40. Viona

59 3 0
                                    

Setelah menemui orang yang dikatakan Alea, kini mereka berada di satu restoran mewah dengan suasana romantis yang sudah dipersiapkan oleh Elvio.

Inilah liburan yang dia inginkan, bersama dengan orang yang ia sayangi, menikmati keindahan kota Annecy dari jendela dengan hidangan yang sangat enak dan alunan musik romantis.

Memang saat ini Alea belum menerima perasaannya, tapi ia yakin ia bisa membuat Alea menerima perasaannya. Ia tidak boleh memaksa, bagaimanapun kini kehidupan Alea belum kembali. Ia masih menempati kehidupan sang pemilik tubuh. Elvio akan menunggu Alea.

"bagaimana?" tanya Elvio saat melihat Alea telah selesai dengan makanannya

"seleramu bagus juga" jawab Alea dengan wajah datarnya

Meski begitu Elvio senang Alea menikmati makan siangnya kali ini. Disini hampir pengunjung berpasangan. Makan siang dengan pasangan di restoran ini tentu adalah pilihan yang sangat tepat.

"Elvio?" sang pemilik namapun menengok ke arah orang yang memanggil namanya

Seketika raut wajahnya berubah tidak bisa dideskripsikan, seperti terkejut tapi kesal tapi matanya sendu

"ah benar Elvio, aku sudah mencarimu kemana-mana, ternyata kau kembali" ucap wanita itu lalu memeluk Elvio tiba-tiba membuat Alea melihat adegan itu dengan terpaksa

Saat Elvio tersadar bahwa didepannya ada sosok Alea yang menatapnya, ia buru-buru melepaskan pelukan dari wanita itu

"ekhm, maaf Viona kau tidak seharusnya memelukku seperti tadi, apalagi di depan Alea" ucap Elvio tegas, air wajahnya sudah berubah menjadi datar saat menatap wanita bernama Viona itu

"uhm maaf aku tidak melihat ada orang lain disini, dan ini siapa mu?"

"teman" bukan Elvio yang menjawab melainkan Alea dengan nada dingin seperti biasa

"syukurlah kalau hanya teman, dan kau El, kenapa tidak mengabariku jika ingin kembali ke Prancis? Kau belum kerumahmu ya? Tadi aku ke rumahmu, tapi orangtuamu tidak tau jika kau berada disini" Viona menjelaskan dengan panjang lebar setelah duduk di samping Elvio

"kau berhentilah bersikap bahwa kita masih memiliki hubungan" ucap Elvio dengan nada rendah seperti menahan sesuatu

Viona mematung dalam beberapa detik, lalu kemudian merilekskan kembali dirinya

"kau yang harusnya berhenti merajuk Elvio, kita sudah bertahun-tahun berpacaran, bahkan orangtuamu ingin menjodohkanmu denganku"

"merajuk kau bilang? Aku mengakhiri hubungan kita tepat setelah melihat dengan mata kepalaku sendiri kau bertelanjang dengan lelaki lain di apartmenmu"

Kini Viona menegang mendengar perkataan Elvio.

Alea mulai memahami hubungan mereka berdua disini, sepertinya tontonan yang menarik.

"ta-tapi sudah kubilang kan itu salah paham, aku dijebak, mana mungkin aku menghianatimu" ucapan Viona terdengar terbata-bata

"berbohong" komentar Alea dalam hati

"aku tidak sebodoh itu bisa kau bohongi" jawab Elvio

"intinya, papamu percaya dan tetap akan menjodohkan kita" Elvio yang mendengar itu mengepalkan tangannya kuat

"pergilah, jangan ganggu waktu pendekatanku dengan Alea" geramnya dengan nada rendah yang terdengar menyeramkan

Tanpa disadari seulas senyum sinis terukir di wajah Alea, entah mengapa ia senang Elvio mengusir masa lalunya hanya untuk memiliki waktu berdua dengannya.

Viona menatap Alea dengan tatapan permusuhan, terlihat kilatan kebencian dari matanya. Alea yang melihat itu hanya menatap datar Viona.

"kau akan kuadukan ke orangtuamu telah mengusirku" setelah berkata seperti itu Viona pergi meninggalkan Elvio dan Alea

"dia hanya ma..."

"sudahlah tidak perlu dibahas jika hanya mengganggu perasaanmu"

Sepertinya sekarang hobi baru Alea adalah memotong pembicaraan Elvio

"jadi orangtuamu ada di Eropa?" sepertinya Alea sedikit penasaran dengan ini

"terakhir kali aku tahu, mereka tinggal di Paris, jika yang dibilang Viona benar mereka ada di Annecy mungkin papaku sedang ada urusan pekerjaan" jelas Elvio yang membuat Alea menganggukkan kepalanya

"dan papamu ingin menjodohkanmu dengan ular tadi?" mendengar kata ular, Elvio kembali mengubah raut wajahnya menjadi sumringah lagi. Ia tidak menyangka Alea juga tidak menyukai Viona, jadi besar kemungkinan Alea mempercayainya ketimbang ucapan Viona.

"Viona itu anak dari partner kerja papaku, dia memang bermulut manis sampai bisa meyakinkan papaku untuk menerimanya. Aku memiliki 1 orang adik perempuan, dulu sewaktu aku lulus pendidikan kepolisian ini, aku diminta menetap dengan mereka di Eropa sekaligus memantau adikku, tapi aku lebih memilih untuk bekerja di Manhattan. Awalnya keluargaku tidak mengizinkan, tapi akhirnya papaku mengizinkan dengan syarat aku harus memiliki pasangan dulu, agar di Manhattan ada yang mengurus dan mengontrolku. Vionalah jawabannya, aku sebelumnya memang ingin segera melamarnya, tapi aku malah melihatnya bertelanjang dengan lelaki lain di apartmennya" jelas Elvio panjang lebar membuat Alea semakin paham alur kehidupan Elvio

"jadi, papamu tidak tau kelakuan busuk Viona?" Elvio menggeleng

"dia sudah aku ceritakan, tapi Viona membayar orang untuk mengakui kalau dialah yang menjebak Viona, tapi jelas aku tau bukan lelaki itu yang berada bersamanya waktu itu"

"wah jalang juga dia" ucap Alea dengan senyuman sinisnya

"jadi kau tidak akan menemui orangtuamu dulu? Hitung-hitung menyelesaikan kesalahpahaman ini, aku lihat kau sangat terganggu dengan wanita ular itu"

Elvio menunduk mendengar perkataan Alea, bukan tidak mau, ia bahkan sangat rindu dengan keluarga kecilnya

"kalau aku menemui mereka, mereka pasti mendesakku untuk segera menikah, dan nama Viona akan menjadi pilihan satu-satunya"

Alea tampak berpikir sejenak, "kalau begitu aku akan membantumu dengan berpura-pura menjadi pacarmu sampai kau bisa menyingkirkan hasutan Viona dari keluargamu"

"kenapa harus berpura-pura? Kenapa kita tidak berpacaran sungguhan saja?"

Alea memutarkan matanya malas, "kau ini dikasih hati minta nambah"

Elvio tertawa mendengar perkataan dari Alea, dengan cepat Alea bisa mengubah suasana hatinya dari yang kacau hingga menjadi hangat lagi

"jadi aku akan menemui mereka setelah ini dengan membawamu, begitu?"

"kau ini, pikirkanlah rencanamu sendiri, aku sudah menjadi sukarela disini, kenapa aku juga yang harus memberikan rencana" kesal Alea

Terlalu sering bersama dengan Elvio membuatnya mengeluarkan ekspresi-ekspresi yang selama ini tidak pernah ia utarakan. Air wajah datar yang selama ini menjadi andalannya, kini sudah sering berganti dengan senyuman, kesal, dan bahkan memerah karena salah tingkah.

Bahkan dia dengan repot-repot ingin membantu urusan pribadi orang, tanpa imbalan pula.

Alea dan Elvio melanjutkan makannya yang sempat tertunda. Tidak ada yang berniat mengeluarkan suaranya saat makan. Mereka menikmati setiap detiknya saat ini. Tidak, mereka sedang bergelut dengan pikiran masing-masing.

Elvio sedang memikirkan rencananya untuk bertemu dengan kedua orangtuanya dan memperkenalkan Alea sebagai pacarnya. Ia masih memikirkan respon yang mungkin akan diberikan orang tuanya.

Sedangkan Alea sedang memikirkan mengapa semakin hari sikap Elvio semakin menghangat dan bisa membuatnya berekspresi lebih lagi.

Eh tunggu, kenapa Alea malah memikirkan Elvio?

Alea menggelengkan kepalanya cepat

"kau kenapa? Pusing?" 

Mafia's TransmigrationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang