Dua tiga gulali asal Jawa
Siapa yang nunggu Lucy-Jeha?*
Sesuai kesepakatan kedua belah pihak, pernikahan Luki dan Arin digelar di Kafe Fleur. Kafe sederhana itu diubah menjadi lebih mewah dari sebelum-sebelumnya. Sesuai dengan arti namanya, tema Kafe Fleur kali ini adalah bunga-bunga. Tentu saja tidak semuanya bunga asli, melainkan bungan artificial yang terlihat seperti asli. Selera Arin soal dekorasi memang patut diacungi jempol. Kalau Luki tidak usah ditanya. Cowok itu tipikal cowok yang manut sama Kanjeng Ratunya. Bukan karena dia abai, tapi karena selera dia buruk. Alhasil, Luki yang mengurus hal lainnya. Lucy mau heran, tapi dua orang berkebalikan itu akhirnya menikah dengan lancar.
Mempertemukan dua keluarga lantas membuat momen itu terasa hangat dan bahagia. Arin tampil cantik dengan balutan gaun pernikahan. Cewek itu tersenyum dan senyuman itu yang membuat Luki di depan sana tersenyum bak orang sinting. Cuitan teman-teman mereka menjadi ambient acara kali ini.
Mata Lucy berkaca-kaca saat Luki di depan sana mulai menangis. Cowok itu sampai membuat Arin menepuk-nepuk pundaknya karena sampai terisak. Lucy sampai terkikik melihat adegan komedi di antara momen sakral itu. Dua oarng itu kini sudah memiliki ikatan yang sah.
Tidak menyangka juga jika dua orang itu sebentar lagi akan menjadi orang tua. Tentu saja kabar itu belum terdengar kepada kedua keluarga, baru Lucy yang tahu kalau Arin saat ini tengah hamil. Arin dan Luki sengaja menutupinya. Selain tabu sebab hamil di luar nikah, mereka juga tidak ingin membuat keributan sebelum pernikahan. Sekalipun mereka pada akhirnya menikah, pasti akan banyak yang heboh saat mengetahuinya sekalipun mereka tahu bahwa hubungan Arin dan Luki tidak sesuci kelihatannya. Dilihat dari katakter papanya, Luki pasti akan dapat cermah seharian penuh jika ketahuan menghamili Arin sebelum sah.
Pria itu jelas tahu kebiasaan pacaran anak-anaknya sekalipun para anaknya tidak terang-terangan mengatakannya, tapi pria itu masih menjunjung tinggi aturan bahwa hamil sudah semestinya terjadi setelah menikah. Mama Lucy pun sama. Wanita itu masih agak sensitif dengan hal-hal seperti itu makanya selalu mewanti-wanti Lucy dan Luki untuk berhati-hati dalam mengambil keputusan.
Mau dilarang pun sudah susah sebab dunia pacaran anak muda zaman sekarang kelewat miring. Selama kedua anaknya tidak belok, dia tidak akan banyak mengomel. Melihat banyaknya fenomena seperti itu, satu-satunya cara yang dia lakukan adalah memberikan edukasi pada kedua anaknya bahwa hubungan intim selalu memiliki dampaknya dan mereka harus dengan sadar menerima segala konsekuensinya.
Karena orang tua Luki-Lucy adalah akademisi, mereka masih mempertahankan aturan pasti sebagai manusia. Namun, karena tidak ingin dianggap sebagai orang tua kolot dan banyak aturan di era sekarang, mereka membebaskan keduanya dengan syarat harus selalu mengikuti beberapa aturan yang sudah mereka peringatkan.
Berbeda dengan keluarga Lucy, keluarga Arin tergolong keluarga yang cukup bebas. Lucy tidak begitu tahu. Namun, Lucy pernah dengar dari Arin kalau keluarga cewek itu tipe keluarga yang menganut sistem liberal. Saking bebasnya, orang tua Arin lebih takut anak-anaknya belok daripada hamil di luar nikah. Ya, setiap keluarga memiliki prinsipnya masing-masing dan itu tidak menjadi masalah bagi Lucy.
Setelah melihat acara mulai santai, Lucy mengambil duduk lalu mengeluarkan hapenya. Mama dan papanya sibuk menyambut tamu bersama papa dan mama Arin. Alhasil, setelah foto keluarga, Lucy menepi, membiarkan kolega Arin dan Luki bergantian mengambil foto bersama.
Membayangkan situasi yang akan terjadi ke depannya, memantik Lucy untuk membuka web untuk mencari-cari kontrakan. Sebenarnya, dia tidak diusir, hanya saja untuk jaga-jaga karena cukup tahu diri. Lucy pun tidak perlu takut tentang kalimat kalau ipar adalah maut karena Luki adalah kembarannya dan Arin sendiri cewek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Romantic Sequence | YJ
Roman d'amour[On-going] Jeha pernah bilang pada Lucy bahwa cewek itu tidak layak menjadi peran utama dalam kisah asmaranya, tapi Jeha menjilat ludahnya sendiri. Gara-gara kucing, mereka jadi meowlove satu sama lain. Tentu saja dengan bumbu dramatis yang sedikit...