Tentu saja, Teddy yang mendengar dengan sigap memberhentikan aktivitas itu sebelum orang lain mengetahui hal tersebut dan memindahkan Nata dari pangkuannya.
Datanglah Vivi yang menghampiri mereka.
"Astagfirullah malah duduk berdua, bukannya bantu kita, apalah kalian ini" jerit Vivi
"Masalah buat lo? Makanya cepetan nyari, biar kagak jomblo mulu" ucap Nata sinis
"Gimana nyari, orang nggak ada" ucap Vivi
"Lu nya aja terlalu galak" ucap Nata
"Bangkee lu yak ....Belum sempat selesai Vivi berbicara, Teddy yang kesal melihat perdebatan itu dan akhirnya ia membuka suara.
"Ada apa kamu?" ucap Teddy
"Emm anuu, mbak Nat dipanggil mama papa" ucap Vivi sedikit gugup
"Beneran apa lu mau ganggu?" ucap Nata
"Yaallah mbakk, beneran itu lhoo" ucap Vivi
"Biasa juga kalo ngomong, suka nggak bener" ucap Teddy
"Kali ini beneran kok mas Teddy" ucap Vivi sedikit ketar-ketir
"Iyain dah yak" ucap Nata
"Biarin aja dekk" ucap Teddy
"Seriusan aku ini" ucap ViviDari kejauhan sana, terdengarlah suara Elia sedikit keras.
"NATTT!!!Dengan sigap, Nata dan Teddy menghampiri sumber suara sang mama.
"Iya mah?" ucap Nata
"Kalian kemana aja toh dek? Dipanggil kok nggak denger" ucap Elia
"Biasa toh mah, anak muda ya perlu bucin sambil mencari angin" ledek Hendra
"Ih papa!! Nggak ada ya!" kesal Nata
"Masa iya?" ucap Hendra
"Nggak!" ucap Nata
"Bener nggak Ted?" ucap Hendra
"Ngapain jadi tanya ke mas Teddy sih pah?" kesal Nata
"Papa cuma mastiin lho dek" ucap Hendra
"Ngaku aje dah lu Nat" ucap Kinan
"Lu diem apa ntar jadi ayam bakar?" ucap Nata
"Kagak usah gengsi lah Nat" ucap Gisel
"Dih? Seorang Renata mana ada gengsi? Nggak level kali" ucap Nata
"Waktu kamu suka sama mas itu apa?" ucap Teddy menahan tawaSeketika semua orang ada disana terkaget ketika mendengar ucapan Teddy.
"Gengsi? Haha" ucap Vivi dengan pecah tawa
Karena geram, Nata mencubit pinggang Vivi hingga kesakitan.
"AKHHH!! Sakitt mbakk" jerat Vivi
"Biarin" singkat Nata
"Sudahlah kalian ini, masa iya? seorang Renata anak tunggal keras kepala bisa gengsi? nggak salah tuh" ucap Hendra
"Pake diperjelas si papa ini haha" gelak Elia
"Yang salah tuh pertanyaan anehnya papa" ketus Nata
"Belum juga Teddy jawab pertanyaan papa, udah keluar tuh keras kepalanya" ucap Hendra tertawa
"Harus penuh kesabaran Pak Teddy dalam menghadapi sifat mbak Nata yang keras bagaikan kelapa haha" ucap Vivi tak mau kalah meledek Nata
"Menyala abangku" ucap Kinan
"Maafkan Nata ya Pak, emang udah dari dulu sifatnya kayak gini, Pak Ardi yang kala itu jadi dosen kuliahnya aja suka dibantah sama dia dan nyaris dikeluarkan dari kampus, saya jadi temannya pun tidak heran lagi untuk menahan malu" ucap Gisel
"Plss jangan diinget lagi hahaaa, perut gua sakitt brooo, semalunya gua ternyata ada Nata yang lebih parah" tawa Kinan memecah
"Dih dih apaan sih, sudah puas belum kalian ledekin Nata?" ucap Nata cemberutTeddy hanya bisa tertawa dan menggelengkan kepalanya.
"Ya gimana lagi om, tante, sudah begini bawaannya jadi saya harus bisa menghadapi segala sifatnya Nata tapi sejauh ini saya tidak merasa capek" ucap Teddy
"Secapeknya mas Teddy menghadapi aku, lebih capek lagi ketika cari Bobby yang kabur dari rumah" ucap Nata
"Tapi mas Teddy terpaksa nggak bilang seperti itu? takutnya ada mbak Nata jadinya mas Teddy nggak berani bilang yang sesungguhnya" ucap Vivi
"KANNN? Mulai lagi dah si bocah ingusan itu" ucap Nata
"Cantik gini dibilang ingusan" ucap Vivi dengan percaya dirinya
"Cantik sih tapi masih jomblo" ucap Nata
"Ehem? Apakah kalian jadi membantu mama?" ucap Elia
"Eh iyaa, maaf ya mah hehe abisnya sih mereka kek gitu" ucap Nata cemberut
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me, Major.
Roman d'amourWARNING!! HANYA KHAYALAN! Cerita ini murni khayalan, hanya saja ada beberapa bagian yang sama dengan kisah nyata Renata Putri Argasandhi yang kerap disapa Nata merupakan seorang wanita manis & sederhana, yang lahir di Jawa, saat ini telah selesai...