Hey, i just met you
And this is crazy
But here's my number
So call me, maybe?
Lagu dari Carly Rae Jepsen mengalun memenuhi warung gacoan. Aina duduk termenung di kursi tunggu depan dapur. Di sampingnya, Agmi sedang mengobrol dengan Abang Gejek. Kalau tidak salah tadi namanya Habib? Laki-laki itu menjawab pertanyaan Agmi sambil sesekali memandangi Aina dengan takut-takut.
Aina memikirkan kejadian barusan. Kenapa ya tadi melempar tasnya? Memang dia lagi PMS makanya gampang emosian.
Saat dia melihat tampang Habib, dia malah jadi teringat pada Kang Haneul yang menyebalkan tadi. Dia juga teringat pada beberapa lelaki yang pernah dijodohkan dengannya. Awalnya mereka ramah dan baik seperti Habib. Lalu kemudian pergi meninggalkan Aina tanpa kabar. Kemudian tak lama setelah itu Aina mendapai kabar bahwa para lelaki itu telah menikah dengan wanita lain.
Aina kadang bertanya-tanya apa yang salah darinya? Kenapa dia selalu di ghosting. Aina merasa lebih baik mereka jujur saja mengatakan apa yang kurang darinya sehingga dia bisa mengerti mengapa dia ditinggalkan seperti ini.
Aina tidak pernah punya standar yang tinggi. Asal laki-laki yang orientasi seksual normal dan seiman, itu sudah cukup. Tapi mengapa mencari jodoh itu sangat sulit?
Aina jengkel pada Habib itu jelas. Dia yang minta nomor duluan lalu dia yang ghosting. Sementara Aina tidak tahu nomornya dan tidak bisa menghubungi duluan. Tapi pantaskah dia lempar tas karena kesal? Aina mengigit bibir bawahnya. Dasar PMS sialan! Kenapa dia menuruti nafsu amarahnya tadi? Habib pasti merasa dia aneh sekarang.
"Kabarnya Tina bagaimana, Pak? Apa dia jadi DO?" tanya Agmi.
"Ah, begitulah, Dok. Sekolah tidak dapat mentolerir kesalahannya. Walaupun saya sudah berjuang tapi keputusan kepala sekolah sudah bulat," jawab Habib.
"Gitu ya. Lalu bagaimana Tina dan bayinya sekarang?"
"Tina mengambil paket C. Jadi Alhamdulillah dia tetap bisa punya ijazah SMA. Setelah itu dia mengikuti pelatihan satpam. Alhamdulillah begitu lulus dia langsung mendapatkan kerja di Bank X. Lalu karena dia memang cantik dan menarik, sekarang dia malah dipindahkan ke teller. Tina juga bekerja sambil kuliah di UT untuk jurusan ekonomi. Anaknya sehat-sehat, Alhamdulillah. Kalau pagi dititipkan di penitipan. Sorenya diasuh sendiri."
Agmi tampak tercengang mendengar cerita dari Habib itu. "Luar biasa ya, Tina. Saya tidak menyangka. Mohon maaf ya, Pak. Dulu saya sempat berpikir Tina sudah tidak punya masa depan."
Habib tersenyum kecil. Ternyata dia punya lesung Pipit yang manis saat bibirnya terangkat. "Sebenarnya saya juga berpikir begitu. Tapi ternyata Tina lebih kuat daripada yang saya kira."
"Pasti karena Bapak mendampinginya!" puji Agmi.
"Ah, tidak ada yang saya lakukan. Saya hanya bisa menasehatinya saja. Semua berkat usaha Tina sendiri."
Aina terpaku. Meski dia hanya mendengarkan sepotong-sepotong pembicaraan Agmi dan Habib sepertinya dia cukup mengerti apa yang terjadi. Agmi pernah menceritakan padanya ibu hamil bernama Tina itu. Anak dari seorang pelacur yang membuka jasa open BO. Dia hamil tanpa tahu siapa ayahnya karena melakukan dengan banyak orang. Ibu hamil yang pikirannya sangat labil bahkan sempat mencoba bunuh diri. Untungnya dia punya seorang guru yang sangat perhatian padanya. Guru yang menurut Agmi sangat keren seperti Great Teacher Onisuka. Jadi Habib adalah guru keren yang sering diceritakan Agmi itu? Ternyata sudah sangat lama sejak dia mengagumi Habib. Aina tidak menyangka dunia begitu sempit.
Reff lagu Call Me Maybe berkumandang lagi.
Hey, i just met you
And this is crazy
But here's my number
So call me, maybe?Kini Aina tahu kenapa dia marah. Dia memang sangat berharap Habib menghubunginya. Harapan yang tidak kesampaian itu menjadi amarah. Rasanya memang aneh, tapi Aina tahu dia memang jatuh hati pada Habib. Bahkan sebelum dia bertemu ataupun tahu siapa Habib.
***

KAMU SEDANG MEMBACA
Terpaksa Menikahi Dokter 2 (END)
RomanceKehidupan setelah pernikahan ternyata tidak mudah. Tidak seindah di novel-novel romance. Apakah happly ever after itu ada?