Tubuh Sita menggelepar, entah sudah berapa ronde adiknya itu menggempurnya. Kini keduanya berbaring beriringan.
“Mbak, memek kamu enak.”
Sita menggeplak mulut adiknya. “Jangan dilakuin lagi, Dek.”
“Harus lagi lah! Mbak udah gak prawan dan aku juga udah rekam kejadian tadi, gimana? Kalau mbak gak mau ya … aku sebarin aja videonya, lagian kalau aku sebar bakalan dapet uang.”
Sita memiringkan tubuhnya, dia menatap wajah Adi lekat-lekat. “Kakak kira kamu polos, ternyata nakal juga. Kamu sebenernya belajar dari mana? Kamu udah sering ngelakuin?”
“Gak sih, baru kali ini aja. Kak, kalau gak mau video ini aku sebar, aku ada tantangan buat kamu.” Adi berucap seraya menyeringai, menimbulkan tanda tanya besar dalam diri Sita.
***
Pagi ini Sita sudah dibuat uring-uringan dengan kehadiran Adi di kamarnya. “Kamu yakin? Aku gak pakek bra?”
“Yakin banget lah, Kak! Lagian susu kamu bagus kok kalau gak pakek bra.” Adi cengengesan menatap wajah kesal kakaknya. “Hari ini Kakak ikut papa kan? Oh iya, Kak, kalau kamu pakek rok terus gak pakek CD gimana?”
“Jangan gila! Kakak ada urusan sama papa loh ini, nanti kalau papa ngeh gimana? Udah lah, tanpa bra aja.”
Sita mengancingkan kemejanya, dia juga mengenakan rok di atas lutut. Adi dan Sita turun ke bawah untuk sarapan, saat menuruni tangga, susu Sita yang besar gondal-gandul.
“Uhuk!” Bowo tersedak makanannya sendiri. “Sita, kamu tidak mengenakan penyangga dada?” tanyanya yang kurnag yakin.
Sita yang baru saja duduk langsung ditatap Bowo dan Amira.
“Ummm, tetek Sita sakit, Pa. Jadi aku gak pakek bra deh.”
Bowo meneguk salivanya, rasanya dia ingin meremas susu putrinya itu.
Part selengkapnya di karyakarsa
Link ke karyakarsa ada di profil
Kode voucher untuk karyakarsa : pussy