Pagi itu, Reva terbangun dengan semangat yang berbeda. Ada rencana besar hari ini-jalan-jalan bareng sahabatnya, Naura, di pusat kota. Naura, sahabat Reva sejak SMA, selalu jadi penyejuk di setiap situasi. Sosoknya yang imut dan gemesin membuat siapa pun betah berlama-lama ngobrol dengannya. Dia selalu berhasil bikin hari Reva lebih ceria.
"Reva, cepat bangun! Hari ini kita banyak rencana, kan?" suara Naura terdengar ceria dari telepon.
"Iya, iya, Naura! Santai aja, aku lagi siap-siap," jawab Reva sambil tertawa.
Setelah siap, Reva berangkat ke rumah Naura. Mereka berdua memutuskan untuk mengeksplorasi sudut-sudut kota yang jarang mereka kunjungi. Begitu sampai di rumah Naura, Reva melihat sahabatnya sudah menunggunya di depan dengan senyum yang begitu manis.
"Naura! Kamu cepet banget siap-siapnya, dong," kata Reva sambil memeluk Naura.
"Ya iyalah! Aku excited banget. Ayo kita jalan sekarang, nanti keburu macet," jawab Naura dengan mata berbinar.
Mereka berdua berangkat dengan penuh semangat. Naura yang ceria terus bercerita tentang kejadian-kejadian lucu di kampusnya. "Kamu tahu nggak, kemarin ada cowok di kampus yang jatuh dari sepeda gara-gara liat aku, hahaha! Aku nggak tahu mau ketawa atau kasihan, deh," cerita Naura sambil tertawa.
Reva ikut tertawa. "Ya ampun, kamu tuh emang selalu jadi pusat perhatian. Tapi, siapa sih yang nggak suka liat kamu, Naura? Imut begini."
Mereka sampai di sebuah taman kota yang terkenal dengan keindahan bunga-bunganya. Di sana, Rangga sudah menunggu. Reva sempat ragu untuk mengajak Naura bertemu dengan Rangga, tapi Naura sangat bersemangat ingin tahu siapa cowok yang sering diceritakan Reva.
Ketika mereka tiba, Naura langsung menyapa Rangga dengan ceria. "Hai, kamu Rangga, kan? Aku Naura, sahabatnya Reva!" sambil tersenyum lebar.
Rangga terlihat sedikit terkejut, tapi segera membalas senyuman Naura. "Iya, aku Rangga. Senang ketemu kamu, Naura."
Obrolan mereka pun mengalir dengan santai. Naura yang ramah dan mudah bergaul dengan cepat membuat suasana menjadi hangat. Rangga terlihat kagum dengan kepribadian Naura yang ceria dan penuh semangat.
"Kalian tahu nggak, Naura ini punya koleksi boneka yang banyak banget di kamarnya," kata Reva sambil tersenyum iseng. "Kalau ada boneka baru yang lucu, dia pasti beli!"
"Hei, Reva, jangan dibocorin semua dong!" sahut Naura sambil berpura-pura ngambek. "Tapi iya, aku suka banget boneka. Mereka itu kayak temen kecil yang lucu."
Rangga tertawa. "Seru juga, ya. Kalian berdua kayak punya dunia sendiri, tapi aku seneng bisa gabung."
Hari itu mereka habiskan dengan berkeliling kota, dari kafe kecil yang unik hingga toko-toko vintage yang penuh dengan barang-barang antik. Naura terus saja menghidupkan suasana dengan cerita-cerita lucu dan tawanya yang renyah.
Di sore hari, mereka duduk di sebuah bangku di taman kota, menikmati pemandangan matahari terbenam. Naura yang duduk di tengah-tengah Reva dan Rangga melihat mereka dengan tatapan jahil. "Eh, kalian ini cocok, loh. Udah lama kenal?"
Reva tersipu. "Naura, kamu tuh..."
Rangga hanya tersenyum dan mengangguk. "Iya, kita udah cukup lama kenal. Dan aku berharap kita bisa makin dekat."
Mendengar itu, Naura tersenyum gemas. "Aku sih dukung kalian. Yang penting, jangan lupain aku ya, Reva. Nanti kalau kalian udah pacaran, aku gak mau sendirian!"
Reva dan Rangga tertawa, dan sore itu menjadi salah satu hari yang tak terlupakan bagi mereka bertiga. Keberadaan Naura membawa warna baru dalam hubungan Reva dan Rangga, dan persahabatan mereka semakin erat.
---
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu Istimewa Bagaikan Senja
Novela JuvenilRangga, seorang mahasiswa yang biasa aja dan lebih suka hidup tanpa drama, gak pernah nyangka bakal ketemu Reva, cewek sederhana tapi punya pesona unik yang bisa bikin siapa pun terpesona. Ketertarikan mereka dimulai dari pertemuan gak sengaja di ka...