2. milik siapa?

193 36 9
                                    

Chiquita menenteng camping nya dengan gambar Naruto yang di hias langsung oleh sahabat Haruto yang seorang pelukis terkenal. Gadis cantik itu berjalan menelusuri sekolah dengan wajah sumringah, matanya terus menatap sekeliling dengan rasa penasaran yang membuncah.

Sampai akhirnya saat ia sampai di depan ruangan yang mengeluarkan suara musik dengan alunan indah, langkahnya yang panjang langsung terhenti. Chiquita menoleh, rasa penasaran terhadap suara tersebut semakin membara karena alunan nya yang terasa sangat menenangkan juga nyaman. Namun, saat ia hendak mengetuk pintu, teriakan seseorang yang memanggil nya langsung mengubah atensinya dari ruangan tersebut.

"Kamu yang di sana!" Chiquita menoleh, mendapati salah satu anggota OSIS yang berjalan mendekati nya. Ia tau seseorang itu adalah anggota OSIS karena almamater nya yang memang menjadi ciri khas di sini untuk memudahkan akses para peserta MOS.

"Kenapa berada di sini?" tanya OSIS tersebut keheranan. Chiquita tersenyum kikuk, pasalnya sejak awal ia berjalan-jalan hanyalah untuk melihat-lihat struktur sekolahan secara mandiri. Gadis itu bingung ingin menjawab apa sekarang setelah kepergok berpisah dari peserta MOS yang lain.

OSIS itu menghela nafas panjang, tangan nya menarik tangan Chiquita dan membawanya menuju Lapangan sekolah yang berada di depan. "Setelah ini jangan bersikap se-enaknya, kamu masih baru dan masih belum faham dengan daerah sekolah. Jadi berbaris rapih lah dengan yang lain."

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Chiquita berjalan di barisan dengan tenang, mendengarkan juga memperhatikan anggota OSIS yang menjadi pembina nya atas perkenalan struktur juga peraturan sekolah yang sudah di perintahkan oleh sang ketua tadi di Lapangan dengan khidmat.

Gadis cantik itu memerhatikan gedung gedung besar yang akan menjadi kelas nya nanti. Ia terlalu fokus sampai akhirnya tak sadar bahwa rombongan nya sudah berjalan jauh di depan meninggalkan dirinya yang masih fokus dengan halaman-halaman sekolah yang menjadi titik fokusnya.

Chiquita mengangguk samar, saat matanya ingin kembali memerhatikan sang pembina, matanya membulat sempurna. Panik melanda gadis itu saat mendapati dirinya yang tertinggal jauh dari rombongan. Chiquita panik, karena daerah ini sama sekali belum ia jelajahi tadi pagi.

Matanya mencari-cari rombongan dengan langkah kaki yang cepat, gusar rasanya ditinggal di tempat yang sama sekali Chiquita tidak tau sama sekali. Saking cepat langkahnya gadis cantik itu sampai tidak memerhatikan jalan dengan benar saking paniknya, sampai akhirnya saat ia hendak kembali fokus seseorang dari arah berlawanan muncul dan membuat tubuh keduanya tertabrak.

Suara dari fisik yang terbanting ke lantai menimbulkan suara yang cukup kencang di lorong, juga ringisan kecil yang terdengar dari ke-duanya. Bahkan camping Chiquita sudah terpental cukup jauh dari tempatnya terjatuh.

Chiquita membuka matanya perlahan, ringisan kecil dari sosok dihadapan nya membuat gadis itu merasa bersalah. Ia beranjak berdiri dari tempatnya dan mengulurkan tangannya lembut.

"eum.. maaf kak," ujar Chiquita merasa bersalah, terlebih lagi saat melihat tanda bahwa gadis dihadapannya adalah seorang kakel yang jauh lebih tinggi dari nya.

Gadis yang ditabrak Chiquita mulai membuka matanya, matanya yang tajam bersirobok langsung dengan mata hangat milik Chiquita. Melihat uluran tangan gadis itu, entah kenapa dirinya merasa seperti sedang diinjak injak.

Tangannya menepis kasar tangan Chiquita yang masih terulur membuat sang empu nya tersentak kaget. Gadis cantik itu semakin merasa bersalah sekarang, karena berpikir kakel nya itu marah karena kesalahan dirinya yang tidak memerhatikan jalan.

Disini lain, Ahyeon, tidak tau harus bagaimana. Ia ingin mengumpat tapi tenaga nya habis karena meladeni para sahabatnya tadi, jadi nya Ahyeon lebih memilih beranjak sendiri menggunakan tenaganya yang tersisa.

relationship with bullying [ chiyeon ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang