Gisella memandang penuh perhatian pada tas tas desainer mewah yang sedang dipresentasikan didepannya. PA yang ditugaskan melayaninya dengan lihai dan hati-hati memperlihatkan detail tas jutaan dolar itu.
Disebelahnya Valerie, sang sahabat ikut memperhatikan dengan saksama. Nona Velcan itu memang sedang shopping bersama dengan nona Romanov.
"Yang hitam saja" putus Gisella setelah memperhatikan tas tas itu.
"Aku juga" jawab Valerie setelahnya.
Sang PA mengangguk sopan dan mengundurkan diri untuk membungkus tas yang dibeli dua nona muda didepannya setelah menerima black card dari nona Romanov.
"So what happen?" tanya Valerie setelah sang PA menghilang. Gisella bersender nyaman di sofa empuk itu seolah enggan menjawab pertanyaan sang sahabat.
Suara ribut terdengar menyapa sesaat Valerie hendak bersuara. Terlihat sosok lelaki tegap menghampiri keduanya. Valerie mengernyit bingung saat melihat bahwa lelaki itu adalah Sergio yang datang dengan ekspresi marah yang sangat kentara di wajahnya.
Valerie menoleh pada Gisella, untuk melihat apakah ia bingung melihat Sergio sama seperti dirinya yang bingung. Namun, Gisella tidak menoleh melihat Sergio sama sekali. Seolah hadirnya Sergio tidak ada.
"Apa maksudmu mengatakan putus?" tanya Sergio langsung.
"You know as well. Putus Gio. Aku mau putus" jawab Gisella santai tanpa menoleh.
"But why baby?" tanya nya lagi namun kini dengan suara yang memelas.
"Sergio, aku bosan padamu" jawab Gisella sembari berdiri. "Masa bermain denganmu sudah habis, jadi aku mau putus."
Valerie ternganga melihat tontonan didepannya saat ini. Namun kemudian dia tersenyum mengejek pada Sergio. Sergio sendiri saat ini bungkam. Ia terlalu terkejut akan jawaban Gisella dan akan peristiwa ini.
Sadar akan keterkejutannya, Sergio bergegas mengejar Gisella dan Valerie yang sudah pergi dari hadapannya.
"Baby, please. Aku gamau putus" kata Sergio putus asa. Tangannya menggapai tangan Gisella yang bebas, namun segera dihempaskan oleh Gisella.
"Sergio, i said what i said. Jangan ganggu aku lagi" jawab Gisella meninggalkan Sergio yang saat ini menjadi perhatian beberapa orang di mall hari itu. Valerie sendiri hanya tersenyum mengejek menatapnya sembari mengikuti Gisella pergi.
"No Giselle, once you mine, you are always mine" bisik Sergio pada dirinya sendiri sembari tersenyum.
♡♡♡"It was crazy" kata Valerie saat mereka memasuki cafe dalam mall itu.
"No Val, it's not crazy. Memang sudah seharusnya begitu" jawab Gisella santai.
"Giselle, he is Graham. Keluarga nomor 1 di negara ini. Putus dengan alasan bosan? Ga takut kamu?" tanya Valerie geli.
"I am Romanov. A royal family in this country. Keluarga penguasa tertua, kalo kamu lupa" jawab Gisella santai.
"Yes i know that" jawab Valerie bangga.
Siapa yang tidak tau keluarga Romanov. Royal family yang masih eksis sampai saat ini. Keluarga yang saat ini menekuni bisnis dengan aset milyaran dollar, menjadikan mereka keluarga nomor 2 paling kaya dan berpengaruh di negaranya.
"Jadi selanjutnya apa? Wanna get new boy?" tanya Valerie dengan smirk khasnya.
"No. I wanna enjoy my single and free life" jawab Giselle.
"Oh yes, let's go party bitch" jawab Valerie bersemangat.
♡♡♡
"Hai Giselle sayang" sapa laki laki muda.
"Loh you are home?" tanya Gisella kaget melihat kehadiran sang kakak.
"Of course, just landed 3 hour ago. And first thing i did is jemput kamu" jawab sang kakak bangga.
"Oh wow, i really surprised" balas Gisella sembari memeluk sang kakak.
"Go home now princess?"
"Yes please" jawab Gisella sembari tersenyum.
Pintu mobil dibuka, mempersilahkan Gisella untuk masuk layaknya manner yang seharusnya dimiliki laki-laki.
Ucapan terima kasih dilontarkan Gisella dengan kemudian disusul masuk Yosef, sang kakak. Mobil itupun melaju sedang membelah jalanan ibukota yang sangat sibuk di sore hari itu.
"What happen between you and Sergio?" tanya Yosef.
"As you already wonder. Putus."
"So surprised. Kakak kira kalian bakalan langgeng. Soalnya Sergio keliatan bucin banget. Oh no, bulol sih, haha"
"I was bored of him. Udah waktunya berhenti main main juga kan. I wanna focus future" jawab Gisella dengan pandangan menerawang kedepan.
"Ya ga masalah sih. Apapun itu yang mau kamu lakukan, kakak dukung sih. Cuma kasian aja yaa Sergio"
"Apa yang harus dikasihankan. We just 18. Masa depan masi panjang kedepan. Dia juga uda waktunya menata masa depannya"
"I though you will be Mrs. Graham" jawab Yosef sembari cekikikan.
"I can handle anything else. Or maybe forever Ms Romanov. An expensive, haha" balas Gisella becanda.
"No, kakak lebih berharap kamu menjadi nyonya besar Graham" jawab Yosef serius.
"Why? So your gf will be the only Mrs Romanov?" tanya Gisella geli.
"Giselle, you already know what i talking about" jawab Yosef kesal.
Gisella tertawa mendengarnya. Kalimat yang ia lontarkan barusan hanyalah candaan. Kalaupun itu menjadi nyata, ia tidak masalah sama sekali. Hera, pacar kakaknya Yosef sangatlah pantas menjadi nyonya besar Romanov selanjutnya.
Tawa Gisella terhenti saat ia melihat pemandangan tak asing di belakangnya. Ada mobil sport merah yang ia kenali sebagai mobil milik Sergio mengikuti mobil mereka dari belakang.
'Mobilnya Gio kan? What are he doing?' Batin Gisella.
Samar samar bayangan Sergio terlihat, ia tersenyum smirk pada Gisella sembari bergumam 'Baby' dengan jelas. Sesudahnya ia tertawa dengan raut yang menyeramkan menurut Gisella.
"WTF????"
YOU ARE READING
Cage
Teen FictionGisella Yuvel Romanov lahir dalam keluarga termasyur di negaranya. Bungsu keluarga Romanov yang merupakan royal family ini memiliki segalanya. Hidupnya sempurna. Sergio Graham juga memiliki semuanya. Hidupnya juga sempurna. Namun satu hal yang tida...