Kedua mata Sita terbelalak kaget saat tanpa sengaja matanya bertatapan dengan mata papanya, apalagi papanya justru tersenyum miring seraya menikmati women on top dari mamanya.
Sita memalingkan wajahnya, “Dek, gak usah aneh-aneh, jangan ngintip-ngintip lagi, udah ah.”
Sita langsung menegakkan tubuhnya, sebenarnya Sita tak yakin papanya benar-benar bisa melihatnya atau tidak? Namun rasanya sungguh sangat canggung.
“Yah, Kak. Ngewe dikit boleh kali.”
“Ck! Kamu ini loh, omongannya ngewe ngewe terus. Ngewe tuh sama sabun di nolongin, udah lah, mau rebahan di kamar.”
Sita bergegas pergi dari sana, namun sebelum itu dia ke kamar mandi terlebih dahulu untuk membasuh memeknya yang memang basah.
Kini Sita sedang merebahkan dirinya di atas kasur seraya memainkan ponselnya sendiri, dia menghembuskan nafasnya beberapa kali karna merasa sange. “Aduh … ngapain sih malah sange kayak gini, mana kontol papa gede banget lagi, diobok-obok pakek kontol enak kali ya ini memek?”
Sita berujar seraya mengelus memeknya dari luar celana, menikmati sensasi yang sungguh mengenakkan. Tubuhnya terasa lebih rileks, namun Sita tak merasa puas dengan hanya mengelus-ngelus memeknya.
Sita mencopot hotpants yang dia kenakan, setelahnya Sita mulai mengelus itilnya. “Euhhhh enak banget.”
Sita terus melakukan kegiatannya itu. Dia mulai terlena dengan rasa nikmat yang disalurkan oleh jemari lentiknya, “Tapi pas tadi dicolekin sama Adi, rasanya kok beda ya? Aku lebih geli gitu. Apa gara-gara beda jari, jadi beda rasa?” tanya Sita pada dirinya sendiri.
Jemari Sita semakin turun hingga sampai dilubang memeknya, Sita menggigit bibir bawahnya dan mencolok memeknya dengan 1 jari.
Part selengkapnya di karyakarsa
Link ke karyakarsa ada di profil
Kode voucher untuk karyakarsa : pussy