51. Kencan!

49 3 0
                                    

Bukan ke sembarang restoran, kali ini Elvio membawa Alea kesebuah restoran berbintang tinggi dengan suasana yang romantis dan pengunjung yang juga berpasangan.

Mereka datang langsung di sambut oleh para pelayan dengan senyuman terbaik mereka

"selamat malam dan selamat datang Tuan Elvio dan Nyonya" sapa pelayan dengan hormat membungkukkan sedikit tubuhnya

Mereka diantar ke ruang vvip mungkin, Alea melihat ruangan ini lumayan luas, dengan jendela kaca yang mengarah ke pemandangan indah Manhattan. ruangan yang di desain sangat indah, romantis, dan elegan.

Tapi tunggu, kenapa di dinding tertulis nama Elvio disana? Apa karena ia memesan secara spesial?

"silahkan duduk tuan putri" ucap Elvio menarik kursi untuk Alea

Tanpa komentar Alea duduk di kursi yang sudah ditarikkan oleh Elvio. Tak lama pelayan mengantarkan makanan utama

"silahkan tuan, nyonya"

Elvio dan Alea mengangguk, dan pelayan tersebut meninggalkan mereka berdua di ruangan ini

"kau suka tempatnya?" ucap Elvio membuka obrolan

Alea hanya mengangguk sambil memotong dagingnya lalu memasukkannya ke mulut. Seketika matanya berbinar, ini adalah steak terenak yang pernah ia makan.

"kau suka?" lagi lagi Elvio menanyakan apakah wanita itu menyukainya

"ya, aku sangat menyukai ini, ini enak sekali"

"ya, aku juga suka" ucapnya enteng membuat Alea mengerutkan keningnya

"kau saja belum menyentuh dagingmu"

"bukan daging, aku suka kau" ini terlalu mendadak untuk Alea mengontrol ekspresinya

Ekspresi yang biasanya dingin menanggapi gombalan lelaki, kini ia memerah. Ia malu karena ucapan Elvio

"diamlah, makan dulu makananmu itu, nanti baru bicara" ucapnya pelan berusaha menutupi kesalah tingkahannya

Elvio menahan senyumnya, ia tidak menyangka bisa menyukai yang dulunya hanya gadis lemah tidak berguna dan kini ternyata adalah pemimpin kelompok mafia

Mereka melanjutkan makannya dalam diam, tapi tidak dengan mata Elvio, ia asyik menatap Alea selama makan membuat empunya menahan salah tingkahnya dengan tidak melirik Elvio sedikitpun

Entah mengapa baginya malam ini Elvio sangat berkarisma, tampan, dan gentleman. Ia menyukai setiap perlakuan Elvio terhadapnya dan juga tatapannya yang membuatnya salah tingkah

Jika saja tidak ditahan, mungkin pipi Alea kini akan terlihat sangat memerah, melihat Elvio yang masih melanjutkan makannya sambil menatapnya lekat dan senyuman yang tidak pernah pudar dari wajah tampannya

Ting

Suara garpu dan pisau yang diletakkan di piring saat mereka selesai makan terdengar. Artinya mereka telah menyelesaikan makanan utama malam ini

"jadi, bisa aku lanjutkan?"

Alea mengerutkan keningnya dan menatap Elvio bingung

"lanjutkan apa?" Alea balik bertanya

"lanjutkan pernyataan sukaku kepadamulah"

"hei bukannya kau membenciku ya" ucapnya dengan nada sinis

"bukan membenci, hanya aku kurang suka denganmu dulu"

"nah, kenapa sekarang kau bilang suka denganku bahkan mengajakku berpacaran?"

"karena kau adalah kau"

Alea kembali mengerutkan keningnya, ia semakin tidak percaya ungkapan cinta semembingungkan ini

"ya, sifat dan sikapmu yang membuat tidak sukaku menjadi suka, tidak, bahkan merubahnya menjadi cinta" lanjutnya seakan menjawab kebingungan Alea

"apa? Sikap dan sifat seperti apa? Bahkan sikapku selalu dingin kepadamu"

"itulah, kau berbeda, kau kuat, tegas, memiliki karaktermu sendiri tanpa terpengaruh kepada orang lain bahkan dengan karakter pemilik tubuh asli ini"

Alea mulai menatap Elvio, mendengarkan dengan seksama perkataan demi perkataan yang keluar dari mulutnya

"ah, apa kau menyukai paras cantik milik Alea yang sudah terkena polesanku?" ia mulai menatap Elvio menyelidik

Namun Elvio menggeleng yakin, "aku menyukaimu karena kau adalah kau, sikapmu yang sekarang, sifatmu yang sekarang, semua membuatku mabuk"

Kata kata Elvio berhasil membuat Alea memerah, hatinya sudah sangat leleh oleh Elvio sekarang

"jadi, Alea... um Fayes, apa kau mau jadi kekasihku?"

"ah itu, y-yaa... baiklah aku akan menjadi kekasihmu"

Tatapan binar dari Elvio terpancar, ia bangkit dari tempat duduknya untuk memeluk partne... kekasihnya itu

"wuhu mulai hari ini aku memiliki kekasih yang keren" racaunya, Alea sendiri menyunggingkan senyumnya tidak pernah luncur menyadari status barunya saat ini

"tidak sabar aku memberitahu pada dunia bahwa aku memiliki kekasih" Alea terkekeh melihat perkataan Elvio yang terdengar berlebihan

Memang sebuah pencapaian besar berhasil menjadikan seorang Fayes sebagai kekasihnya. Wanita dingin, kejam, keras kepada, dan tak berperasaan.

Mereka melanjutkan makan mereka, dan menghabiskan malam itu dengan berbahagia. Canda tawa yang ia rasakan 9 tahun yang lalu, kini kembali ia rasakan kembali.

Sampai waktu menunjukkan pukul 11 malam, Elvio memutuskan untuk mengantarkan Alea pulang ke rumahnya, karena Alea baru pulang dari rumah sakit dan dia juga akan bekerja esok hari

"terimakasih" ucap Alea saat mobil Elvio sampai di depan pintu rumah Alea

"hanya itu?" Alea mengerutkan keningnya bingung

"apa?"

"tidak ada embel embel sayangnya begitu"

Alea terkekeh mendengar perkataan Elvio, gemas sekali kekasihnya ini

"terimakasih sayang" Elvio mengangguk dengan senyumannya yang mengembang

"terimakasih juga sayang, yasudah sana masuk, kau belum sepenuhnya pulih" ucapnya dengan penuh perhatian

Cup

Sekilas Alea mengecup pipi Elvio lalu dengan cepat keluar dari mobil dan masuk ke rumahnya dengan berlari kecil meninggalkan Elvio yang sedang mematung sambil memegang pipi kanannya

"sial, dia benar-benar membuatku mabuk" gumamnya lalu senyumnya kembali mengembang sebelum ia menancapkan gas melajukan mobilnya keluar dari pekarangan rumah mewah Alea dan kembali ke rumahnya

Sedangkan Alea kini sedang berjalan ke arah kamarnya dengan senyum yang tetap melekat di bibirnya

"wah, apakah anak mama sudah memiliki kekasih sekarang" Alea terkesiap melihat mamanya yang menggodanya dari sofa ruang tamu

"ah mama, sejak kapan disana? Mengejutkan saja"

"memang beda yang sedang dimabuk cinta, mama yang sedari tadi disini saja kau tidak melihatnya kan" Amora terkekeh melihat putrinya kini lebih berani menunjukkan banyak ekspresi

"dimabuk cinta apanya ma, aku hanya berjalan-jalan saja dengan..."

"kekasih barumu yang waktu itu menjemputmu kan" goda Amora lagi memotong perkataan Alea

"mama tahu dari mana?" Alea menatap Amora bingung

"nah berarti benarkan, ayo lah cerita dengan mama"

"ah mama membuatku malu"

Alea melanjutkan jalannya ke arah kamar, namun kini Amora mengikutinya, mendesak putri tunggalnya itu untuk menceritakan kisahnya dengan Elvio

"baiklah, mama tunggu disini, aku bersihkan badan dulu, nanti setelahnya aku akan menceritakannya"

"siap tuan putri" 

Mafia's TransmigrationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang