"Jangan panggil aku Dokter terus! Kamu bukan pasienku!"
Habib terkesiap mendengar sergahan dari Aina lagi. Sungguh sebenarnya dia tidak mengerti mengapa Aina seperti ini padanya. Ternyata selama ini Aina menunggunya?
Bukannya Habib tidak berniat menghubungi Aina sama sekali. Dia bahkan sudah berlatih dengan cara mengobrol dengan Gemini. Minta dibuatkan gombalan matematika romantis macam, "Kamu itu bagaikan modulus, selalu positif di hatiku," atau kita bagaikan persamaan linier dua variabel. Kamu X dan Aku Y. Kita berbeda tapi saling melengkapi."
Namun niatnya untuk menghubungi Aina sangatlah ciut. Terlebih saat melihat-lihat Instagram Aina. Melihat postingan Aina yang makan makanan mewah, jalan-jalan ke luar negeri dengan jet pribadi milik keluarga, sampai dengan melelang tas Hermes yang baru rilis bulan lalu untuk amal ke Palestina.
Bagi Habib, Aina terlalu sempurna dan tidak tergapai. Dia merasa seperti punuk yang merindukan bulan. Toh, mereka tidak akan bertemu lagi. Perlahan Habib akan melupakan Aina. Itulah yang dipikirkan Habib. Tapi ternyata sekarang Aina ada di sini. Memaksa duduk di belakang jok saat dia mau mengantar orderan DO. Apakah hal semacam ini masuk akal? Aina tertarik padanya? Apa yang menarik dari dirinya ini?
"Maaf Dok, eh... Saya kebiasaan."
"Aina!" tegas dokter cantik nan galak itu. "Namaku Aina bukan Dok! Jangan-jangan kamu sebenarnya ngatain aku ya?"
"Boleh saya panggil Aina aja?" tanya Habib takut-takut.
"Emangnya kamu mau manggil aku apa? Tumirah?" dengkus Aina jengkel.
"Dulu, pas saya diopname Dokternya minta dipanggil Dok sampai mengingatkan berkali-kali, kalau saya salah manggil dia Pak. Saya kira semua Dokter begitu. Mintanya, dipanggil Dok. Yah, emang sekolah dokter kan mahal dan sulit. Makanya saya kira mungkin Anda juga nggak terima kalau dipanggil tanpa gelar." Habib untungnya menelan kembali kata dokter yang hampir dia ucap dan digantikan dengan kata Anda.
"Nggak ada cewek yang mau dipanggil pakai gelar sama gebetannya. Nggak usah ngomong pakai bahasa formal juga."
Jantung Habib rasanya dag dig der Daia! Apa barusan? Aina bilang Habib gebetannya? Gimana sih caranya supaya dia nggak baper dalam posisi seperti ini? Kenapa Aina bisa begitu frontal? Dia nggak malu apa?
"Dunia kita sama. Aku bukan alien yang tinggal di planet Venus. Coba jalan sama aku dulu minimal tiga kali. Kalau setelah itu kamu merasa kita nggak cocok, kita bisa mengakhirinya. Tapi aku mohon kamu jangan tiba-tiba ghosting. Kasih tahu apa yang kamu nggak suka dari aku. Kalau emang itu fatal dan nggak bisa diubah aku akan terima."
"Tujuan Anda berada di sebelah kiri." Google Maps berkoar-koar membuyarkan lamunan Habib ketika dia masih mencoba mencerna ucapan Aina. Dia menepikan motor rupanya di sana sudah ada si pemesan bersama anak kecil yang menerima orderan dengan ceria.
"Yei! Yei! Gacoan! Anak berseragam SD itu melompat riang gembira mengikuti ibunya kembali masuk ke rumah. Habib dan Aina masih terdiam bingung mengatur napas dan ucapan.
"Kok diem aja?" tanya Aina akhirnya. "Kamu dengerkan tadi aku ngomong apa?"
"Ai... Apa kamu nggak malu ngomong kayak gitu?" Bukannya menjawab Habib malah balik nanya. Seriusan Aina baru saja mengajak jadian? Habib masih tidak percaya.
"Ya malu lah! Tapi aku nggak mau menyia-nyiakan kesempatan buat kenal lebih dekat sama kamu. Makanya harusnya kamu hargai usahaku! Jadi jawabanmu apa?"
"Oke, ayo kita masuk masa percobaan dulu."
***
Hai pembaca yang budiman! Alex di sini. Kalian kangen nggak sama aku? Hahahahaah! Aku kembali lagi. Sumpah Aina malu-maluin! Kok bisa aku punya saudara seagresif ini. Jadi inilah kisah awal pertemuan Habib dan Aina. Seru, kan? Pantau terus perjalanan cinta mereka ya!
Oh ya, aku mau menyampaikan pesan dari Mami aku. Kisah tentang Tina, murid dari Habib anak seorang PSK yang hamil karena open BO adalah kisah nyata, Guys. Dia adalah salah satu dari pasien Mamiku.
Di dunia nyata, kehidupan Tina tidak seindah di Novel. Tina meninggal hari kelima setelah melahirkan karena penyakit jantung bawaan. Sementara bayinya meninggal sekitar tiga Minggu kemudian, karena dia lahir prematur. Kalau tidak salah berat lahirnya hanya 1,7kg.
Kata Mamiku, sepertinya memang lebih baik bayi kecil itu meninggal saja. Jika dia selamat siapa yang akan mengasuhnya? Apakah neneknya si PSK? Mamiku takut kalau anak tidak berdosa itu akan bernasib sama seperti ibunya.
Mamiku ingin mengabadikan Tina dan putrinya di sini untuk mengenang kisahnya. Perjuangan seorang gadis kecil nan polos menghadapi dunia yang kejam. Mari kita kirimkan doa Al-fatihah untuk Tina dan bayinya agar tenang di alam sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terpaksa Menikahi Dokter 2
RomanceKehidupan setelah pernikahan ternyata tidak mudah. Tidak seindah di novel-novel romance. Apakah happly ever after itu ada?