Bab 8 Kucing hilang dan jejak kaki

14 3 0
                                    

Pagi hari saat berjalan menuju sekolah, aya melihat ada poster tertempel di dinding dengan peringatan "dilarang menyakiti hewan". Tepat disebelahnya, ada poster lain "dicari kucing hilang bernama miko", aya memperhatikan gambar kucing itu, berwarna abu-abu dengan corak hitam bergaris dan kalung biru bernama miko yang manis terpakai dilehernya.

	Sementara itu, di sudut kota yang jarang dikunjungi seorang pria sedang memotong daging-daging kucing, disana juga terdapat miko yang dikurung dengan wajah takut serta terdapat beberapa kucing lainnya yang baru ditangkap pria tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sementara itu, di sudut kota yang jarang dikunjungi seorang pria sedang memotong daging-daging kucing, disana juga terdapat miko yang dikurung dengan wajah takut serta terdapat beberapa kucing lainnya yang baru ditangkap pria tersebut. Terdengar suara-suara meong kucing yang putus asa dan ketakutan.

	Sepulang dari sekolah aya melihat gurunya, hitori sedang memotret mika dari kejauhan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepulang dari sekolah aya melihat gurunya, hitori sedang memotret mika dari kejauhan. Aya mencoba mendekati gurunya tersebut namun mika menoleh ke arah aya dan memanggilnya "aya ayo pulang bersama" aya pun mendekati mika dan berusaha terlihat baik-baik saja. Malamnya, ia kembali memikirkan kejadian tadi di sekolah 'bagaimana mungkin seorang guru memotret siswanya diam-diam seperti itu? Aku harus segera mencari tahu guru baru ini, aku khawatir akan terjadi hal buruk pada mika' batinnya sembari bergegas untuk tidur.

Keesokan harinya seperti biasa aya bersiap ke sekolah. Namun, ketika dirinya sedang bercermin ia melihat ada jejak kaki kucing dilantai-lantai kamarnya, 'tunggu sejak kapan ada kucing di rumah ini?' batinnya sambil berjalan mendekat untuk memastikan, tetapi tiba-tiba siluet putih berbentuk kucing melompat keluar jendela. Aya tersentak dan segera berlari ke jendela. Di luar, dia melihat arwah kucing tersebut menyusup ke dalam plastik di tong sampah yang ada di dekat halaman rumahnya.

 Di luar, dia melihat arwah kucing tersebut menyusup ke dalam plastik di tong sampah yang ada di dekat halaman rumahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Kenapa dengan plastik itu?' gumamnya, aya merasa ada sesuatu yang aneh dan bergegas ke luar untuk memeriksa. Saat tiba di halaman, aya mencium bau menyengat dan dengan tangan yang gemetar ia membuka plastik itu. 'ugh...bau' batinnya dan melihat ternyata di dalamnya ia menemukan tulang-belulang kucing yang sudah tidak utuh, bulu bulu dan darah kucing. Tubuh aya terasa kaku dan perasaan ngeri menyelimuti dirinya.

Aya tahu bahwa ini bukanlah kebetulan, terutama setelah semua kejadian aneh yang dialaminya belakangan ini. Aya mencoba memahami semua kejadian ini, kemudian aya teringat dengan poster kucing hilang yang belum lama ia temukan 'jangan-jangan ini kucing hilang itu...'

"Aya sayang kenapa belum bersiap ke sekolah, nanti terlambat loh" terdengar suara seseorang dari arah rumah dan ternyata itu ibunya, "iya bu, ini juga mau berangkat" dengan tergesa-gesa ia mempersiapkan diri dan berangkat ke sekolah.

Di perjalanan menuju sekolah pikiran aya masih dipenuhi oleh kejadian aneh pagi itu. Tiba-tiba ada seseorang menyentuh pundaknya. Aya terkejut dan segera berbalik, ternyata itu mika. " hai, mika! " seru aya, dengan wajah terkejutnya.

Mika tersenyum sambil mengangkat sebelah alisnya " kamu kenapa? Mikirin apa sih? masih pagi loh " tanyanya dengan rasa ingin tahu. Aya mencoba mengalihkan pembicaraan dengan tawa kecil, " aku nggak papa ko! Hehe.... cuma mikirin nanti bekal makan siangku isinya apa ya " jawab aya sambil tersenyum kikuk.

Mika merasakan ada sesuatu yang disembunyikan aya, tetapi memutuskan untuk tidak mendesak lebih jauh. Mereka pun berjalan bersama menuju sekolah, meski aya masih belum bisa menghilangkan bayangan kucing tadi dari pikirannya.

Bersambung...

Aya's Adventure : The Mistery of the Temple [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang