“Kak, kok gak ngajak-ngajak aku sih? Kan aku bisa bantuin?” tanya Adi seraya melangkah mendekat ke arah Sita.
Baru saja Sita tersadar dengan rasa nikmat dan keterkejutannya, saat dia hendak merapatkan kakinya, Adi kembali meregangkan kaki Sita dan tanpa aba-aba Adi langsung menjilati memek Sita.
“Ah … adek,” ujar Sita dengan terkejut, namun dia tidak bisa menahannya lagi. Tenaga Adi terasa begitu kuat bagi Sita yang baru saja mendapatkan pelepasannya.
Kembali air mani Sita mengucur, kali ini langsung dihisap abis oleh Adi tanpa tersisa sedikit pun. Tautan liur dan mani Sita di bawah sana dapat dilihat olehnya sendiri.
“Mani kamu enak, Mbak. Aku jadi penasaran gimana kalau kamu rasain mani aku juga?”
Sita menggelengkan kepalanya kuat-kuat, “Gak! Gak mau, Dek!”
Adi yang sudah kepalang tanggung itu pun lantas menindih tubuh Sita. Diciumnya bibir Sita dengan brutal, namun Sita terus memberontak. Adi mengangkat kedua tangan Sita ke atas kepala, dia kembali mencium bibir kakaknya, namun Sita masih bersikukuh untuk tidak membuka bibirnya.
“Awh!”
Sita berteriak saat Adi menggigit bibir kakaknya, tentu saja kesempatan itu tidak disia-siakan oleh Adi. Dengan cepat Adi melesakkan lidahnya, mengabsen setiap gigi yang berada di mulut kakaknya.
Ciuman Adi turun ke dagu Sita dan ke lehernya, Sita mendongak karena merasa geli, apalagi saat lidah Adi menjilat daun telinganya.
“Euh … udah, Dek, jangan. Apa yang kita lakuin ini sal — euh.”
Part selengkapnya di karyakarsa
Link ke karyakarsa ada di profil
Kode voucher untuk karyakarsa : pussy