1. Mata air

50 4 0
                                    

Author Pov

Gling gling ting gling ting gling♪

Gamelan yang bersahutan dengan alat musik tradisional Jawa lain nya sangat merdu pada malam itu. Dari mulai anak-anak yang datang bersama keluarga nya atau manusia lain yang sedang menjalin asmara turut hadir dalam menyaksikan pertunjukan seni. Ujung ke ujung bangku dipenuhi oleh para pengunjung. Mendalami adegan demi adegan yang ditampilkan pada panggung pementasan.

"Wahai Dewi Sinta, akhirnya aku berhasil menculikmu. Di istanaku, kau akan menjadi permaisuriku dan tidak akan pernah lagi bersama Rama Wijaya”

"Oh Rama Wijaya, tolonglah aku. Rahwana telah menculikku dan membawaku jauh dari sini. Aku sangat merindukanmu"

Dialog tersebut adalah dialog dari cerita Ramayana yang diucapkan dari masing-masing masing peran. Pertunjukan Wayang, yang biasa disebut Wayang orang. Wayang orang adalah seni pertunjukan tradisional yang cukup populer, khususnya di tanah Jawa.

Dua diantara orang-orang ramai terdapat remaja yang dengan random nya menonton pertunjukan tersebut tanpa ada rencana.

Remaja tersebut adalah remaja rantau yang baru beberapa bulan pindah ke tanah Jawa dikarenakan perkuliahan. Mereka harus menyewa kost untuk tinggal, dengan sangat kebetulan mereka tidak mempunyai kerabat dikota itu. Semua harus diusahakan sendiri karena itu memang pilihan mereka.

"Sa, menurut lu pakde Rahwana ini tulus ga sama Sinta?"

Plak

Remaja yang bertanya itu menerima pukulan sedikit keras dari teman yang duduk disampingnya.

"Pakde, pakde lu kira pakde lu apa. Yang sopan manggilnya"

"Sakit sa, emang harus nya dipanggil apa dah?" Tanya nya sambil mengusap-usap kepala.

"Kakek"

——————————




Waktu sudah menunjukkan pukul 00.17 dini hari. Kedua remaja tersebut bergegas untuk pulang ke— kost. Kebetulan mereka memang satu kos dan kamar pun bersebelahan. Mereka sudah sedari SMP saling mengenal. Segala kenakalan sudah mereka coba. Tawuran, bolos, merokok dan banyak lagi.

"Besok lu kelas pagi apa ngga?"

Mereka berjalan melewati gang untuk menuju kostan yang memang sedikit masuk kedalam.

"Pagi, kenapa emang?"

"Anterin gua ke warung sastra, mau cari buku buat tugas gua, dimana-mana gua cari kaga ada itu buku"

"Aman dah, sekalian makan ye, geprek disana enak"

"Yeuu.. mau nya yang gratisan mulu"

"Maklum ta, akhir bulan. Menipis nih"

Selang beberapa menit, keduanya sampai pada gerbang depan kost-an. Untungnya kost yang mereka pilih cukup bebas, hanya dilarang untuk membawa narkoba dan minuman keras saja, selebihnya terserah ingin pulang jam berapapun. Dan satu lagi! Tidak diizinkan untuk lawan jenis menginap karena kost-an tersebut khusus wanita.

Di sana ada sepuluh kamar, tiga diantaranya kosong. Kamar empat dan lima mereka tempati. Fasilitas nya juga lumayan lengkap dengan harga yang terbilang murah.

"Maen dulu ta ke kamar gua sini" Ucapnya saat sampai didepan pintu kamar.

"Belum ngantuk kan lu?" Lanjut nya.

Jatukrama Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang