[BL]Four Prince

1.0

Happy reading (⁠ ⁠◜⁠‿⁠◝⁠ ⁠)⁠♡

Vote dulu ya sayy✨

•

•

•

•

"Siapa itu!!" Teriak Elser.

Tok tok...

Seorang tabib muda memasuki ruang tunggu.

"Maaf pangeran saya tanpa sengaja tadi terjatuh di depan pintu." Ucap tabib muda itu sembari terkekeh.

"ku kira apaan tadi."beo edser.

"Kenapa kau yang datang kesini?" Tanya efser mendekat kearah tabib muda itu dengan tatapan mengintimidasi.

"Saya di suruh dengan kepala tabib kerajaan pangeran." Sahutnya menunduk.

"Benarkan??"

"I-iya pengeran."

Tabib muda itu terus menunduk tanpa berani mengangkat kepalanya menatap efser.

"hah sudahlah, ada apa?"Tanya Enser dingin.

"Tuan Arley telah bangun."sahut tabib muda itu melirik kearah keempat pangeran dengan tangannya yang mesih berada di depannya dengan tergenggam.

"Baiklah kami akan kesana."kini Elser yang berbicara, lalu ia pun berdiri Dari duduknya.

"Pergilah." Efser berbicara sembari mengambil pedangnya yang ia taruh di meja ruang tunggu.

"Baik pangeran, saya izin permisi." Ucap tabib muda itu sembari menunduk, lalu ia pun meninggalkan ruang tunggu.

Ketika tabib muda itu mengeluari ruang tunggu, ia pun menatap lorong dengan tajam dan kesal.

'Apa apaan dengan sikap pangeran itu, menyebalkan.'umpatnya dalam hati.

.

.

.

.

Tok tok...

Tabib muda yang telah sampai di kamar Elser, tepatnya dimana Arley telah terjaga.

Tabib muda itu pun membukakan pintu kala mendengar suara ketukan.

"Pangeran? Silahkan masuk."

Tabib muda itu mempersilahkan keempat pangeran masuk dengan membukakan pintu begitu lebar.

"Pangeran." Panggil Arley yang bersandar di sandaran kasur.

'meraka kenapa kesini woiii, gua pengen hidup tenang sehari bisa gak sih anying.' maki Arley dalam hati dengan senyuman palsunya menatap keempat pengeran yang baru saja memasuki kamar itu.

"Bagaimana keadaan mu." Tanya Enser duduk di samping Arley.

"Hmm, sudah lebih baik."ucap Arley tersenyum tipis, dengan tangan satunya yang mengusap-usap tangan sebelahnya.

Terlihat gelisah.

"Arley, apa yang terjadi dengan mu?"kini Elser membuka suara dengab raut wajahnya yang begitu dingin terlihat jelas timbulnya urat di lehernya.