Hari ini hujan deras sekali, banyak orang-orang yang biasanya bersantai saat hujan turun. Namun tidak dengan lelaki bertubuh tegap yang sedang membuka payungnya dan mengalungi sebuah name tag besar bertuliskan “Ojek Payung bayar seikhlasnya. Saya tuli dan bisu.”
Laki-laki itu berjalan menyusuri trotoar yang banyak di lewati orang-orang, tujuannya agar ia bisa membantu orang lain jika ada yang membutuhkan jasanya. Namun, sudah 15 menit menunggu di halte bus, tidak ada satu orang pun yang memakai jasa pria itu.
Lantas, ia bangun dan berniat untuk pulang, karena hujan pun sudah mulai reda.
Saat hendak berjalan cepat, seseorang menpuk punggungnya.Lalu ia menoleh dan mendapati seorang perempuan dengan tubuh yang sudah basah kuyup sambil melindungi kepalanya menggunkan tas nya yang sudah basah juga.
“Tolong antar saya ya sampai halte bus berikutnya bisa? saya ketinggalan bus.” Ucap perempuan itu sambil mengatur nafasnya. Laki-laki yang di ajak berbicara pun hanya bisa mematung, karena ia tidak mengerti apa yang di bicarakan perempuan itu.
Perempuan itu pun melihat ke arah dada laki-laki itu, dan langsung menggerakkan tanganya seperti bahasa isyarat. laki-laki itu merasa senang akhirnya ada yang bisa mengerti bahasa isyarat pun tersenyum lantas mengangguk untuk mengantarkan perempuan itu ke tempat tujuannya.
Setelah berjalan lumayan jauh, dan perempuan itu melihat ke arah lelaki yang tubuhnya sudah basah walaupun ia memakai jas hujan, namun kepala lelaki itu tetap basah kuyup. Ia dengan gerakan cepat mengeluarkan sebuah handuk kecil yang biasa ia bawa untuk jaga-jaga di keadaan seperti ini.
lelaki itu pun menerimanya sambil menundukan kepalanya dengan arti berterima kasih.Perempuan itu pun tersenyum lalu menggerakan tangannya. “Nama saya Nazhara Kailila kamu bisa panggil saya Hara, saya pikir usia kita sepantar.” lelaki itu pun membalasnya dengan bahasa isyarat.
“Nama saya Rakeshi Juanda Khalil kamu bisa panggil saya Khalil.” Balas Khalil. Ia merasa senang karena ia merasa ada yang bisa mengerti dirinya. Apakah mereka bisa menjadi teman? Pikirnya.
“Kamu punya instagram?” tanya Hara, dan mendapat anggukan mantap dari lelaki ini. Lalu mereka pun saling mem-follow akun masing-masing.
Tak terasa, waktu berjalan begitu cepat. Bus yang mereka tunggu akhirnya sampai, Hara pun merasa senang karena dapat teman baru dan Khalil bersedia untuk menunggunya sampai bus itu tiba.
Sesampainya di rumah, Hara langsung menghubungi Khalil lewat Direct Message. Tidak butuh waktu lama untuk menunggu balasan dari Khalil, karena lelaki itu langsung membalasnya.
Nazhara Kailila
Nazharakailila_
1k Pengikut . 3 Postingan
Saling mengikuti di Instagram
LIHAT PROFILHalo!
@NazharakaililaHai, kenapa belum tidur?
@KhalilrajenAku belum ngantuk, kamu sendiri
kenapa belum tidur?
@NazharakaililaAku lagi bikin dagangan untuk besok jualan.
@KhalilrajenKamu jualan apa? Aku boleh coba?
@NazharakaililaAku jual risol mayo, kamu boleh coba kok.
Kamu besok dimana?
@KhalilrajenAku besok ngajar di sekolah Kita Bisa.
Di jalan Kelapa III
@NazharakaililaOke, besok aku kesana, aku bawain untuk kamu.
@KhalilrajenYEY MAKASIHHHHHHH
@NazharakaililaMereka mengakhiri obrolanya karena Hara tidak ingin mengganggu kegiatan Khalil yang mengharuskannya konsentrasi. Ah… Hara jadi tidak sabar ingin mencicipi Risol Mayo buatan Khalil yang sepertinya enak.
***
“Dasar anak cacat! Bisanya Cuma berantakin rumah, kamu mau buat apalagi kali ini?” teriakan sang ibu tidak dapat ia dengar karena ia tidak memakai lat untuk mendengar. Alat itu sudah lama rusak karena di injak oleh sang kakak, Rakeshi Marchello laksamana.Sang ibu mendorong tubuh Khalil karena merasa ia tidak di dengarkan. “Kamu dengar saya tidak, Khalil!? Ah iya saya lupa, kamu kan cacat! Tuli.” Khalil hanya diam tidak mengetahui apa yang ibunya bicarakan.
Saat Khalil berusaha mengambil buku kecil yang biasa ia gunakan untuk berkomunikasi dengan orang-orang, sang ibu merampasnya dan menuliskan pesan.
Selesai membaca, Khalil hanya mengangguk patuh, ia tidak mau kalau ibunya semakin marah dengan dirinya. Dan sang ibu pun melenggang ntah kemana.
Sepeninggal sang ibu, Khalil melanjutkan acara memasaknya, ia sedang membuat adonanya. Sang kakak datang dengan tubuh sempoyongan, ia yakin sekali kakaknya ini habis mabuk.
Khalil membantu sang kakak untuk sampai ke kamarnya, setelah ia menidurkan tubuh kakaknya di atas kasur, Khalil hendak berdiri dan keluar dari kamar kakaknya itu, namun tiba-tiba sebuah tangan melingkar di pinggangnya.
"Kamu mau kemana sayang, disini aja sama aku." Marcellio bergumam sambil tersenyum, namun masih tidak sadarkan diri.
Ia terkejut saat mengetahui bahwa sang kakak yang memeluknya, Khalil memberontak dan mencoba pergi dari sang kakak. Karena ia merasa pelukan ini, bukan pelukan seorang kakak ke adiknya, melainkan pelukan seseorang kepada pacarnya.
Khalil tentu mengetahui bahwa sang kakak ini menyukai sesama jenis, atau “Gay”.Khalil dengan sekuat tenaga mendorong serta memberontak. Mau bagaimana pun, Khalil tetap laki-laki, ia mempunyai kekuatan yang kuat untuk melawan.
KREK..
Sang ibu membuka pintu dan melihat kedua anaknya sedang berpelukan di atas kasur, sang ibu pun terkjut dan mengira kalau sang anak bungsunya ini menyukai sang kakak.
“Kamu apakan anak saya?! anak saya normal, tidak menyukai sesama jenis! Kamu kalau cacat, cacat sendiri saja, jangan ajak anak saya! pergi kamu!” teriak sang ibu sambil mendorong tubuh Khalil sampai terjatuh dari atas ranjang.
Khalil keluar dari kamar dan melanjutkan aktivitas yang sempat tertunda. Sebenarnya Khalil sudah tidak berselera membuat adonan, namun ia sudah memiliki janji kepada teman barunya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Something in the rain
Romance"Gapapa aku ga bisa bicara, ga bisa mendengar juga. daripada aku harus dengerin orang-orang yang suka caci maki aku." "aku bakal bantu kamu supaya kamu bisa mendengar, dan ngga bakal dapet cacian lagi dari orang-orang terdekat kamu."