seragam atas yang terbuka. Cowok itu menatap datar ke depan. Tatapan Rander teralih menatap cewek yang berjalan di koridor, dia tersenyum miring dan berjalan meninggalkan sahabatnya.

"Mau kemana, Ran?"tanya Gerdan.

Rander tidak menjawab, dia melirik Gerdan sekilas dan berjalan mendekati cewek itu tanpa memperdulikan tatapan sahabatnya. Bahkan Rander tidak memperdulikan tatapan siswa dan siswi yang menatap ke arahnya.

Rander merangkulkan tangannya di bahu cewek yang sedang berjalan, dia tidak memperdulikan terkejutan cewek itu. Cowok berwajah datar itu tersenyum sinis.

"Si bisu nggak biasanya telat,"kata Rander.

Skacalia menarik nafasnya pelan dan menepis kasar tangan Rander yang ada di bahunya, dia berjalan meninggalkan Rander tanpa memperdulikan kejaran dari Rander.

Rander menarik tangan Skacalia agar berdiri di sampingnya, dia menatap wajah datar Skacalia yang sedang menatapnya sambil terkekeh pelan.

"Si bisu ada urusan? Sampai-sampai ninggalin gue,"sinis Rander.

Skacalia menghelah nafas kasar dan menempelkan sticky notes di dahi Rander dengan tangan kirinya yang berusaha melepaskan tangan Rander yang memegang tangannya.

Lo bisa jangan ganggu gue?

"Sayangnya nggak bisa, gue masih mau gangguin lo,"balas Rander.

Skacalia menuliskan tulisan di ponselnya dan memperlihatkannya ke Rander yang ada di depannya dengan pandangan datarnya.

Cupu lo ganggu gue terus?

Skacalia menepis kasar tangan Rander. Dia berjalan meninggalkan Rander dengan wajah datarnya yang menatap ke depan tanpa memperdulikan Rander yang sedang menatapnya.

"Gue udah bilang, Ran, jangan berlebihan,"kata Altraz.

Rander berdecak malas dan menatap punggung tegap Skacalia dengan kekehan pelan yang keluar dari mulutnya. Dia menggeleng pelan dengan tatapan datar.

"Lagian gue cuma bercanda,"ucap Rander terkekeh pelan.

Rander menggeleng singkat dan memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana sekolahnya dengan matanya yang menatap Skacalia dari arah belakang.

Altras menggeleng singkat dan berjalan menyusul Skacalia dengan pandangan datarnya yang menatap ke depan, dia tidak memperdulikan teriakan keras Rander yang memanggilnya.

"Ubah strategi lo, Ran, ganggu aja di kafetaria dari pada disini,"kata Darien.

Rander terdiam dan mengangguk pelan menyetujui ucapan Darien. Dia menyeringai pelan dan berjalan menaiki tangga di ikuti Gerdan, Zaegra, Zaem dan Darien yang berjalan di sampingnya dengan tatapan datarnya yang menatap ke depan.

"Lo setujuin saran Darien, Ran?"tanya Zaegra.

"Of course,"balas Rander terkekeh pelan.

"Apa yang mau lo lakuin bodoh?"tanya Zaegra.

"Kalau nggak bisa jatuhin dia dari rooftop, ya lempar dia pake bola basket,"balas Rander menyeringai sinis.

"Ran, dia cewek, Ran, lo jangan gila!"sentak Zaegra.

"Dia anggota basket kan? Otomatis dia bisa hindarin bola basket yang gue lempar nanti,"ujar Rander.

Zaegra menghelah nafas pelan dan berjalan meninggalkan Rander di ikuti Zaem yang berjalan di sampingnya. Dia melirik Rander sekilas dan berjalan di lorong koridor dengan helahan nafas kasar.

RANDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang