"Harry, jangan lupakan ini." Aku menyerahkan sarung tangan pemberianku pada Harry.
Harry memasang sarung tangan tersebut sambil menyeringai. "Aku tidak akan lupa, sayang." Tak kuduga, ia mencium singkat bibirku. Ini membuatku blushing.
Saat ini, aku dan Harry tengah bersiap menuju jembatan Brooklyn. Harry akan mengikuti balap liar lagi setelah yang terakhir ia kalah karenaku-karena Ezra juga. Aku merasa bersalah. Hal ini membuaku sangat bersemangat menemaninya. Hitung-hitung sebagai pembayar rasa bersalahku.
Aku yakin Harry akan menang mengetahui lokasi yang dipakai sama dengan yang kemarin. Ia pasti sudah hapal dengan lintasan dan waktu yang tepat dimana ia harus mengerem untuk mengendalikan motornya. Aku sangat beruntung dengan kemudahan yang diberikan Tyler serta kawanannya yang menyelenggarakan balap liar kali ini.
Harry menghentikan motornya di jarak favoritku-jauh dari kerumunan. Dengan begitu, kami turun dari motornya dan berdiri di tepi jalan untuk menunggu acaranya dimulai. Aku menyapukan mata kearah kerumunan jauh di sebelah kananku. Entah mengapa, aku sendiri merasa janggal kalau membayangkan diriku berada disana. Keadaanku dengan Jules tidak seperti dulu lagi. Mungkin itu alasan utamaku tidak suka berada di kerumunan itu.
"Ken, apa yang sedang kau pikirkan?" Harry membuyarkan lamunanku.
"Aku hanya membayangkan kemenanganmu nanti." Dustaku.
Untungnya, Harry tidak curiga kali ini. Ia mendekap sekaligus mengelus rambutku hangat disusul dengan ciuman di pucuk kepalaku. Tidak biasanya ia melakukan hal ini. Menurutku, ini terlalu manis untuk seorang Harry Styles.
Seketika, Harry melepas pelukanku. Oh, mungkin ia baru tersadar. Aku mengikuti tatapan mata Harry yang mengarah pada bagian belakangku.
Hailey.
Gadis itu berjalan mendekati kami sambil menenteng helm merah nya. "Hai Henya..." Sapanya yang menyebabkan mataku dan Harry bertemu. Kami bertatap seolah bertanya apa maksud dari sapaan Hailey. "C'mon guys, itu ship name dariku, Harry-Kenya." Tambahnya seraya mengunyah permen karet.
Aku dan harry sama-sama tidak berkutik.
"Ah sudahlah, abaikan. Harry, aku kesini untuk memberitahumu kalau pertandingan mulai sepuluh menit lagi. Kuharap kau bisa mengalahkanku tidak seperti yang kemarin." Hailey menyombongkan diri.
"Sialan, itu hanya keberuntungan untuk pemula sepertimu, bodoh!" Aku memberi tatapan mematikan kepada Harry sesudah ia mengucapkan itu. Apa ia tidak bisa berbicara lebih halus dari pada itu?
Hailey tertawa sinis. "Kalau begitu, buktikan saja nanti."
Kemudian, mereka berdua meninggalkanku untuk memulai pertandingan. Aku sendiri mendekatkan diri pada mobil yang menyediakan anggur murahan. Disana ada Zayn dan Lex. Ya, mereka sudah menjadi sepasang kekasih baru. Suasana ini seperti terakhir kali aku menemani Harry balap liar.
Kali ini, aku tidak ingin bergabung bersama Zayn dan Lex untuk berbincang ringan. Aku lebih memilih mendekatkan diri pada start dimana para peserta memulai pertandingannya.
Begitu sampai, ternyata para peserta sudah tiada. Mereka sudah jalan. Sialan, aku telat. Sekarang, aku malah bingung harus kemana diantara kerumunan ini. Akhirnya, aku menyingkir bersender pada tiang jembatan.
Merogoh saku celana, aku mulai memainkan ponselku sambil menunggu Harry. Baru saja aku ingin membuka satu aplikasi, suasana sekitarku berubah menjadi lebih riuh. Memang sebelummnya sudah riuh, tapi kali ini lebih riuh tidak seperti biasanya.
"Kenya!" Aku mengengok kearah orang yang memanggil namaku. Disitu ada Zayn yang berlari menghampiriku dengan tergesa-gesa. Ada apa dengannya? "Kenya, Harry kecelakaan!" Ucap Zayn panik.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Not Me #CHANGEDWritingContest
Short Story"Ken," Ucapnya pelan. Gadis batinku memasang senyum sampai melewatkan telinganya. Akhirnya, Harry menyebut namaku. Tetapi perlahan senyumanku pudar saat mengetahui arah pandangannya mengarah pada orang di belakangku. [Spin-off CHANGED Fanfiction] ©2...