Jere's POV
Senin pagi saat tiba disekolah aku melihat Oliv memasuki gerbang dengan wajah yang agak pucat. Kuhampiri ia, untuk memastikan nya tidak apa apa. Apalagi pagi ini akan ada upacara, tidak mungkin ia ikut dengan keadaan seperti itu.
"Kamu sakit Liv?"aku sudah berdiri disampingnya, Oliv tampak terkejut dengan kemunculan ku yang tiba tiba. "Ngelamunin apa sih?" aku tau ia sedang memikirkan sesuatu
Oliv hanya menggeleng "Engga apa apa Jere" jawabnya pelan.. bukan seperti Olivia yang selalu bersemangat
Kami berjalan bersama menuju kelas "Ada masalah apa sekarang? Ga mungkin Sandy lagi dong?" tanyaku iseng. Aku hanya bercanda, namun Oliv malah terlihat makin murung. Setelahnya kutarik tangannya menuju taman belakang sekolah.
"Kalian kenapa lagi?" tanyaku setibanya disana
"Gak ada, gak kenapa kenapa. Aku cuma agak capek aja" aku tau ia sedang berbohong
Aku tau ini akan terjadi, Oliv dan Sandy kembali berteman adalah hal hampir mustahil. Tapi tidak kukatakan, karena awal nya itu adalah urusan mereka berdua. Namun, melihat Oliv seperti sekarang membuatku berpikir kalau ya memang aku harus mengatakan sesuatu padanya.
"Uda capek bohongin diri sendiri nya Liv?"
Oliv menatapku dengan pandangan lelahnya
"Semua salah ku" nada suaranya rendah, matanya berkaca kaca. "Aku bohong ke Sandy, aku pikir aku bisa berteman tapi ternyata semuanya sulit Jere" nada suaranya bergetar. "Setiap dia nunjukin kalau dia peduli, harapan itu muncul.. harapan kalau mungkin dia bakal merasakan hal yang sama" ia menatapku dengan sedih "Tapi, aku sadar aku cuma bohongin diri sendiri. Dia cuma peduli sebagai seorang teman. Setelah tau fakta itu aku ga tau harus apa sekarang"
"Tell me what happened?" tanyaku pada akhirnya
Oliv mulai menceritakan soal beberapa minggu terakhir mereka belajar bersama, tentang Sandy mengajarinya Fisika, soal pertemuan pertemuan mereka. Ia juga mengatakan bagaimana Sandy membatlkan janji mereka pada Sabtu malam secara mendadak dan ternyata ia pergi merayakan ulang tahun Yosua.
Jere paham sekarang. Jadi, soal soal yang Sandy persiapkan kemarin adalah soal test untuk Oliv. Namun hal ini tidak kukatakan pada Oliv karena tidak mau membuatnya berharap lagi untuk sesuatu hal yang bahkan aku pun tidak bisa pastikan dan malah lebih menyakitinya.
Namun, ada banyak pertanyaan di otakku sekarang. Sandy menyiapkan soal soal itu seharian dan dari beberapa hari sebelumnya ia sudah berulang kali mengatakan pada ku dan Stefano kalau Sabtu sore ia ada urusan penting dan tidak bisa diganggu. Dan soal ulang tahun Yosua, Sandy juga sudah mengetahuinya dari beberapa hari sebelumnya dan mengatakan tidak bisa ikut bergabung dengan kami. Namun, sore itu tiba tiba ia berubah pikiran dan mengatakan ia akan ikut. Apa yang membuatnya membatalkan pertemuannya dengan Oliv begitu saja?
"Dia dan Mira..." Oliv tiba tiba membawa nama Mira dan aku pun jadi berpikir apa Sandy berubah pikiran karena Mira?
Menebak isi kepala Sandy adalah hal yang rumit namun aku sudah berulang kali menanyakan soal perasaannya pada Oliv dan jawabannya tetap sama bahwa baginya Oliv adalah teman.. Oliv bisa suka dengan siapapun dan ia tidak pedulI. Setiap Stefano bercerita soal Oliv dan Brian, Sandy juga tampak tidak terganggu sama sekali dengan hal itu. Jadi, pagi itu aku berpikir tidak ada hal yang perlu diragukan lagi.
"Lupakan Sandy, Liv" kukatakan hal itu pada Oliv pada akhirnya. "Pilih seseorang yang gak pernah buat kamu bingung. Cause love should not confuse you. Aku ga akan membuat sesorang yang aku suka bingung" Kuletakkan tanganku di pundaknya, menenangkan. "Masa SMA kita udah mau berakhir, bersenang senanglah. Brian likes you right? Kasi dia kesempatan. Brian anak yang baik. Aku pengen kamu bahagia"
KAMU SEDANG MEMBACA
ETERNAL SKIES OF YOU (Dear Sandy)
Storie d'amore"Jere told me something funny" ucap Sandy Ia lalu menoleh ke arahku, aku melakukan hal yang sama "He said you like me, funny right?" Jantungku seperti berhenti berdetak untuk beberapa detik saat mendengarnya I like you. Andai aku bisa mengatakan...