Selection🪄

97 6 0
                                    

Luna sudah bersiap dengan seragam dan jubah biru ravenclaw miliknya yang bersarang indah di pundak kecilnya, menatap kearah cermin yang ada di ruangan itu memperhatikan pantulan dirinya yang sekarang sudah beranjak menjadi remaja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Luna sudah bersiap dengan seragam dan jubah biru ravenclaw miliknya yang bersarang indah di pundak kecilnya, menatap kearah cermin yang ada di ruangan itu memperhatikan pantulan dirinya yang sekarang sudah beranjak menjadi remaja. ayahnya bilang bahwa iya sangat mirip dengan ibunya Pandora Lovegood. yang sudah lama pergi meninggalkannya. ketika ia sedang fokus memandangi dirinya di cermin, padangannya terhenti pada sebuah kalung berantai warna perak dengan bulan sebagai bandulannya, mengantung indah di leher hingga kedada gadis itu, ia mengingat bagaimana sang ibu memberikan kalung ini sebegai hadiah sebelum ia kehilangan sang ibu untuk selamanya. hanya kalung inilah satu satunya peninggalan dan kenangan yang di berikan ibunya kepada dirinya. "Luna, ayo kita segera turun" ucap teman sekamarnya, Padma Patil.

mendengar namanya di panggil, luna segera menoleh kearah sumber suara dengan senyumana yang mengembang hingga orang itu tidak dapat melihat kesedihan yang ia rasakan sekarang "Oh, Baik lah, Ayo Padma" ucap luna polos lalu berjalan bersama menganding tangan temannya itu. "Kalung yang indah, luna" ucap padma memperhatikan kalung tersebut. "Terima kasih, Padma" ucap luna dengan senyum lebarnya.

luna dan padma turun melalui tangga ingin menuju aula Great Hall yang sudah ramai akan banyaknya siswa, dengan seragam dan jubah dari berbagai asrama. saat luna dan padma ingin berjalan menuju Great Hall langkahnya terhenti melihat Harry, Hermonie dan Ron yang sedang berkumpul bersama beberapa temann yang lainnya berdiri di dekat gerbang menunju great hall. luna dan padma yang mendapatkan arahan dari hermonie agar segera mendekat dan bergabung bersama mereka. akhirnya melangkahkan kakinya menuju kearah mereka dengan padma yang juga berdiri di samping luna.

"apa yang sedang kalian-" ucap luna penasaran dengan suara yang sedikit keras membuat hermonie
memotong ucapannya.

"Ushh! bicaralah sedikit pelan, luna! ada banyak orang disini" ucap hermonie sambil meletakkan satu jari telunjuk di depan bibirnya.

"Oke, baiklah. Hermonie" ucap luna yang memelannkan suarannya.

"apa ada berita penting?" tanya padma yang juga penasaran dengan mengerutkan keningnya.

mereka merapatkan barisan sedikit lebih maju, mendengarkan Harry menjelaskan sesuatu "Aku sudah berusaha bertemu dengan Professor Dumbledore untuk membicarakan masalah -Pelahap Maut- yang ada di sekolah ini" ucap harry mengantung dan kembali memperhatikan sekitar memastikan orang yang berlalu lalang agar tidak sampai mendengar pembicaraan mereka, terutama Murid Slytherin.

"Tapi Hasilnya, aku tidak bertemu dengannya. entah apa yang terjadi semenjak persidangan kemarin" ucap harry. terdengar serius dengan mereka semua yang sama memandangi serius juga.

"Jadi Intinya, kabar itu benar atau tidak?" Tanya Hannah dengan sedikit mengerutkan keningnya.

Harry menarik nafasnya kasar dan memutar matanya "walau kita belum mendapatkan kabar apapun dari professor dumbledore. tapi aku yakin bahwa memang ada -Pelahap Maut- disekolah ini, dan kita harus berwaspada dan awasi murid murid yang ada disini" ucap harry dengan menegakkan tubuhnya.

Hidden Love In HogwartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang